Vettel tertekan, Ferrari ikut bersalah
Ferrari dinilai tidak mampu meringankan tekanan yang dirasakan Sebastian Vettel sepanjang musim Formula 1 2018. Hal ini diutarakan mantan pembalap tes skuat Maranello, Luciano Burti.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Harapan gelar Vettel pupus menyusul serangkaian kesalahan pada paruh kedua musim tahun lalu. Ini berawal dengan insiden mengunci ban dan melebar ke jebakan pasir saat memimpin GP Jerman.
“Itu kesalahan kecil, biasa terjadi, tapi sialnya itu dilakukan dalam waktu dan tempat yang salah. Sehingga konsekuensinya besar,” kata Burti kepada Motorsport.com.
“Sejak itu, menurut saya seseorang seperti Jean Todt [mantan team principal Ferrari] seharusnya ikut memberi dukungan.
“Saya pikir Vettel seperti dibiarkan sendirian dalam usahanya untuk bangkit dari kesalahan-kesalahan itu.
“Karena sebagai pembalap, begitu Anda berpikiran ‘Saya tidak boleh membuat kesalahan di lap atau tikungan berikutnya’, Anda pasti akan membuat kesalahan. Begitu hal seperti itu ada di kepala Anda, selesai sudah.
“Menurut saya itu yang terjadi pada dirinya. Walau dia peraih juara dunia yang hebat, dia tetaplah seorang manusia biasa, dan ada dampak negatif ketika Anda memiliki perasaan seperti itu.
“Karena tidak normal bagi peraih empat gelar juara dunia membuat begitu banyak kesalahan, dan beberapa di antaranya adalah kesalahan konyol,” ujarnya.
Sebastian Vettel, Ferrari SF71H, tertunduk usai tersingkir dari GP Jerman
Burti, membalap di Formula 1 bersama Jaguar dan kemudian Prost, merupakan pembalap tes Ferrari antara 2002-2004 yang waktu itu masih dikepalai Todt.
Ia juga mengatakan, kepemimpinan Ferrari, yang mana team principal saat ini dijabat Maurizio Arrivabene, tidak berjalan seefektif dibandingkan dengan era di awal 2000-an.
“Mungkin Ferrari kehilangan gaya kepemimpinan yang dulu biasa ditunjukkan Jean,” tambahnya.
“Saya pernah bekerja dengan Stefano Domenicali, dan dia adalah orang yang sangat baik. Saya tidak tahu seperti apa kondisi tim waktu ketika ia menjadi team principal [2008-2014]. Tapi, begitu dia meninggalkan Ferrari, ritme itu seperti hilang.
“Saya tahu sedikit tentang Arrivabene, karena waktu saya di Ferrari dia bersama Philip Morris. Dari sudut pandang saya, dia bukan pemimpin yang baik, karena dia bukan orang yang berbelas kasih. Dia selalu menjauh dari kami, saya tidak tahu alasannya,” tandasnya.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments