Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Marko Ungkap Alasan Kolaborasi Red Bull-Porsche Belum Diumumkan

Konsultan motorsport Red Bull Racing, Helmut Marko, menjelaskan tentang seluk-beluk kolaborasi dengan Porsche mulai F1 2026.

Red Bull Racing RB18

Foto oleh: Red Bull Content Pool

Pabrikan, yang merupakan anak usaha Volkswagen Group itu, sudah lama ingin terjun di Formula 1 sama seperti saudaranya, Audi. Alih-alih membuat tim baru, mereka cenderung lebih terlibat dari sisi teknik. Perubahan regulasi power unit dianggap sebagai waktu yang tepat.

Porsche akan bergabung dengan Red Bull dalam proyek pembuatan mesin. Agar lebih sederhana dan hemat, maka MGU-H dihilangkan.

Motorsport.com mendapat kesempatan berbincang dengan Marko mengenai hal itu. Ia menjelaskan alasan belum ada pengumuman tentang kerja sama dengan Porsche.

“Ini sangat sederhana, keputusan dewan direksi Volkswagen adalah jika regulasi teknik sesuai dengan kriteria, kemudian mereka seharusnya masuk ke Formula 1,” katanya.

“Itu merujuk, lebih dari semua, biaya, kelestarian, bahan bakar nol emisi, kesempatan sama sebagai pendatang baru, lebih banyak kapasitan menggunakan power bank dan hal-hal seperti itu.

“Namun, dari sudut pandang formal, regulasi baru belum ada. Presiden FIA seharusnya memasukkan itu dalam surel pemungutan suara secepatnya. Baru kemudian itu diluncurkan secara resmi.”

Pembaruan regulasi power unit seharusnya disetujui beberapa bulan lalu. Sayangnya, itu tidak berbuah keputusan yang solid.

“Itu permainan biasa dalam Formula 1. Pabrikan utama, dalam hal ini Mercedes dan Ferrari, karena Renault lebih sebagai pelengkap di sana. Mereka mencoba melakukan yang terbaik untuk mereka,” Marko menambahkan.

“Kemudian mereka sampai pada kompromi yang bisa dijaga semua orang. Setelah berjam-jam diskusi, tapi itu bagian dari politik olahraga.”

Ketika ditanya tentang kendala dalam pencapaian kesepakatan, pria Austria itu menjawab, “Pertama-tama, ada masalah dengan jam bank daya, di mana yang baru seharusnya punya kapasitas lebih. Namun, seperti semuanya, makin sedikit waktu untuk mempersiapkan yang baru, lebih baik bagi mereka yang sudah ada di sana karena investasi dibatasi biaya.

“Kami menciptakan Red Bull Powertrains tahun lalu. Pabrik mesin Mercedes berusia 20 atau 30 tahun, Ferrari juga, dan itu di mana Anda harus menemukan kesepakatan untuk batas biaya.

“Sebagai contoh, jika kami diberi X kuantitas, kami tidak bisa menggunakannya karena kami tidak bisa mendapatkan material yang kami perlukan. Ada kekurangan di pasar dunia, AVL tidak bisa mengantar karena baja langka, perusahaan konstruksi sulit ditemukan dan itu harus diperhitungkan karena sangat sulit untuk pendatang baru.

“Namun, kami cukup beruntung bisa menyelesaikan sebagian besar dari pekerjaan konstruksi sebelum perang dimulai. Kami juga menempatkan pesanan dengan AVL sebelumnya.

“Itu artinya keterbatasan baja tidak berdampak pada kami. Kemudian, kami beruntung berada di Inggris dengan cuaca seperti ini. Di Austria, kami tidak mungkin bisa membuat adaptasi ini dalam waktu singkat.”

Pembuatan Red Bull Powertrains berarti perpisahan dengan Honda sepenuhnya. Marko mengungkapkan kalau pabrikan Jepang itu ingin terus bekerja sama dengan pihaknya.

“Ada perubahan kebijakan dengan Jepang. Awalnya, ya, kami harus membawa mesin kami mulai 2023, tapi suku cadang diperlukan untuk itu dan 90 persen pemasok di Jepang. Beruntung, itu telah dimodifikasi, karena itu akan menimbulkan masalah teknik, logistik dan bahasa. Sekarang, Honda akan memproduksi mesin hingga akhir 2025,” ucapnya.

“Kami mendapatkan mereka tersegel, jadi tidak bisa melihat ke dalam. Itu juga penting bagi status pendatang baru kami dalam 2026. Mereka mengantarkanya dalam kotak, dan jika ada masalah, hanya mekanik Honda bisa mengerjakan mesin.”

Timbul tanda tanya alasan mereka mengoperasikan Red Bull Powertrains, sementara masih tetap memakai power unit Honda sampai ganti ke Porsche pada 2026.

Marko menjelaskan, “Sekarang ada 300 pegawai, mereka hanya bekerja untuk regulasi 2026. Jika pabrikan baru tiba, kami dapat bekerja sama.

“Anda bisa menggunakan fasilitas milik kami, yang mana merupakan nilai plus. Jika mereka baru masuk, Anda segera memiliki pabrik mesin dengan enam bangku uji yang berfungsi, semua di sana adalah terbaik dari yang terbaik.”

 Marko menepis spekulasi bahwa Red Bull bakal mundur dari F1 dalam beberapa tahun ke depan.

“Formula 1 adalah alat pemasaran terkuat yang dimiliki Red Bull dan paling sukses. Tim memastikan masa depan,” ia menandaskan.

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya F1 Bisa Gelar Banyak Balapan di Amerika Serikat
Artikel berikutnya Melihat Pembalap F1 Habiskan Liburan Musim Panas

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia