Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Bos Tim Renault Beberkan Perbedaan Alonso dengan Ricciardo

Pergantian dari Daniel Ricciardo ke Fernando Alonso menguji metode kerja Renault karena karakter kedua pembalap Formula 1 (F1) itu bertolak belakang.

Fernando Alonso, Renault F1 Team R.S.18

Fernando Alonso, Renault F1 Team R.S.18

Renault F1

Daniel Ricciardo pindah ke McLaren pada akhir Kejuaraan Dunia F1 2020 nanti. Posisinya di Renault – yang juga akan berganti nama menjadi Alpine – pada 2021 nanti akan digantikan Fernando Alonso.

Alonso, yang merebut gelar juara dunia F1 2005 dan 2006, dikenal kerap berkata pedas. Pembalap yang mundur dari F1 seusai akhir musim 2018 tersebut juga tidak segan mengkritik timnya sendiri.

Karakter dan sifat Alonso ini berlawanan dengan Ricciardo. Sepanjang kariernya, pembalap asal Australia ini dikenal sangat ramah dan senang bercanda dengan siapa pun.

“Bagi saya, yang terpenting hidup ini mengalir saja. Banyak senyum, menyapa semua orang, masuk ke mobil dan mengendarainya secepat mungkin. Jangan terlalu memusingkan dengan hal-hal lain,” ucap Ricciardo.

Baca Juga:

Bagi mantan pembalap tim Scuderia Toro Rosso (kini AlphaTauri) dan Red Bull Racing tersebut, sisi lain dari F1, di antaranya bisnis, sudah ditangani orang lain yang lebih ahli ketimbang dirinya.

“Posisi terbaik saya adalah di belakang setir. Jadi, saya hanya mencoba untuk fokus agar mendapatkan hasil bagus,” kata Ricciardo, yang menempati peringkat keenam klasemen F1 2020 menjelang tiga balapan terakhir.

Prinsipal Tim Renault, Cyril Abiteboul, mengungkapkan, Ricciardo tipe pembalap yang mengandalkan intuisi – memahami atau mengetahui sesuatu dengan menggunakan hati tanpa dipikirkan atau dipelajari – bukan analitis.

“Ricciardo harus selalu merasa senang dan butuh lingkungan yang kondusif untuk itu,” kata Abiteboul.

Bicara dengan Ricciardo, menurut Abiteboul, juga bukan hal mudah. Karena agak pemalu, Ricciardo jarang berbicara langsung soal masalah yang dihadapi. “Saya kadang harus berusaha keras untuk memahami apa di balik senyumannya,” ucap Abiteboul.

Pembalap Tim Renault F1, Daniel Ricciardo, pandai menyimpan masalah di balik senyumnya.

Pembalap Tim Renault F1, Daniel Ricciardo, pandai menyimpan masalah di balik senyumnya.

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Meskipun begitu, pria asal Prancis itu mengaku tidak akan memiliki masalah dengan bergabungnya Alonso. “Ia mungkin lebih agresif dan menuntut,” kata Abiteboul.

Di mata Abiteboul, Alonso benar-benar berbeda dengan Ricciardo. Alonso biasa masuk memeriksa mesin, mobil, bicara strategi, dan bahkan organisasi tim.

“Kami tahu kedua pembalap sama-sama ingin Renault melakukan yang terbaik. Satu mengatakan apa adanya yang lain dengan tuntutan sesuai levelnya sebagai pembalap,” ucap Abiteboul.

Tipe Pembalap F1 yang Terbuka dan Tertutup 

Ricciardo dan Alonso memang tipe pembalap dengan karakter yang bertolak belakang. Namun, banyak di antara 20 pembalap F1 yang memiliki sifat terbuka dan tertutup.

“Tahun lalu saya merasa percaya diri, tidak gugup, dan lebih berani. Saya cukup kesulitan di dalam namun mampu mengatasinya,” kata Lando Norris, calon rekan setim Ricciardo di McLaren musim depan.  

Perlahan, saat kepercayaan dirinya mulai tumbuh, Norris mulai mampu menangani tekanan. “Melakukan sesuatu dan bertanggung jawab akan hal itu menjadi bagian dari perkembangan saya,” tutur Norris.

Keterbukaan seperti yang diungkapkan Norris soal dirinya yang sempat naik turun, selama ini tidak umum di F1. Pembalap Red Bull, Max Verstappen, misalnya. Ia enggan membicarakan sesuatu yang bisa dianggap sebagai kelemahannya.

“Mengapa harus membicarakan kelemahan secara terbuka? Jika memilikinya sekalipun, Anda seharusnya tidak pernah membicarakan itu,” kata pembalap asal Belanda itu.

Juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) Lewis Hamilton, yang belakangan lebih terbuka soal masalah dari dirinya, juga sependapat dengan Verstappen.

“Sebagai sesama pembalap, yang sudah pasti bersaing, hal pertama yang harus Anda pikirkan adalah jangan terlalu terbuka dalam mengekspresikan diri,” ujar Hamilton.    

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Brawn: Ferrari Kompetitif pada 2022
Artikel berikutnya Para Pembalap F1 Nilai GP Sakhir Akan 'Gila'

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia