Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Al-Attiyah Ancam Tak Ikut Dakar Tahun Depan

Pembalap Toyota Gazoo Racing, Nasser Al-Attiyah, mengatakan dirinya tak tertarik mengikuti Reli Dakar pada tahun depan jika aturannya tak berubah.

#301 Toyota Gazoo Racing: Nasser Al-Attiyah, Matthieu Baumel

Foto oleh: TOYOTA GAZOO Racing

Al-Attiyah menjadi yang paling vokal dalam menuntut kesetaraan antara buggy dan mobil 4x4. Menurutnya, aturan yang ada saat ini hanya menguntungkan mobil buggy yang mengadopsi dua roda penggerak, dibandingkan dengan mobil bepenggerak empat roda.

Kemenangan Stephane Peterhansel di Reli Dakar 2021 menjadi yang kelima bagi mobil buggy dalam enam tahun terakhir. Hanya Al-Attiyah yang mampu mematahkan dominasi dengan menggunakan mobil Hilux 4x4, pada 2019 lalu.

Pembalap asal Qatar itu telah mengkritik peraturan dalam beberapa kesempatan belakangan ini, dan mengatakan kepada Motorsport.com di awal pekan ini bahwa dia merasa peraturan tersebut terlalu berpihak pada buggy dibandingkan dengan mobil 4x4.

Merasa tak didengarkan, Al-Attiyah berbicara lagi setelah etape akhir, pada Jumat (15/1/2020). Ia mengaku Toyota tidak mungkin mengalahkan Mini kecuali penyelenggara membawa aturan yang menutup kesenjangan antara kedua jenis kendaraan tersebut.

“Saya senang dengan pekerjaan yang kami lakukan. Kami bekerja keras dan tak melakukan kesalahan, baik saya, navigator atau tim. Tapi apa yang bisa kami lakukan? Ini tahun kedua kami berjuang dan juga kalah melawan buggy. Kami membutuhkan aturan yang adil,” kata Al-Attiyah.

“Tak peduli seberapa keras kami menekan, tanpa kecepatan, kami tak bisa memangkas jarak. Buggy telah lima kali menang melawan mobil 4x4, karena aturan menguntungkan mereka. Saya berharap pihak penyelenggaradapat mengubahnya. Jika tidak, kami tidak tertarik mengikuti edisi berikutnya.”

Sepanjang 12 etape yang dipertarungkan, hanya Al-Attiyah yang mampu bertarung dengan dua mobil buggy Mini. Namun, ia harus mengakui kecepatan Peterhansel dengan kalah 15 menit dari pria asal Prancis itu.

“Ini bukan soal di mana buggy lebih baik dan di mana 4x4 lebih baik. Aturannya tidak adil, hanya itu. Bukan hanya karena ban, ada lebih banyak dari itu,” ujar Al-Attiyah.

“Peugeot telah meraih tiga kemenangan, sekarang Mini dua kali menang. Ini sudah sangat jelas. Kami bertarung dengan mobil 4x4 lainnya, kami mengalami banyak pecah ban. Sedangkan buggy… ya buggy, itu bukan mobil yang diproduksi sebuah pabrikan.”

Winners #302 X-Raid Mini JCW Team: Stéphane Peterhansel, Edouard Boulanger

Winners #302 X-Raid Mini JCW Team: Stéphane Peterhansel, Edouard Boulanger

Foto oleh: DPPI

FIA telah membatasi kecepatan tertinggi untuk kendaraan di kelas T1 (yang mencakup Toyota Hilux dan Mini buggy) hingga 180 km/jam pada 2021, menyusul saran dari pabrikan Jepang.

Tapi buggy masih memiliki sumbu roda yang sedikit lebih lebar, sistem deflasi inflasi yang dapat dikontrol dari kokpit dan suspensi yang lebih besar daripada mobil 4x4.

“Kami harus mulai perubahan dari ban. Di antara tiga mobil tim yang kami miliki, kami mengalami 106 pecah ban. Data telah berbicara. Mengenai aturannya, saya tidak bisa berbicara untuk tim atau Toyota, tetapi mereka sedang mengerjakannya,” kata Al-Attiyah.

“Lihatlah perbedaan dimensi ban. Dinding samping ban mobil 4x4 lebih besar, yang berarti juga volume udara jauh lebih besar, membuatnya lebih toleran terhadap kondisi berbatu.”

Baca Juga:

Direktur Keselamatan FIA untuk Kejuaraan Reli Dunia, Jutta Kleinschmidt, yang hadir selama Dakar di Arab Saudi, mengakui bahwa buggy tersebut memiliki keunggulan dibandingkan mobil 4x4, dan telah memastikan ada perbaikan aturan untuk 2022.

“Kami sangat menyadari ada perbedaan besar antara mobil 4x4 dan buggy. Kami juga ingin membuat regulasi yang adil dan topik ini sudah dibahas,” kata Kleinschmidt.

Situasi tersebut bisa saja membahayakan masa depan Toyota di Reli Dakar sebagai tim pabrikan. Manajer tim Overdrive, Jean Marc Forti, mengatakan pemasok ban juga harus mengubah konstruksi ban mereka agar tak memberi keuntungan bagi siapa pun.

“Satu yang pasti itu membahayakan motivasi kejuaraan ini. Ini bukan posisi yang kami inginkan. Ada keinginan untuk mengubah regulasi, setidaknya memulai dengan kemungkinan memiliki ban baru,” kata Forti.

“Pembicaraan antara ASO dan FIA harus segera dimulai, tapi saya tahu mereka sudah meminta BF Goodrich untuk menambah ukuran ban karena berada pada batas, dalam hal kapasitas udara.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sherco Bisa Jadi Kekuatan Baru di Reli Dakar
Artikel berikutnya Peterhansel: Kemenangan Pertama Dakar Masih Favorit

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia