Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

12 Motor Ikonik Kelas Premier

Kelas premier Kejuaraan Dunia Balap Motor, 500 cc dan MotoGP, selalu menarik disimak. Bukan hanya teknologi yang diaplikasi tetapi juga pencapaiannya yang fantastis.

Alex Rins, Team Suzuki MotoGP

Alex Rins, Team Suzuki MotoGP

Gold and Goose / Motorsport Images

Sejak kali pertama dilombakan di Kejuaraan Dunia Balap Motor pada 1949, kelas tertinggi (premier) – 500 cc pada 1949-2001 dan MotoGP mulai 2002 sampai sekarang – selalu paling menarik perhatian.

Bukan hanya karena teknologinya yang berkembang sangat pesat inovatif namun juga pencapaian yang diraih motor-motor kelas tersebut. Berikut 12 motor ikonik kelas premier versi Motorsport Indonesia.

12. KTM RC16 2020

KTM RC16 versi 2020 yang dipakai di MotoGP musim ini menjadi motor pertama di era MotoGP yang mampu menang dengan sasis baja tubular (bulat) dan suspensi depan WP.

KTM RC16 versi 2020 yang dipakai di MotoGP musim ini menjadi motor pertama di era MotoGP yang mampu menang dengan sasis baja tubular (bulat) dan suspensi depan WP.

Foto oleh: KTM Images

KTM RC16 ini mampu memenangi dua lomba pada MotoGP 2020 lewat pembalap tim pabrikan Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing) di GP Rep. Ceko, seri ketiga, dan andalan skuad satelit Miguel Oliveira (Red Bull KTM Tech3) di GP Prancis, seri kelima.

KTM RC16 menjadi ikonik karena inilah motor pemenang lomba MotoGP pertama dengan sasis baja tubular dan suspensi depan WP, yang juga produk lansiran KTM.

KTM RC16 juga menjadi motor pemenang tanpa suspensi depan Ohlins pertama sejak Honda RC213V milik Dani Pedrosa memenangi GP Valencia 2009.

11. Suzuki GSX-RR 2019

Suzuki GSX-RR 2019 andalan Alex Rins diyakini menjadi acuan data saat mendesain versi 2020 yang mampu merebut gelar juara dunia pembalap (Joan Mir) dan tim pada MotoGP 2020.

Suzuki GSX-RR 2019 andalan Alex Rins diyakini menjadi acuan data saat mendesain versi 2020 yang mampu merebut gelar juara dunia pembalap (Joan Mir) dan tim pada MotoGP 2020.

Dua kemenangan Alex Rins di MotoGP 2019, GP Amerika dan GP Inggris, dengan GSX-RR menjadi sukses pertama Suzuki mampu memenangi lebih dari satu kali balapan dalam semusim di kelas utama sejak Kenny Roberts Jr melakukannya di kelas 500 cc pada 2000.

Berbekal data dari versi 2019, Suzuki mengembangkan GSX-RR hingga menjadi motor dengan performa paling konsisten di MotoGP 2020.

Suzuki GSX-RR memenangi dua balapan dan 11 podium serta mengantar Joan Mir juara dunia dan Rins keempat klasemen akhir. Suzuki juga mampu menjadi juara dunia tim di MotoGP 2020. 

10. Ducati Desmosedici 2016

Ducati Desmosedici GP16 geberan Andrea Dovizioso menjadi ikonik berkat peranti aerodinamika yang rumit yang sudah dirintis sejak versi sebelumnya, GP15.

Ducati Desmosedici GP16 geberan Andrea Dovizioso menjadi ikonik berkat peranti aerodinamika yang rumit yang sudah dirintis sejak versi sebelumnya, GP15.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Ducati tidak mampu memenangi lomba MotoGP sepeninggal Casey Stoner pada akhir 2010. Mereka baru bangkit lewat Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso dengan memenangi dua lomba, GP Inggris dan GP Australia, di atas Ducati Desmosedici GP16 pada 2016.

Ducati Desmosedici GP16 layak dikatakan motor revolusioner karena sudah mengadopsi peranti aerodinamika yang disempurnakan berupa sayap-sayap mini (winglets) yang kali pertama dipasang di Desmosedici versi 2015 (GP15).   

Desmosedici 2016 langsung menghentak dengan membuat rekor top speed 351,15 km/jam lewat Iannone di Qatar. Iannone mempertajamnya di Mugello dengan 354,9 km/jam.

9. Honda RC213V 2014

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, mampu memenangi 13 kemenangan pada MotoGP 2014 di atas Honda RC213V. Total, RC213V 2014 mampu memenangi 14 balapan dari 18 lomba.

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, mampu memenangi 13 kemenangan pada MotoGP 2014 di atas Honda RC213V. Total, RC213V 2014 mampu memenangi 14 balapan dari 18 lomba.

Foto oleh: Repsol Media

Di tangan Marc Marquez, Honda RC213V mampu memenangi 10 balapan berntun di MotoGP 2014. Pada akhir musim, Marquez mencatat 13 kemenangan dalam 18 balapan. Rekor baru untuk jumlah kemenangan terbanyak kelas utama dalam semusim.

Tambahan satu kemenangan dari Dani Pedrosa membuat RC213V 2014 mampu memenangi 14 balapan MotoGP saat itu. Gelar juara dunia pembalap (Marquez) dan konstruktor pun disabet Honda.

8. Ducati Desmosedici 2007

Casey Stoner, Ducati Marlboro Team, merajai MotoGP era mesin 800 cc dengan memenangi 10 balapan dan 14 podium dari 18 lomba pada 2007 di atas Ducati Desmosedici GP7.

Casey Stoner, Ducati Marlboro Team, merajai MotoGP era mesin 800 cc dengan memenangi 10 balapan dan 14 podium dari 18 lomba pada 2007 di atas Ducati Desmosedici GP7.

Foto oleh: Hazrin Yeob Men Shah

Tahun pertama MotoGP era mesin 800 cc (sampai 2011) menjadi milik Ducati lewat Desmosedici GP7. Casey Stoner mampu mengatasi liarnya tenaga dan sulitnya handling Desmosedici GP7 dengan memenangi 10 balapan dan 14 podium dari 18 lomba.

Stoner pun menjadi juara dunia pembalap, pertama dan satu-satunya bagi Ducati sejak turun di kelas utama pada 2003. Ducati juga merebut gelar konstruktor pertamanya di MotoGP pada 2007 (lalu kedua pada 2020 ini).

7. Roberts KR211V 2006

Roberts KR211V yang digeber Kenny Roberts Jr hingga kini menjadi satu-satunya motor buatan tim privat (Team Roberts) yang mampu naik podium di era MotoGP.

Roberts KR211V yang digeber Kenny Roberts Jr hingga kini menjadi satu-satunya motor buatan tim privat (Team Roberts) yang mampu naik podium di era MotoGP.

Foto oleh: Bob Heathcote

Roberts KR211V menjadi satu-satunya motor buatan tim privat (Team Roberts) yang mampu naik podium di era MotoGP. Menggunakan basis mesin Honda V5 990 cc dari RC211V, Kenny Roberts Jr mampu naik podium ketiga di GP Catalunya dan GP Portugal (plus fastest lap).

Baca Juga:

6. Yamaha YZR-M1 2005

Yamaha YZR-M1 2005 mampu merebut triple crown dengan merebut gelar pembalap (Valentino Rossi), tim (Gauloises Yamaha), dan konstruktor pada MotoGP 2005.

Yamaha YZR-M1 2005 mampu merebut triple crown dengan merebut gelar pembalap (Valentino Rossi), tim (Gauloises Yamaha), dan konstruktor pada MotoGP 2005.

Foto oleh: Gauloises Fortuna Racing

Valentino Rossi membuat sejarah dengan merebut gelar pembalap pada MotoGP 2004, pertama di kelas utama dalam 12 tahun sejak terakhir Wayne Rainey di kelas 500 cc 1992. Tapi, saat itu Yamaha masih kalah dari Honda di kategori konstruktor.

Setahun berkutnya, dengan pengembangan yang dibantu Rossi, Yamaha YZR-M1 2005 mampu merebut triple crown dengan merebut gelar pembalap (Rossi), tim (Gauloises Yamaha), dan konstruktor pada MotoGP 2005.  

5. Honda RC211V 2002

Honda RC211V mampu memenangi 14 dari 16 balapan MotoGP musim 2002 yang 11 di antaranya dibuat Valentino Rossi, pembalap Repsol Honda Team.

Honda RC211V mampu memenangi 14 dari 16 balapan MotoGP musim 2002 yang 11 di antaranya dibuat Valentino Rossi, pembalap Repsol Honda Team.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Mengusung mesin V5 990 cc yang sangat bertenaga, Honda RC211V langsung menggebrak pada musim pertama era MotoGP, mesin 990 cc 4-tak.

Honda RC211V mampu memenangi 14 dari 16 balapan musim 2002 yang 11 di antaranya dibuat Valentino Rossi – lainnya: Alex Barros 2 dan Tohru Ukawa 1 – untuk mengantarnya menjadi juara dunia pertama di era MotoGP.

4. MV Agusta 500-Triple 1968

Giacomo Agostini di atas MV Agusta 500-Triple versi 1972 saat memastikan gelar ketujuh beruntunnya di kelas 500 cc.

Giacomo Agostini di atas MV Agusta 500-Triple versi 1972 saat memastikan gelar ketujuh beruntunnya di kelas 500 cc.

Foto oleh: Uncredited

Bisa dibilang inilah motor paling sukses sepanjang kelas utama Kejuaraan Dunia Balap Motor. Giacomo Agostini mampu menyapu bersih seluruh 10 balapan di kelas 500 cc Kejuaraan Dunia Balap Motor 1968 dengan MV Agusta 500-Triple (juga sering disebut Three atau Tre).

Mesin tiga silinder segaris berkapasitas 500 cc yang dipakai MV Agusta 500-Triple mampu mengeluarkan tenaga 78 hp dengan kecepatan puncak (top speed) menembus 162 mil/jam atau setara 261 km/jam, fantastis untuk ukuran saat itu.

MV Agusta 500-Triple diturunkan mulai 1966 dan menjadi penerus MV Agusta 500-4. Dengan MV Agusta 500-Triple, Agostini merebut tujuh gelar kelas 500 cc beruntun pada 1966-1972. Agostini memenangi 57 lomba dari total 76 balapan dalam kurun waktu tujuh tahun tersebut.

Kehebatan 500-Triple juga dibuktikan dengan mengantar MV Agusta memenangi gelar konstruktor beruntun kelas 500 cc pada 1967 sampai 1972.

3. Suzuki RG 500 1976

Suzuki RG 500 sangat dominan pada 1976, saat membawa Barry Sheen juara dunia kelas 500 cc. Dari 12 posisi atas klasemen akhir, 11 pembalap menggunakan RG 500.

Suzuki RG 500 sangat dominan pada 1976, saat membawa Barry Sheen juara dunia kelas 500 cc. Dari 12 posisi atas klasemen akhir, 11 pembalap menggunakan RG 500.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Suzuki RG 500 menjadi salah satu ikon saat kelas utama era 500 cc 2-tak karena motor ini merupakan produksi massal yang diturunkan di Kejuaraan Dunia Balap Motor antara 1974 sampai 1980.

Program motor hasil karya Makoto Hase yang menggunakan mesin square-four – dua piston ditempatkan terpisah dengan poros engkol (crankshaft) terpisah diposisikan sejajar – dimulai pada era 1960-an.

Suzuki RG 500 versi 1976 mampu mengantar Barry Sheene merebut gelar pertamanya di kelas 500 cc setelah lima kali memenangi lomba, enam podium, dan empat pole position dari 10 lomba.

Bukti dominasi Suzuki di kelas 500 cc musim 1976 adalah 11 dari 12 pembalap di posisi atas saat itu semua menggunakan RG 500.

Setahun berikutnya, Sheene kembali merebut gelar kelas 500 cc namun dengan versi upgrade dari RG 500, yakni Suzuki RGA500. Dengan RGA500, Sheene enam kali naik podium utama dengan total tujuh podium, dan tujuh pole position dari 11 balapan.  

2. Yamaha YZR500 1990

Yamaha YZR500 yang dipakai Wayne Rainey pada 1990, OWC1, diyakini menjadi varian paling fenomenal di antara motor-motor 2-tak buatan Yamaha di kejuaraan dunia.

Yamaha YZR500 yang dipakai Wayne Rainey pada 1990, OWC1, diyakini menjadi varian paling fenomenal di antara motor-motor 2-tak buatan Yamaha di kejuaraan dunia.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Yamaha YZR500 turun di kelas 500 cc antara 1973 sampai 2002. Mampu merebut 10 gelar juara dunia pembalap masing-masing lewat Giacomo Agostini (1975), Kenny Roberts (1978, 1979, 1980), Eddie Lawson (1984, 1986, 1988), dan Wayne Rainey (1990, 1991, 1992).

Sembilan gelar konstruktor juga mampu direbut Yamaha dengan YZR500 masing-masing pada 1974, 1975, 1986, 1987, 1988, 1990, 1991, 1993, dan 2000.

Di antara 28 tipe YZR500, seri OWC1 mungkin yang paling fenomenal. Saat merebut gelar pertamanya, Wayne Rainey mampu memenangi tujuh lomba, 14 podium, tiga pole position, dan enam fastest lap.    

1. Honda NSR500 1997

Alex Criville, pembalap Repsol Honda Team, melesat dengan Honda NSR500 di lomba kelas 500 cc GP Inggris 1997.

Alex Criville, pembalap Repsol Honda Team, melesat dengan Honda NSR500 di lomba kelas 500 cc GP Inggris 1997.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Honda NSR500 turun di kelas 500 cc pada 1984-2002 mampu 132 kali memenangi lomba. Itu termasuk rekor 23 kemenangan beruntun yang belum terpecahkan hingga kini, sejak akhir musim 1996 sampai 1998.

Namun, NSR500 1997 bisa dibilang yang paling ikonik. Bagaimana tidak? NSR500 yang bermesin 499 cc 2-tak V4 dengan tenaga lebih dari 200 daya kuda mampu menyapu bersih seluruh 15 lomba kelas 500 cc pada musim tersebut.

Mick Doohan memenangi 12, Alex Criville dua, dan Tadayuki Okada satu. Doohan memecahkan rekor kemenangan terbanyak dalam satu musim yang sebelumnya dibuat Giacomo Agostini dengan MV Agusta pada 1972 (11 kemenangan). 

Total, Honda NSR500 mampu merebut 10 gelar juara dunia pembalap – Freddie Spencer (1985), Wayne Gardner (1987), Eddie Lawson (1989), Mick Doohan (1994-1998), Alex Criville (1999), dan Valentino Rossi (2001) – dan 11 juara konstruktor (1984, 1985, 1989, 1992, 1994-1999, 2001).  

 

 

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bautista Tawarkan Diri Bantu Honda di MotoGP
Artikel berikutnya Meregalli Tegaskan Pembalap Yamaha Tetap Termotivasi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia