DTM dan Super GT sepakati aturan Class One
Setelah sempat melewati berbagai pembicaraan, DTM dan Super GT telah menyetujui aturan 'Class One' dengan menyelenggarakan dua ronde gabungan pada 2019.
Foto oleh: ITR eV
Inisiasi dari penyatuan kedua ajang tersebut telah berlangsung sejak 2014, hingga perwakilan mobil dari masing-masing kejuaraan saling menyambangi, 2017 lalu.
DTM sampai menunda penggunaan mesin dan sasis baru hingga 2019, saat aturan Class One resmi dikukuhkan.
Bos DTM, Gerhard Berger, masih kewalahan untuk mencari pengganti Mercedes yang akan hengkang akhir musim 2018. Namun, BMW dan Audi tidak mempermasalahkan bila pengganti untuk musim depan belum ditemukan.
Berger dan Ketua GT Association, Masaaki Bandoh, telah mengumumkan bahwa DTM dan Super GT akan beralih ke regulasi baru 2019.
Keamanan, pengurangan biaya, serta kesempatan yang seimbang menjadi poin penting dari regulasi tersebut. Suku cadang mobil akan dibuat di Eropa dan Asia, serta sasis tunggal berbahan serat karbon yang digunakan DTM akan dipertahankan.
DTM juga akan mengganti mesin V8 dengan empat silinder, turbocharged berkapasitas dua liter. Mesin tersebut digadang-gadang mampu menambah daya 100 dk dengan total 620 dk, sehingga kecepatan puncak berada di angka 289,6 kpj.
Perubahan lain seperti bodywork di bagian depan mobil dan revisi sayap belakang dan bagian aerodinamika lainnya akan membuat mobil-mobil DTM semakin mirip dengan Super GT.
“Regulasi ini memungkinkan pabrikan dan tim untuk berpartisipasi dalam balapan spektakuler di dua benua dengan biaya terjangkau,” ujar Berger.
“Saya ingin berterima kasih kepada Bandoh-san serta rekan-rekan saya yang telah bekerja mewujudkan regulasi baru. Saya senang DTM dan Super GT akhirnya mampu mewujudkan mimpi untuk balapan bersama di masa depan.
“Kami dengan konsisten terus merumuskan hal-hal teknis mendasar untuk masa depan DTM, di mana hal tersebut akan menarik lebih banyak produsen otomotif lainnya,” ujar Berger.
DTM dan Super GT akan mengadakan dua event gabungan pada 2019 di Eropa dan Asia, meski Super GT belum sepenuhnya menerapkan Class One hingga 2020.
Balapan tersebut akan menggunakan regulasi DTM, dengan dua sprint race tanpa pergantian pembalap dan pengisian bahan bakar. Pit stop hanya sebatas berganti ban.
Nantinya, mobil-mobil tersebut akan menggunakan Balance of Performance khusus untuk event gabungan.
“Pertama kalinya sejak 2019, kami akan menggelar event gabungan yang mempertandingkan mobil-mobil DTM dan Super GT,” ujar Bandoh. “Saya yakin event ini akan membuat seluruh fans motorsport dunia tertarik, serta memungkinkan Super GT dan DTM untuk tumbuh bersama.
“Saya hendak menyampaikan rasa terima kasih kepada Tuan Berger, seluruh pabrikan DTM dan Super GT, serta pihak lain yang senantiasa berdedikasi pada proyek ini.
“Sejak event demonstrasi tahun lalu di Jerman dan Jepang, kemitraan kami telah menjadi lebih dalam.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments