Ducati Senang Inovasinya Ditiru Pabrikan Jepang
Ducati menjadi tim yang selalu berinovasi demi meningkatkan performa Desmosedici GP, dan tak jarang teknologi yang diperkenalkan diikuti oleh tim-tim lainnya.
Foto oleh: Ducati Corse
Salah satu pengembangan yang ditiru para rival adalah winglet. Awalnya, komponen tersebut banyak ditentang oleh pabrikan lainnya dan dianggap merusak estetika motor.
Namun, winglet terbukti memberi keuntungan bagi pembalap Ducati, lantaran bisa mengurangi wheelie ketika membuka gas saat keluar tikungan.
Yamaha kemudian mulai mengikuti penggunaan winglet, yang lalu diikuti Honda dan Suzuki, bahkan juga pabrikan Eropa lainnya.
Musim lalu, Ducati memperkenalkan holeshot device, sebuah perangkat yang bisa membantu agar bisa meraih start bagus.
Yamaha, yang bermasalah pada ban belakang, meniru teknologi tersebut dengan menempatkan knob putar di sisi kiri tangki bahan bakar untuk mengatur suspensi belakang agar membuat motor lebih dekat dengan permukaan.
Kabarnya, Honda juga sedang mengembangkan teknologi serupa demi memaksimalkan potensi RC213V saat start.
Namun, semua inovasi yang diciptakan Ducati ini belum mampu mengantarkan pembalap mereka jadi juara dunia sejak terakhir kali dipersembahkan Casey Stoner pada 2007 silam.
Meski begitu, General Manager Ducati, Gigi Dall’Igna, mengaku senang karena inovasi yang dilakukan para teknisi timnya diikuti pabrikan Jepang.
“Bukan hal baru bahwa semua pabrikan telah memperkenalkan komponen yang pernah dirancang oleh Ducati. Karena Suzuki tidak akan pernah menjadi motor yang sama tanpa winglet atau sistem start yang kami luncurkan,” kata Dall’Igna dalam launching tim.
“Saya sangat senang ketika pabrikan Jepang meniru kami. Anda merasa sangat bangga, kendati pada awalnya sangat kesal dengan penolakan.”
Salah satu inovasi Ducati yang mendapat penolakan adalah winglet swingarm. Perangkat itu dianggap menyalahi aturan karena diduga menghasilkan downforce lebih besar sehingga motor lebih aerodinamis.
Tetapi, Dall’Igna membantah tuduhan tersebut, sembari menegaskan itu digunakan untuk mendinginkan ban belakang. Usai FIM menerima alasan Ducati dan tak menemukan pelanggaran, seluruh tim mulai memakai winglet swingarm.
“Kami memiliki sejumlah insinyur dan teknisi kelas satu. Selain memiliki kemampuan untuk menjelajahi trek yang tidak biasa, inovasi para teknisi Ducati telah ditiru oleh hampir semua pabrikan,” ucap Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti.
Jack Miller, Ducati Team
Foto oleh: Ducati Corse
Namun, ada satu inovasi Ducati yang belum ditiru pabrikan lainnya, yaitu Rear Wheel Aero. Komponen yang terbuat dari carbon fiber itu menutupi setengah bagian dari pelek belakang.
Bukan hanya pada ban belakang, setelah mendapat data yang memuaskan, mereka juga menggunakannya di ban depan.
Perangkat ini juga membuat motor lebih efisien karena udara kotor tak melewati sisi dalam roda. Dan dapat pula dimanfaatkan untuk sedikit mengurangi temperatur ban.
“Setiap tahun, pabrikan lain berusaha untuk membajak dua atau tiga teknisi kami, tapi saya sangat bangga dengan dedikasi mereka. Pasalnya, mereka dilatih di Ducati dan ingin berkembang di sini,” kata Manajer Tim Ducati, Davide Tardozzi.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments