Bikin Motor Lebih Kencang atau Mahal, Solusi Moto3 dari McPhee
Moto3 menawarkan kecepatan, hiburan sekaligus bahaya. Pembalap Petronas Sprinta, John McPhee, menilai hal itu timbul karena motor di kelas tersebut lebih stabil.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Sifat kompetitif para pembalap muda membuat mereka melakukan segalanya demi jadi yang terdepan. Bahkan, ada yang rela mengambil risiko dan menempatkan diri dalam bahaya.
Musim ini, terjadi beberapa insiden yang melibatkan para pembalap. Bahkan, sudah jatuh satu korban, yakni Jason Dupasquier meninggal karena cedera serius usai terjatuh di Moto3 Italia. Setelah terkena motornya sendiri, ia ditabrak Ayumu Sasaki dan Jeremy Alcoba.
Kabar kematian rider remaja itu membuat balapan di berbagai level yang digelar 30 Mei silam jadi suram. Banyak yang memandang insiden disebabkan motor terlalu kencang, tak sedikit yang menyalahkan pembalap.
McPhee tidak senang mendengar tudingan kepada para pembalap. “Saya tidak percaya itu. Motor super imbang yang berujung pada masalah ini. Atau aturan teknis di belakang itu,” katanya dikutip dari Speedweek.
“Tujuan Dorna selama bertahun-tahun menciptakan kondisi kompetitif seragam di Moto3, Moto2 dan MotoGP sehingga pembalap dapat membuat perbedaan dan bukan tim atau anggaran. Ini maksud yang patut dihormati 100 persen, tapi sekarang itu menunjukkan kemana Moto3 berjalan.”
Rider 26 tahun tersebut sering menjadi yang tercepat selama latihan bebas, tapi selalu gagal naik podium dan crash empat kali. Ia berada di peringkat 18 dan mendapat 22 poin.
McPhee merasakan sendiri sensasi kekacauan yang dialaminya. “Itu akan jadi sedikit bodoh dan sedikit berbahaya. Saya coba tancap gas dan membuka gap, karena itu kacau, sebuah kekacauan nyata,” ujarnya.
“Itu tidak seharusnya jadi kasus, seorang pembalap yang lambat 1,5 atau 2 detik daripada yang tercepat masih bisa ada di grup yang memperjuangkan kemenangan setelah 20 lap. Siapa pun dari mereka dapat memenangi balapan, meski bukan pembalap paling bertalenta atau tercepat.
“Anda harus punya skill untuk sampai di sana, tapi karena balapan sangat kaos, pembalap yang tidak cukup kencang masih bisa punya kesempatan menang. Karena slipstream, Anda dapat pergi dari P1 ke P9 atau dari P9 ke P1.”
Jeremy Alcoba, Team Gresini Moto3
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Pembalap Skotlandia itu mengajukan solusi agar Moto3 lebih aman bagi semua, seperti meningkatkan kapasitas motor atau mengubah aturan teknis.
“Saya bicara dengan beberapa pembalap setelah lomba, seperti Andrea Migno dan Niccolo Antonelli, mereka sangat frustrasi,” ia mengungkapkan.
“Satu-satunya cara membuat aman, menurut opini saya, membuat motor lebih kencang, 350cc atau 450cc. Akan ada grup lebih kecil bertarung untuk slipstream. Kadang itu haris dilakukan dalam latihan dan kualifikasi, saya yakin Superpole akan bagus.
“Satu-satunya jalan adalah teknik atau finansial. Kembalikan versi pabrikan bernilai jutaan dollar yang bisa dijangkau separuh pembalap, dan versi semipabrikan senilai setengah juta dollar yang cuma bisa didapatkan setengah lusin pembalap, biarkan pembalap privat yang bangkrut mengekor di belakang dalam boks sudah terpakai.
“Baiklah, saya tidak punya jawaban masuk akal, tapi Dorna perlu hadir dengan satu jawaban secepatnya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments