Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Raikkonen sebal dengan "omongan kosong" di media-media F1

Kimi Raikkonen menilai banyaknya gosip dan "omongan kosong" yang beredar di media mulai berdampak buruk bagi Formula 1.

Kimi Raikkonen, Ferrari

Kimi Raikkonen, Ferrari

Andy Hone / Motorsport Images

Sebelum secara mengejutkan diumumkan akan hijrah ke Sauber musim depan, sang juara dunia F1 2007 itu sempat menjadi bahan spekulasi media.

Mulai dari rumor kembali bergabung dengan tim lamanya, McLaren, hingga beredarnya kabar liar yang menyebutkan dirinya akan pensiun setelah didepak Ferrari.

Dalam wawancara eksklusif bersama Motorsport.com, Raikkonen merasa khawatir pemberitaan negatif seperti yang ia alami bisa berdampak buruk bagi Formula 1.

Ketika ditanya apakah ia rela gajinya dipotong demi terbebas dari media, The Iceman berkata, "Tidak, saya tidak ingin itu. Saya pikir semua orang juga ingin pergi! Tapi menurut saya bukan media yang mengatur gaji saya.

"Orang-orang selalu mengeluh, 'Oh F1 sudah tidak lagi seru', 'Sudah berubah', atau 'Kenapa orang-orang masih tertarik?'.

"Tapi jujur saja, dengan banyaknya omongan kosong di media, berita, gosip, dan semacamnya... jika itu bisa dikurangi, menurut saya F1 akan bisa lebih baik.

“Orang-orang berusaha menciptakan begitu banyak omongan kosong, dan ini bisa berdampak buruk bagi F1. Menurut saya jika mereka menulis sesuatu yang benar adanya, mungkin itu akan ikut membantu meningkatkan F1."

Sebastian Vettel, Ferrari, dan Kimi Raikkonen, Ferrari, di podium GP Meksiko

Sebastian Vettel, Ferrari, dan Kimi Raikkonen, Ferrari, di podium GP Meksiko

Foto oleh: Glenn Dunbar / LAT Images

Baca Juga:

Sejak kembali memperkuat Ferrari pada 2014, Raikkonen menjalin hubungan kerja yang erat dengan rekan setimnya, Sebastian Vettel. Pembalap asal Finlandia itu mengungkapkan bahwa Vettel memiliki pandangan yang mirip seperti dirinya mengenai aspek politik di F1.

"Menurut saya itu berperan besar," ujarnya tentang politik di F1. "Tanpanya, saya pikir F1 akan lebih baik. Tapi jika kita mengambil contoh olahraga lain, hal yang sama juga berlaku, karena banyaknya jumlah uang yang terlibat.

"Jadi saya pikir itu tidak baik buat olahraga ini, tapi masalahnya orang-orang menganggap hal ini sebagai sebuah permainan."

Kimi Raikkonen, Ferrari

Kimi Raikkonen, Ferrari

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H

Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Kimi Raikkonen, Ferrari, bersama Roberto Chinchero, Motorsport.com

Kimi Raikkonen, Ferrari, bersama Roberto Chinchero, Motorsport.com

Foto oleh: Ferrari

Kimi Raikkonen, Ferrari

Kimi Raikkonen, Ferrari

Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images

Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H

Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Kimi Raikkonen, Ferrari, Sebastian Vettel, Ferrari

Kimi Raikkonen, Ferrari, Sebastian Vettel, Ferrari

Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images

Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H

Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Kimi Raikkonen, Ferrari

Kimi Raikkonen, Ferrari

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H

Kimi Raikkonen, Ferrari SF71H

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Kimi Raikkonen, Ferrari

Kimi Raikkonen, Ferrari

Foto oleh: Manuel Goria / Motorsport Images

10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Calderon tuntaskan debut tes F1 di Meksiko
Artikel berikutnya Menang di Monza, Hamilton: Itu pukulan telak buat Ferrari

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia