Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mattia Binotto: Ferrari Belum Punya Mentalitas Era Schumacher

Setelah membuat awalan solid pada F1 2022, Banyak yang menganggap Scuderia Ferrari sebagai salah satu favorit juara. Tetapi saat rival terus membuat progres, pabrikan Maranello seperti jalan di tempat.

Mattia Binotto, Team Principal, Ferrari

Foto oleh: Ferrari

Ferrari memberikan kejutan ketika sukses menyabet lima podium dalam tiga balapan pertama Formula 1 musim ini, dua di antaranya sebagai pemenang lewat Charles Leclerc.

Namun seiring kejuaraan bergulir, pesaing utama mereka, Red Bull Racing, mampu merespons dan terus menunjukkan kemajuan. Sedangkan Ferrari terjebak dengan kesalahan strategis dan juga mengemudi.

Prinsipal Tim Ferrari Mattia Binotto menyadari bahwa timnya tidak tampil maksimal belakangan ini serta kans memperebutkan gelar pembalap dan konstruktor sudah terlepas.

Binotto menjelaskan di mana kekurangan timnya dan di mana kemajuan dapat dibuat untuk masa depan saat hadir sebagai tamu dalam Festival della Gazzetta yang digelar La Gazzetta dello Sport pekan lalu.

Baca Juga:

“Tidak cukup lagi dengan hanya mengerjakan pekerjaan rumah Anda dengan baik. Untuk menang, Anda harus terus maju dan berkembang,” Binotto menuturkan.

Sang prinsipal menambahkan bahwa Ferrari kembali dengan kuat setelah beberapa tahun yang sulit dan tim menepati janjinya untuk bisa kembali menjadi kompetitif dalam F1.

Hal tersebut bisa dicapai berkat performa kuat dari mobil F1-75 serta kinerja Leclerc dan Carlos Sainz, duo pembalap yang disebut-sebut terkuat dalam grid Formula 1 saat ini.  

Charles Leclerc, Ferrari F1-75, Carlos Sainz, Ferrari F1-75

Charles Leclerc, Ferrari F1-75, Carlos Sainz, Ferrari F1-75

Foto oleh: Ferrari

Meski demikian, Mattia Binotto mengatakan masih ada langkah-langkah yang harus mereka ambil untuk memastikan Tim Kuda Jingkrak dapat kompetitif dalam situasi apa pun.  

“Mentalitas pemenang yang ada di era (Michael) Schumacher dan yang mendorong Anda untuk terus melakukan yang lebih baik setelah setiap kemenangan diraih,” ujarnya.

Binotto mengenang lagi kemenangan pertama Michael Schumacher bersama Ferrari dalam Grand Prix Spanyol pada 1996 silam, yang dialaminya ketika masih bekerja sebagai engineer mesin dalam tim.

“Itu juga kemenangan pertama saya dan ketika saya mendengar lagu kebangsaan, saya menyadari apa artinya menjadi bagian dari Ferrari,” Binotto mengungkapkan.

Carlos Sainz, Ferrari F1-75, Charles Leclerc, Ferrari F1-75

Carlos Sainz, Ferrari F1-75, Charles Leclerc, Ferrari F1-75

Foto oleh: Ferrari

Akhir pekan ini (30/9 - 2/10/2022), Ferrari akan mencoba bangkit di F1 GP Singapura. Calon penonton bisa mendapatkan diskon khusus 10% bila membeli tiket melalui Motorsport Ticket dengan memasukkan kode SINGAPORE10

Motorsport Ticket merupakan bagian dari Motorsport Network yang melayani penjualan tiket untuk berbagai ajang balap kelas dunia. Beli tiket balap hanya di Motorsport Ticket.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Max Verstappen Bisa Pecahkan 5 Rekor dalam 6 Balapan Tersisa
Artikel berikutnya Beban Oscar Piastri Hilang Usai Bicara dengan Ricciardo

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia