Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

8 Pembalap F1 Ini Dapat Penilaian dari Helmut Marko

Delapan pembalap binaan Red Bull saat ini menghiasi grid Formula 1. Konsultan motorsport tim raksasa asal Austria tersebut, Helmut Marko, memberi penilaian kepada mereka.

Helmut Marko, Consultant, Red Bull Racing, andMax Verstappen, Red Bull Racing

Mark Sutton / Motorsport Images

Marko merupakan sosok yang lugas dan tak segan menegur para pembalap dengan keras. Meski begitu, tak ada satu pun yang sakit hati.

Mereka malah senang mendapat teguran dan masukan dari pria yang sudah bertahun-tahun bekerja di Red Bull itu.

Dalam Red Bulletin, majalah internal Red Bull, Marko mengungkapkan pendapatnya tentang masing-masing pilot.

1. Daniel Ricciardo Kurang Konsisten

Pembalap Australia itu memperkuat Die Roten Bullen pada 2014-2018. Ricciardo memenangi tujuh balapan dalam tempo tersebut dan bertengger di peringkat ketiga musim 2014 dan 2016.

Namun, bagi Marko itu tidak cukup karena ia butuh konsistensi di grup depan. Faktor ini tidak bisa ditunjukkan Ricciardo.

“Pada tahun pertamanya di Red Bull, dia mengalahkan Sebastian Vettel dengan tiga kemenangan dan Seb nol. Namun, kehadiran Max menjadi titik tolak dalam kariernya. Alih-alih ingin bertarung, dia selalu memilih jaga jarak,” ujar Marko.

“Dan setiap orang tahu apa yang memicu itu. Sungguh disesalkan, karena dia selalu menyenangkan diajak kerja sama. Kecepatannya bisa dibandingkan dengan Max, tapi kurang konsisten.”

2. Sebastian Vettel Suka Menganalisis

Kerja keras dan kemampuan analisis mengagumkan jadi modal Vettel untuk mengalahkan rekan setimnya Mark Webber sekaligus merebut empat titel Formula 1.

“Dia mampu memanfaatkan secara penuh kualitas tekniknya. Itu juga kenapa dia mengungguli pembalap berbakat seperti Mark Webber,” Marko menjelaskan.

“Sampai batas tertentu, Seb mengingatkan saya pada Niki Lauda, bedanya Niki lebih tua darinya ketika tiba di Formula 1.”

3. Hubungan Buruk Sainz-Verstappen

Carlos Sainz Jr membuat Marko terkesan saat awal bergabung dengan Red Bull. Ia disebut lebih cepat daripada Vettel di tikungan cepat. Namun, semua menjadi buruk saat pilot Spanyol diduetkan dengan Max Verstappen di Toro Rosso.

“Dia kurang beruntung memiliki Max di garasi sebelah. Atmosfer antara keduanya di Toro Rosso sangat toksik dan saya tidak melihat cara untuk mempertahankan keduanya bersama kami. Jelas bahwa dia ke Renault, McLaren dan kemudian Ferrari.”

 

4. Alex Albon Kurang Tangguh

Alex Albon memiliki bakat bagus yang tersia-siakan. Ia langsung mengisi peringkat ketujuh pada tahun debut bersama Toro Rosso, pada 2019. Saat ditarik ke Red Bull, pembalap berdarah Thailand naik dua tangga, bahkan mempersembahkan dua podium.

Namun, prestasi tersebut tidak mengesankan bagi petinggi Red Bull sehingga ia diparkir ke balapan lain seperti DTM.

Insiden yang terjadi dengan Lewis Hamilton, di Brasil 2019 dan Austria 2020, menunjukkan kualitas dan mentalitasnya.

“Alex sangat kencang, tapi saya ingin tahu jika mungkin dia tidak terlalu bagus. Dia sedikit seperti David Coulthard, semua orang menyukainya. Dia tidak cukup tangguh,” tandasnya.

5. Yuki Tsunoda Anomali Pembalap Jepang

Pembalap muda Jepang, Yuki Tsunoda, menimbulkan masalah bagi AlphaTauri dengan temperamennya. Ia tertolong oleh penampilan jempolan sejak jadi rookie F1 2021.

“Dia sangat cepat. Yuki berbeda dari pembalap Jepang, biasanya mereka sopan dan disiplin, tapi dia tak punya hal itu,” kata Marko.

“Kami percaya kepadanya dan potensi sangat besar. Ketika dia tidak berada di bawah tekanan, dia sangat lucu dan baik. Dia suka dunia, meski tidak ada yang bisa bersikap ramah seperti dia.”

Baca Juga:

6. Pierre Gasly Suka Cari Alasan

Pada pertengahan 2019, Gasly didepak karena dianggap kurang bagus di Red Bull. Ia pun diturunkan ke tim pelanggan, Toro Rosso yang ganti nama jadi AlphaTauri. Di sana, penampilannya menjanjikan.

“Kerja sama dengan Red Bull tidak berhasil karena dia selalu cari alasan alih-alih menghadapi kesalahannya. Sekarang, dia adalah pemimpin tim dan melakoni pekerjaan luar biasa dengan AlphaTauri,” katanya.

“Seperti rekan setimnya, Francois Cevert, dia kencang, bandel tap dia menyukainya.”

7. Sergio Perez Terancam dengan Verstappen

Pembalap Meksiko itu kerepotan dengan proses adaptasi dengan Red Bull, setelah pindah dari Racing Point. Ia baru menemukan ritme pada tahun kedua, dengan RB18.

“Dia datang ke sini dengan kemenangan dan kehadirannya sangat positif. Ketika berjumpa Max dan itu membuatnya insecure, terutama dalam kualifikasi,” Marko menuturkan.

“Namun, dia bisa kembali. Sekarang, dia memilih hotelnya, punya penasihat sendiri dalam tim dan meski begitu, saya tidak tahu apa yang sebenarnya mereka kerjakan, mereka orang bagus.”

8. Max Verstappen Paling Kencang

Juara bertahan F1, Max Verstappen, mendapat komentar paling positif. Pembalap Belanda tersebut diklaim paling kencang dalam sejarah Red Bull di ajang tersebut.

“Dia adalah pembalap paling komplet, punya talenta yang hanya terlihat sekali dalam satu dekade. Kecepatan dan kepercayaan dirinya unik,” ia memuji.

“Dia tidak sembunyi dan berani bicara tanpa rasa takut dalam wawancara. Untuk mengemudi, tidak ada yang lebih cepat darinya pada satu lap saat ini.

“Bakatnya dalam kompetisi diperlihatkan sejak awal, kemenangan pertama di Barcelona adalah contoh hebat dari itu.”

Pierre Gasly, Yuki Tsunoda, AlphaTauri

Pierre Gasly, Yuki Tsunoda, AlphaTauri

Foto oleh: AlphaTauri

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lewis Hamilton Berupaya Bangun Kerajaan Bisnis
Artikel berikutnya Charles Leclerc Berharap Ferrari Segera Atasi Masalah Keandalan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia