Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Acosta Idolakan Schwantz Gara-gara Ayahnya

Pedro Acosta merupakan fenomena dalam Kejuaraan Dunia Balap Motor tahun ini. Namun, mungkin banyak hal yang belum diketahui tentang rookie Moto3 berusia 17 tahun itu.

Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Gold and Goose / Motorsport Images

Pada musim debutnya di kejuaraan dunia Pedro Acosta tampil sensasional. Turun sebagai rider Red Bull KTM Ajo, ia mampu mengungguli senior-seniornya untuk memimpin klasemen Moto3 2021.

Acosta mengakhiri paruh pertama musim ini dengan keunggulan 48 poin atas rival terdekatnya, Sergio Garcia (Gaviota GasGas Aspar Team). Dalam sembilan race, ia meraih lima kemenangan.

Gaya balapnya yang agresif membuat Pedro Acosta dibandingkan dengan Marc Marquez. Rookie 17 tahun itu mengakui memang mempelajari cara balapan juara dunia enam kali MotoGP tersebut.

Baca Juga:

Tetapi soal pembalap favorit, Acosta justru mengidolakan rider legendaris Suzuki era 2 tak, Kevin Schwantz. Ia sampai pernah memakai nomor motor seperti juara dunia 500cc 1993, #34.

Pedro Acosta tidak pernah menyaksikan secara langsung Schwantz tampil di trek. Pasalnya, ia baru lahir tahun 2004, sementara rider Amerika Serikat itu aktif periode 1986-1995.

Pembalap asal Murcia, Spanyol tersebut mengenal Schwantz dari sang ayah, Pedro, yang sangat mengaguminya. Dari situ, Acosta tumbuh sebagai penggemar legenda balap Negeri Paman Sam.

Kevin Schwantz, Team Suzuki MotoGP

Kevin Schwantz, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Suzuki MotoGP

"(Kevin) Schwantz selalu menjadi (pembalap) idola ayah saya, itu menurun ke saya. Dan, saya telah melihat berbagai foto dan menonton videonya balapan berkali-kali," kata Acosta dalam wawancara dengan MCN Sport.

"Saat saya kecil, saya selalu memakai nomor #34 di motor saya. Faktanya ketika itu saya pun dipanggil 'Kevin' di kejuaraan dan orang-orang yang mengenal saya dari masa tersebut masih memanggil saya seperti itu.

"Tentu saja sebuah kehormatan (dipanggil dengan nama seorang legenda). Tetapi, di rumah dan dalam kejuaraan dunia (Moto3), saya Pedro Acosta. Saya ingin dikenal sebagai diri sendiri," ia menambahkan.

Acosta akan melanjutkan perjuangannya menjaga posisi sebagai pemuncak demi meraih gelar perdananya dalam Kejuaraan Dunia Moto3 pada Agustus mendatang di Austria. 

Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Pedro Acosta, Red Bull KTM Ajo

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sedih akibat Kematian sang Kakak, Bryan Dupasquier Pensiun Dini
Artikel berikutnya Merendah, Acosta Merasa Masih Butuh Banyak Peningkatan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia