Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Lontaran Kekecewaan Dominique Aegerter Usai Kehilangan Titel MotoE

Pembalap Intact GP, Dominique Aegerter, kecewa berat atas keputusan Race Direction yang menjantuhkan penalti 38 detik kepada dirinya pada seri final MotoE 2021 di Misano, San Marino.

Dominique Aegerter, Dynavolt Intact GP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Misano World Circuit Marco Simoncelli menjadi tuan rumah putaran akhir kejuaraan dunia balap motor listrik MotoE. Tak pelak, dua lomba yang digelar pun jadi titik penghabisan dua penantang kuat, Aegerter dan Jordi Torres.

Sebenarnya masih ada pesaing lainnya. Namun, baik Alessandro Zaccone serta Eric Granado, tersingkir saat Race 1. Alhasil, penentuan gelar juara mengerucut antara Aegerter dengan Torres.

Tensi yang meninggi akibat pertarungan sengit pecah ketika Aegerter dan Torres bersenggolan di Tikungan 14 pada lap terakhir. Bentrokan itu menyebabkan Torres jatuh, sedangkan Aegerter melenggang mulus ke garis finis.

Usai dilakukan investigasi, Race Direction memutuskan untuk menghukum Aegerter berupa penalti waktu sebesar 38 detik. Pembalap Swiss itu pun jadi finis ke-12, dan titel diklaim Torres yang unggul 7 poin dalam klasemen akhir.

“Saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana untuk menjelaskan apa yang saya rasakan saat ini. Kami berjuang untuk kejuaraan, kami menjalani musim yang kuat dan tentu saja, hari ini saya mencoba memenangi kejuaraan ini,” tutur Aegerter mengutip laman resmi Intact GP.

Mantan pembalap Moto2 itu mengungkapkan, start yang tidak bagus menempatkan posisinya dalam situasi tak menguntungkan. Bagaimana dia harus terjebak di antara Matteo Ferrari dan Mattia Casadei.

Aegerter lalu berhasil melepaskan diri dan mulai memburu Torres yang sedang memimpin balapan. “Saya melewatinya beberapa kali sehingga dia tahu betul bahwa saya ada di sana. Dia juga tahu bahkan jika saya melewatinya, dia akan tetap menjadi Juara Dunia,” ucapnya.

“Jadi, pada lap terakhir saya menyalipnya dua kali dan masuk ke Tikungan 14. Dia tahu saya akan datang dari dalam seperti lap sebelumnya dan saya akan mengerem lebih lambat darinya.

“Dia mempertahankan racing line-nya yang mengakibatkan menyentuh roda belakang saya dan dia tersingkir keluar dari balapan. Tentu saja, saya tidak bermaksud membuatnya jatuh, tetapi saya berada di sisi dalam.”

 

Lebih lanjut, Aegerter mengatakan, para pembalap pasti akan mengambil risiko untuk memenangi gelar juara. Ditambah singkatnya jumlah lap balapan MotoE, memaksa mereka untuk terus menekan hingga batas.

“Saya meminta maaf kepadanya atas manuver ini karena saya pembalap yang adil,” ucapnya.

“Saya tidak meninggalkan trek, tetapi ketika saya memasuki parc ferme, Race Director memberi saya penalti 38 detik yang sama dengan penalti ride-through.

“Tim saya dan saya tidak memahami keputusan yang keras ini, jadi kami pergi ke Race Direction untuk mengajukan banding, namun mereka tidak menerimanya dan hukuman ini tetap ada.

“Saya masih finis kedua di kejuaraan, tapi saya tentu saja tidak senang dengan keputusan mereka. Saya sangat kecewa dan tidak bisa bicara lebih banyak saat ini karena sangat menyedihkan ketika balapan dan kejuaraan diputuskan di atas kertas.”

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Hasil Race 2 MotoE San Marino: Jordi Torres Juara Dunia
Artikel berikutnya Regulasi MotoE 2022, Dua Balapan dan Format Baru Kualifikasi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia