Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Mir: Marquez Pembalap yang Harus Dikalahkan

Juara dunia MotoGP 2020, Joan Mir, masih memiliki ambisi besar. Rider Suzuki Ecstar ini mengaku sangat ingin berhadapan dengan Marc Marquez di dalam trek pada musim 2021.

World Champion 2020: Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Suzuki MotoGP

Keinginan duel dengan juara dunia enam kali MotoGP dari tim Repsol Honda itu diungkapkan Mir dalam wawancara eksklusif dalam podcast "Por Orejas" dari Motorsport.com Spanyol.

Mir, juara dunia MotoGP yang baru menjalani musim keduanya di kelas premier, mengatakan bahwa dirinya selalu melihat Marquez sebagai motivasi untuk bisa berkembang.

Pembalap 23 tahun ini tak segan menyebut Baby Alien berada di atasnya dalam segi level dan kecepatan. Namun sekarang Mir justru ingin bertarung dengannya di dalam sirkuit.

Mir memang tengah diselimuti kepercayaan diri setelah tampil luar biasa konsisten untuk menyabet gelar yang diraih dalam situasi yang tidak mudah akibat pandemi Covid-19.

"Saya senang dengan perasaan yang ada dalam diri saya, rasa puas luar biasa, ini sungguh gila. Saya ingin menikmati momen fantastis ini," Mir menuturkan.

Baca Juga:

Bagi pembalap kelahiran Mallorca, Spanyol tersebut, ini menjadi interviu pertamanya usai memenangi titel MotoGP di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, akhir pekan lalu.

Berikut petikan wawancara dengan pembalap keempat Spanyol yang sukses menjadi juara dunia di kelas premier tersebut....

Apa hal paling aneh yang terjadi atau Anda terima sejak hari Minggu lalu?

Saya tidak menyorotinya secara khusus. Mungkin soal bagaimana dunia terkesan dengan apa yang telah terjadi. Semua tetangga, saat saya pulang, mengadakan pesta untuk saya.

Dan ke mana pun saya pergi, mereka selalu memberikan sesuatu. Faktanya, banyak hal yang saya alami tak pernah terjadi sebelum saya jadi juara dunia MotoGP. Itu yang terbaik.

Anda memperlihatkan ketenangan seolah bahwa Anda tidak sedang berjuang untuk gelar juara dunia. Bagaimana Anda melakukannya?

Saya cukup tenang di luar trek, tetapi saya membutuhkan dosis untuk olah raga setiap hari, untuk mengatur tubuh saya dan bisa menjadi tenang seperti yang Anda lihat.

Karena tenang namun sangat aktif, saya perlu selalu melakukan sesuatu, berolah raga dan menjadi lebih baik. Ini bagian cara hidup saya, bukan pura-pura.

Dalam sepekan ini apakah Anda mampu mencerna apa yang telah Anda capai dan kehebatan yang direpresentasikannya?

Hal hebat tentang semua ini juga ada di media. Kini saya sadar telah menang dan saya adalah juara MotoGP. Namun waktu untuk euforia akan berakhir ketika saya berada di rumah dan melakukan hobi saya.

Saya suka bermain ski, yang tidak bisa saya lakukan saat musim berjalan. Saya pikir ketika bisa melakukannya dengan kepuasan, itu akan sangat menyenangkan dan menjadi cara terbaik (merayakannya).

Pembalap Suzuki Ecstar Joan Mir merayakan kesuksesannya sebagai juara dunia MotoGP 2020.

Pembalap Suzuki Ecstar Joan Mir merayakan kesuksesannya sebagai juara dunia MotoGP 2020.

Foto oleh: MotoGP

Anda pria yang normal dari lingkungan yang sangat kompetitif, di mana semua orang membicarakan Anda. Sebagian ada nilai-nilai yang mereka tanamkan kepada Anda.

Sebenarnya, nilai-nilai ini telah ditanamkan sejak saya kecil dan jadi bagian fundamental dalam hidup saya. Dan saya sadar apa yang harus dikorbankan untuk bisa sampai ke tahap ini.

Itu membantu saya untuk tetap menginjak bumi dan dengan hal tersebut saya sukses menjadi juara dunia MotoGP. Mengejutkan karena tidak semua orang di paddock bicara positif.

Lingkungan saya juga penting. Saya suka berkumpul dengan orang-orang yang sederhana namun profesional karena saya menuntut banyak hal dari mereka dan diri sendiri.

Saya respek kepada orang-orang yang bekerja untuk saya. Anda tidak akan pernah melihat diskusi yang tak selaras atau perselisihan karena kami tahu cara melakukannya.

Selama lockdown, ketika musim ini tertunda karena virus, banyak pembalap baik di Italia dan Spanyol dapat latihan dengan izin khusus, hak istimewa yang Anda tolak dan lebih mematuhi karantina.

Tentu sulit menyadari Anda tetap di rumah sementara yang lain sudah berlatih. Apakah situasi tersebut Anda lihat secara positif atau sebaliknya?

Di satu sisi, saya kira begitu. Saya menjalani karantina dengan sangat serius. Anda dapat melakukan beberapa hal yang dilakukan pemabalap untuk berlatih, tetapi sepenuhnya ilegal.

Untuk memiliki pemahaman yang jelas, saya pribadi memutuskan untuk melakukan segalanya, termasuk menaati aturan. Itu mambuat saya marah saat melihat orang lain berlatih.

Fakta ini mengganggu saya karena kami semua mengorbankan banyak hal. Tetapi lingkunagn saya sangat profesional dan itu membuat saya tenang dalam melakukan semua hal dari awal.

Anda baru 23 tahun, bagaimana Anda melihat diri sendiri dalam hubungannya dengan teman-teman masa kecil Anda?

Saya masih sering bertemu dengan mereka, namun kehidupan kami tidak sama. Terlihat seperti saya 20 atau 25 tahun lebih tua dibandingkan mereka sekarang.

Mereka punya hidup yang lebih normal. Saat kami 15 tahun mereka tampak seperti berumur 20 tahun karena pergi berpesta sementara saya layaknya bocah 10 tahun. Kini sebaliknya.

Seperti ayah saya mengorbankan banyak hal, sehingga saya bisa berada di posisi saat ini. Mencari uang lebih agar saya bisa berlatih, membayar bensin, motor, dan mesin.

Pembalap Repsol Honda Marc Marquez menjadi sosok yang ingin dikalahkan Joan Mir pada MotoGP 2021.

Pembalap Repsol Honda Marc Marquez menjadi sosok yang ingin dikalahkan Joan Mir pada MotoGP 2021.

Foto oleh: Honda Racing

Apakah Anda berpikir atau termotivasi untuk mengukur diri dengan Marc Marquez di dalam trek tahun depan?

Saya merasa seperti itu karena saya tidak pernah bisa menguji diri dengannya pada level yang sama. Dia selalu jauh di atas saya dalam hal kecepatan.

Begitu kami mulai mencapai level juara, dia cedera. Jadi, tentu saja saya sangat ingin berhadapan dengannya di trek dan menjalani duel sengit.

Bagi saya, Marc masih jadi pembalap yang harus dikalahkan. Saya mungkin telah juara tahun ini, tetapi Marc telah meraihnya berkali-kali. Kami akan coba melawannya musim depan.

Bagaimana para pembalap, rival-rival, akan melihat Anda tahun depan?

Ketika kami melakukan konferensi pers sebelum musim bergulir dan mereka memprediksi siap saja yang menjadi favorit juara. Saya harap ada dalam daftar itu (tertawa).

Suzuki memiliki musim luar biasa sebagai tim. Apakah hubungan Anda dengan Alex Rins berubah?

Ya, hubungan dengan Alex telah berubah. Selama musim berjalan tidak berjalan terlalu baik karena rivalitas selalu membuath perbedaan di antara para pembalap.

Sekarang hubungan kami baik, mungkin usai musim berakhir saya akan mengundangnya untuk makan malam. Tahun lalu situasinya sangat berbeda karena saya rookie.

Namun saya pikir normal bahwa ketika seorang rookie tiba, pembalap senior ingin menandai teritori mereka. Hal terpenting kami sakrang punya hubungan yang sangat baik.

Kami saling menghormati satu sama lain dan sadar tujuan utamanya adalah membawa Suzuki meraih kemenangan. Rivalitas kami sehat dan baik untuk pabrikan.

Joan Mir berbincang dengan rekannya di Tim Suzuki Ecstar, Alex Rins.

Joan Mir berbincang dengan rekannya di Tim Suzuki Ecstar, Alex Rins.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Dovizioso Tegaskan Kegagalan Meraih Gelar Bukan Sebuah Kekalahan
Artikel berikutnya Sebelum Gabung KTM, Espargaro Tak Diperhitungkan di MotoGP

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia