Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bernie Ecclestone: Seharusnya Mercedes Hentikan Mobil Bottas

Bernie Ecclestone menganggap strategi Mercedes saat mempertahankan gelar juara dunia pembalap F1 kurang tepat. Seharusnya, mereka menahan mobil Valtteri Bottas.

Bernie Ecclestone, Chairman Emiritus of Formula 1

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Supremo Formula 1 tersebut kerap melontarkan komentar kontroversial. Pekan ini, Mercedes jadi sasaran.

Dalam wawancara dengan Blick, ia mengutarakan pendapatnya tentang kemungkinan Lewis Hamilton pensiun karena kecewa berat dengan hilangnya trofi juara. Namun, ternyata pembalap Inggris tersebut ingin melanjutkan petualangan di F1, menerima tantangan dari kolega barunya, George Russell.

Polemik pada lap terakhir GP Abu Dhabi, ketika Max Verstappen berhasil menyerang Hamilton dan merebut titel, mencuri atensinya.

Ecclestone melihat Mercedes kurang cerdas dalam menyusun strategi ketika safety car terlibat usai insiden Nicholas Latifi.

Red Bull Racing mendapat keuntungan karena meminta Verstappen ganti ban lunak yang menjamin kecepatan. Sementara, Lewis Hamilton masih menggunakan ban keras.

Benar saja, ketika Direktur Balap FIA F1, Michael Masi meminta safety car masuk dan memulai balapan pada lap terakhir, Verstappen melesat.

Menurut pria 91 tahun tersebut, kerugian bisa dicegah dengan sebuah trik yang mengorbankan Bottas, yang saat itu mustahil masuk tiga besar.

“Cukup dengan menghentikan mobil Valtteri Bottas. Saya kira itu merupakan sebuah ide yang cerdas. Saya sudah memikirkannya,” ujar Ecclestone kepada media Swiss, Blick.

Baca Juga:

“Dengan cara itu, safety car tetap berada di trek dan balapan tidak perlu dimulai lagi. Konsekuensinya, tidak akan ada perubahan pada hasil akhir.”

Meski memberi gagasan out of the box, Ecclestone sejatinya kurang setuju dengan keputusan Masi yang memaksakan balapan.

“Seandainya dia segera menghentikan balapan sesaat setelah bendera merah berkibar usai kecelakaan Latifi, maka tidak perlu terjadi akhir fantastis seperti itu,” ucapnya.

“Karena dua penantang juara akan punya kesempatan setara dengan restart dalam pilihan ban dan kami akan berada di sana dengan tiga lap pertarungan antara Lewis dan Max.”

Episode tersebut terus menjadi pembicaraan hingga sekarang. Drama seperti itu justru membuat penggemar baru F1 makin antusias menonton adu balap jet darat.

Percikan api Lewis Hamilton, Mercedes W12, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Percikan api Lewis Hamilton, Mercedes W12, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Foto oleh: Sam Bloxham / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Perubahan Aturan Aerodinamika Bikin Aston Martin Menderita
Artikel berikutnya Klub Catur F1, Animo Duo Ferrari Paling Tinggi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia