Review musim 2018: Gerry Salim
Gerry Salim nampak kesulitan saat menjalani dua kejuaraan di Eropa musim ini.
Usai merengkuh titel Asia Road Racing Championship 2017 kelas Asia Production 250, Gerry melanjutkan karier di dua ajang sekaligus, yakni Red Bull Rookies Cup dan CEV Moto3. Pembalap asal Surabaya itu tetap memakai nomor 31 pada motor balapnya.
Dari 12 balapan di kejuaraan rookie Red Bull, Gerry mengumpulkan 23 poin, dimulai dari putaran ketiga di Assen dengan total 10 angka. Sayang ia tak mampu memanfaatkan start ketiga di Mugello setelah gagal menyelesaikan balapan.
The Bonex menambah masing-masing satu dan delapan poin pada balapan kedua Sachsenring dan Red Bull Ring. Ia sempat pulang dengan tangan hampa di Misano dan Aragon (Race 1), sebelum menutup musim dengan torehan empat angka di Race 2.
Pembalap berusia 20 tahun itu juga menjalani 12 putaran di ajang CEV Moto3. Pun demikian, Gerry hanya berhasil mendapat satu poin di Albacete. Sungguh berbanding terbalik dengan pencapaiannya di Red Bull Rookies Cup.
Statistik Gerry Salim di Red Bull Rookies Cup
|
Balapan | 12 |
Start rata-rata | 13,57 |
Finis rata-rata | 9,66 |
Tidak finis (DNF) | 4 |
Klasemen akhir | 18/24 pembalap |
Poin | 23 |
Statistik Gerry Salim di CEV Moto3
|
Balapan | 12 |
Start rata-rata | 25,25 |
Finis rata-rata | 17,25 |
Tidak finis (DNF) | 2 |
Klasemen akhir | 35/38 pembalap |
Poin | 1 |
Adaptasi di Eropa
Saat ditemui dalam sebuah event di Jakarta, Gerry mengaku masih membiasakan diri dengan jadwal latihan baru yang lebih padat.
“Gerry banyak latihan fisik, non-stop selama satu minggu. Paginya latihan fisik, sementara siang sampe sorenya latihan motor, berbeda jika dibandingkan dengan Asia,” bebernya.
"Di Asia, kita selesai balap terus lihat jadwal balap selanjutnya masih jauh, jadi bisa istirahat antara tiga sampai lima hari. Sementara di Eropa, selesai balap Senin kembali latihan untuk menjaga stamina, biasanya nge-gym atau bersepeda," imbuh Gerry.
Selain ritme latihan, ia mengaku terbebani dengan kondisi jauh dari teman dan keluarga. Tapi Gerry berusaha untuk tetap menikmati masa-masa di 'Benua Biru'.
“Motivasi agar tidak jenuh sih Gerry harus lebih enjoy tinggal di sana, agar lebih termotivasi. Sekarang Gerry belum ngerasa enjoy, jadinya sedikit terbebani tinggal di sana karena rutinitas latihan motor dan fisik tiap hari,” akunya.
“Di sana [Eropa] juga gak ada teman dan keluarga, keluar rumah nge-gym, pulang makan siang berangkat lagi latihan motor," tutup Gerry.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Eropa merupakan salah satu tempat menjanjikan bagi pembalap untuk mengasah kemampuan. Raihan satu musim Gerry di Asia musim lalu tentu tak bisa dibandingkan dengan pencapaian sepanjang 2018, mengingat pesaingnya datang dari lebih banyak negara. Nampaknya ia perlu waktu lebih banyak untuk mengeluarkan potensi terbaik.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.