Ketika Indonesia jadi tuan rumah "Piala Dunia"
Ingatkah Anda ketika Sirkuit Sentul pernah menjadi tuan rumah gelaran balap roda empat skala internasional, A1GP, yang memiliki slogan "World Cup of Motorsport"?
Foto oleh: Sutton Images
Sempat mati suri pascakrisis moneter, motorsport Indonesia bangkit lagi pada 2006. Perlahan namun pasti, kegiatan balap regional seperti Formula 3 Asia tetap mengisi kalender balap di Sentul.
Saat kalender pertama balap A1GP resmi dirilis, Sentul ditunjuk untuk menyelenggarakan balapan pada 12 Februari 2006. Berbagai pembenahan pun mulai dipersiapkan Tinton Soeprapto, pengelola Sentul, dengan timnya.
Sirkuit internasional yang diresmikan pada 1993 itu akhirnya kembali cantik, dengan balutan warna putih di grandstand dan area pit stop. Sebelumnya, Sentul bisa dikatakan cukup suram, dengan warna biru di area sekitar start finis, serta kualitas aspal kurang layak.
Renovasi besar-besaran di Sentul mendapat apresiasi dari FIA dengan kenaikan kelas ke Grade 2, setelah sebelumnya berada di Grade 3.
Bila telah mengikuti perkembangan motorsport sejak gelaran GP 500 di Sentul pada 1996 dan 1997, tentu muncul lagi kebanggaan saat sirkuit permanen di Bogor tersebut kembali didandani dengan apik. Peremajaan sirkuit tersebut layak disebut sebagai simbol optimisme terhadap dunia balap dalam negeri, di tengah upaya pemulihan ekonomi setelah badai krisis keuangan akhir 90an.
Tim balap Indonesia juga turut berlaga membuktikan kapasitasnya, dengan Ananda Mikola sebagai pembalap mobil berwarna merah putih.
SBY datang ke Sentul dengan motor
Sheikh Maktoum Hasher Maktoum Al Maktoum, Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia keenam
Foto oleh: Sutton Images
Ada kisah unik mewarnai balapan A1GP perdana di Indonesia. Antusiasme warga sangat besar, mengakibatkan jalan menuju Sentul macet parah. Banyak orang terjebak di jalan demi menonton Feature Race Minggu, termasuk Presiden Keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Tim Paspampres kewalahan untuk menyibak arus kendaraan. Demi mengejar upacara pembuka, SBY menumpang motor salah satu pengawalnya.
Beruntung, Sang Presiden masih bisa memberi pidato sambutan singkat jelang start A1GP Indonesia, bersama pendiri balap antar negara se-dunia, Sheikh Maktoum.
“Alhamdulillah, ini peristiwa sangat besar. Saya datang dengan sepeda motor karena macet jalannya,” komentar SBY pada pidato pembuka. “Ini tidak mengurangi semangat kita menggelar A1GP. Jaya untuk Indonesia!”
Sheikh Maktoum mengungkapkan terima kasih kepada SBY yang mendukung event A1GP perdana di Sentul yang dipenuhi para penonton.
“Terima kasih kepada Pak Presiden, telah mendukung A1GP Indonesia,” ucap Sheikh Maktoum kepada SBY. “Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi.
“Gelaran di Sentul ini merupakan terbesar kedua setelah di Durban. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh suporter dari seluruh dunia. Sekitar 80 persen populasi dunia direpresentasikan di ajang ini.”
Kemacetan di sepanjang jalan menuju Sentul terbukti dengan kehadiran 50.000 penonton yang memadati berbagai area tribun Sentul.
Deputi Pengembangan Olahraga Menpora kala itu, Djohar Arifin Husin, kagum dengan ketertiban para penonton, kendati sirkuit penuh dengan lautan suporter dalam dan luar negeri.
“Di tribun Sirkuit Sentul penuh dengan penonton dengan atribut atau bendera masing-masing negara, tapi tidak ada terjadi keributan,” ungkap Djohar.
Di tahun yang sama, Indonesia kembali menggelar A1GP Sentul pada 10 Desember 2006. Nicolas Lappiere dan Sean McIntosh masing-masing menjadi pemenang Sprint dan Feature Race balapan Februari, sedangkan Jonny Reid menguasai Sentul di balapan A1GP akhir tahun.
Meski gemilang dalam penyelenggaraan A1GP, timnas Indonesia A1GP tampil kurang memuaskan. Ananda Mikola finis ke-18 dari 25 negara peserta di musim perdana A1GP, sedangkan di musim kedua, Indonesia hanya meraih satu poin di klasemen akhir tim.
Efek domino A1GP
Davide Valsecchi
Foto oleh: GP2 Series Media Service
Pembenahan sirkuit membawa angin segar bagi Sentul. Berbagai event luar negeri sempat singgah, seperti Speedcar Series, balap mobil stock car, serta Asian Festival of Speed, yang menghadirkan berbagai disiplin balap seperti open wheel dan sports car.
GP2 Asia juga sempat singgah di sirkuit di Bogor pada 2008, dengan Sebastien Buemi dan Fairuz Fauzy sebagai pemenang balapan 1 dan 2.
Sirkuit Internasional Lippo Village dipersiapkan menjadi tuan rumah A1GP untuk musim 2008-2009 namun gagal karena melampaui tenggat waktu pembangunan dan tidak sempat dihomologasi FIA.
Meski telah tiada, A1GP telah kembali membangkitkan antusiasme motorsport dalam negeri. Puluhan ribu fans tersebut seolah menjadi saksi, tidak peduli roda dua atau empat, event balap internasional bisa menjadi tali pemersatu di tengah keragaman tiap Warga Negara Indonesia.
Belakangan ini, muncul wacana perombakan layout sirkuit oleh desainer kenamaan Hermann Tilke untuk memenuhi standar balap internasional. Namun hingga kini, masih belum jelas rimba perencanaan tersebut.
Sentul merayakan ulang tahun ke-25 dengan gelaran ISSOM Night Race, 17 dan 18 Agustus pekan ini. Semoga, baik Sentul maupun sirkuit Indonesia lainnya bisa tetap berkontribusi memajukan dunia motorsport dalam negeri. Jaya terus Tanah Airku, Merdeka!
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments