Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Analisis

Alonso dan Ocon siap ramaikan bursa pembalap

Fernando Alonso dan Esteban Ocon siap meramaikan bursa pembalap Formula 1 yang diprediksi tidak sepanas musim lalu ketika Daniel Ricciardo secara mengejutkan hijrah dari Red Bull ke Renault.

Esteban Ocon, Mercedes AMG F1

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Sebagian pembalap top masih terikat kontrak dengan tim mereka sampai 2021. Oleh sebab itu bursa pembalap atau juga biasa dikenal sebagai 'silly season' diyakini akan berlangsung lebih tenang tahun ini.

Namun, di Formula 1, semuanya masih bisa berubah, apalagi menjelang pertengahan musim. Rumor di paddock mulai bermunculan dengan pembalap dan tim bermanuver mencari kesempatan untuk musim 2020.

Menariknya, bursa pembalap tahun ini tidak hanya melibatkan pembalap junior yang berharap bisa naik kelas ke Formula 1, tapi juga dua nama besar yang saat ini masih menunggu, dan diyakini bakal memainkan peran kunci: Fernando Alonso dan Esteban Ocon.

Baca Juga:

Ocon, yang merupakan pembalap junior Mercedes, menjadi 'korban' kepindahan Ricciardo. Pembalap muda asal Prancis itu diyakini sudah memiliki kesepakatan untuk bergabung ke Renault tahun ini.

Bos Mercedes, Toto Wolff,  yang juga bertindak sebagai 'manajer' Ocon, bahkan mengungkapkan bahwa ia sudah berjabat tangan dengan bos tim Renault, Cyril Abiteboul.

Setelah gagal memperkuat Renault, Ocon terpaksa menghabiskan waktunya musim ini dengan menonton dari dalam garasi skuat Panah Perak.

Kini, Mercedes kembali berupaya untuk menempatkan Ocon ke grid F1. Salah satu sumber mengisyaratkan ada beberapa opsi yang tersedia bagi mantan juara GP3 tersebut.

Target nomor satu Ocon adalah Mercedes, dengan Valtteri Bottas yang hanya memiliki kontrak satu tahun dan akan habis pada akhir musim ini.

Esteban Ocon, Mercedes AMG F1

Esteban Ocon, Mercedes AMG F1

Foto oleh: Mark Sutton / Sutton Images

Setelah menjalani musim yang sulit pada 2018, Bottas mampu mengawali tahun ini dengan performa yang lebih kuat, dan tampaknya ini memupuskan harapan Ocon untuk bisa bersanding dengan Lewis Hamilton.

Tetapi, Wolff menegaskan bahwa pembalap Finlandia itu harus bisa menjaga performanya jika ingin dipertahankan untuk musim depan.

"Valtteri bilang kepada saya bahwa dia tidak merasa ada masalah jika kontraknya hanya diperpanjang satu tahun, meski itu tidak disukai oleh dia," kata Wolff kepada Motorsport.com.

"Menurut saya Valtteri pantas mendapat kursi di F1, dan dia tahu itu bergantung pada performa dia sendiri, dan kami juga menyukai dia.

"Kuartal pertama musim ini dia awali dengan sangat kuat. Kami dan dia sepakat bahwa dia hanya perlu melanjutkan performa seperti itu."

Jika Bottas berhasil meyakinkan Mercedes, maka Williams dan Racing Point, dua tim yang ditenagai mesin Mercedes, menjadi opsi logis berikutnya bagi Ocon.

Tetapi masih ada kemungkinan Ocon akan bergabung ke tim yang tidak memiliki afiliasi dengan Mercedes. Wolff mengaku siap memutuskan hubungan Ocon dengan Mercedes jika itu bisa membuka pintu yang lebih banyak.

"Selama ini ada persepsi bahwa dia adalah pembalap Mercedes. Mungkin kami harus mengambil tindakan yang jelas agar dia bisa menjalani karier yang sesuai dengan investasi dan dukungan yang telah diberikan Mercedes," jelas Wolff.

Ditanya lebih lanjut apakah itu berarti Ocon akan dilepas dari Mercedes, Wolff berkata, "Saya pikir, jika dia membela tim lain maka itu artinya dia kami lepas.

"Jika itu terjadi maka dia memang sudah bukan pembalap Mercedes lagi, karena dia membela tim lain, dan dia sudah menandatangani kontrak yang mengharuskan dia untuk tampil sebaik mungkin untuk tim tersebut."

Potensi dilepasnya Ocon dari Mercedes membawa kita kembali ke Renault yang saat ini tengah mempertimbangkan apakah akan memperpanjang jasa Nico Hulkenberg lagi.

Nico Hulkenberg, Renault F1 Team R.S. 19

Nico Hulkenberg, Renault F1 Team R.S. 19

Foto oleh: Zak Mauger / LAT Images

Mempunyai pembalap Perancis tentu menjadi prospek yang menarik bagi Renault. Apalagi jika Ocon bersedia menyepakati kontrak yang lebih murah dibandingkan Hulkenberg.

Haas juga bisa menjadi opsi bagi Ocon. Masa depan Romain Grosjean kembali dipenuhi tanda tanya setelah awal musim yang sulit bersama tim Amerika Serikat tersebut.

Tahun ini Grosjean baru mengumpulkan dua poin, lebih sedikit dibandingkan 14 poin yang ditorehkan rekan setimnya, Kevin Magnussen. Dengan persaingan papan tengah yang semakin sengit, mungkin perubahan lini pembalap bisa menjadi solusi bagi Haas.

Sergio Perez juga bisa menjadi pilihan lain bagi Haas. Tahun ini, pembalap Meksiko itu sempat menjadi kandidat sebelum akhirnya memilih bertahan di Racing Point.

Namun, dengan performa Racing Point yang tahun ini menurun, Perez dihadapkan dengan pilihan sulit untuk musim 2020.

Jika Perez memutuskan beralih ke Haas, maka tentu Racing Point menjadi tujuan yang masuk akal bagi Ocon. Tetapi, di saat yang sama, muncul spekulasi bahwa pemilik tim, Lawrence Stroll, berniat membangun tim super Kanada dan merekrut Nicholas Latifi, yang juga dihubungkan dengan Williams.

Potensi perubahan lini pembalap tidak hanya terjadi di papan tengah. Tidak seperti yang dipikirkan banyak orang, perubahan masih bisa terjadi di barisan depan.

Kesulitan yang mendera Pierre Gasly sudah lama menimbulkan keraguan mengenai masa depannya di skuat Milton Keynes.

Jika pada akhirnya pembalap Prancis itu terdepak maka kembalinya Daniil Kvyat ke Red Bull menjadi solusi yang paling masuk akal.

Tetapi ada juga rumor liar yang menyebutkan bahwa Sebastian Vettel masuk ke dalam daftar kandidat. Ini didasari semakin seringnya pembalap Jerman itu berkunjung ke markas Red Bull di paddock, Energy Station.

#8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Fernando Alonso naik podium setelah memenangi Le Mans 24 Jam 2019

#8 Toyota Gazoo Racing Toyota TS050: Fernando Alonso naik podium setelah memenangi Le Mans 24 Jam 2019

Foto oleh: JEP / LAT Images

Di belakang layar, ada Alonso yang diam-diam menunggu kesempatan untuk kembali setelah komitmen balapnya di McLaren Indy dan Toyota WEC berakhir.

Baca Juga:

Pintu F1 memang belum tertutup bagi Spaniard, meski dia sudah menegaskan hanya akan kembali jika dia mendapat jaminan bisa bertarung di barisan depan.

Kabar dari McLaren menyebutkan bahwa mereka siap berkomitmen jangka panjang dengan Carlos Sainz dan Lando Norris. Jadi skuat Woking mungkin bukan menjadi pilihan bagi Alonso.

Dari rumor paddock, muncul nama Ferrari, meski skuat Maranello masih menjalin kontrak dengan Vettel dan Charles Leclerc pada 2020.

Tetapi pertanyaannya, apakah Vettel siap kembali berkomitmen penuh dengan Ferrari? Atau dia memiliki keraguan setelah lagi-lagi menjalani musim yang sulit tahun ini?

Jika Vettel mengucapkan selamat tinggal, maka Ferrari tidak memiliki banyak pilihan karena mayoritas pembalap top sudah terikat kontrak hingga 2021.

Jika Ferrari harus mencari pembalap handal yang bersedia menandatangani kontrak satu tahun, maka Alonso bukan opsi yang buruk.

Memang kecil kemungkinan Alonso akan kembali ke Ferrari. Tetapi di F1, tidak ada yang tidak mungkin. Lihat saja apa yang terjadi dengan Ricciardo tahun lalu.

Sebastian Vettel, Ferrari
Esteban Ocon, Mercedes AMG F1
Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1
Valtteri Bottas, Mercedes AMG F1
Sergio Perez, Racing Point RP19
Sergio Perez, Racing Point RP19
Romain Grosjean, Haas F1
Romain Grosjean, Haas F1
Pierre Gasly, Red Bull Racing
Pierre Gasly, Red Bull Racing RB15
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kemenangan bisa jadi kunci masa depan Honda di F1
Artikel berikutnya Red Bull tak tahu kenapa bisa kencang di Austria

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia