Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Bos Haas Ungkap Penyebab Grosjean Kurang Dihargai

Berkarier di Formula 1 selama 11 tahun, Romain Grosjean dipandang jarang mendapat apresiasi yang pantas. Bos Haas, Gunther Steiner, mengungkap penyebab pembalap itu kurang direspons positif.

Romain Grosjean, Haas F1 returns to the paddock after his crash with his hand in a bandage

Andy Hone / Motorsport Images

Grosjean terjun ke balap mobil elite tersebut sejak 2009, sebagai pembalap pengganti Renault. Dalam tujuh balapan, ia hanya bertengger di peringkat ke-23.

Prestasi terbaik diraihnya saat berada dalam kokpit Lotus musim 2012 dan 2013, karena kerap berdiri di podium dan mampu menjejak peringkat ketujuh serta delapan.

Setelah itu, Grosjean ada di luar 10 besar dan prestasinya semakin menurun seiring dengan adanya para pembalap muda yang potensial dan dibekali mobil mumpuni.

Musim 2020, paling tragis dalam kariernya. Ia didepak dari Haas karena akan diganti dengan pembalap muda, Nikita Mazepin dan Mick Schumacher.

Grosjean pun tak bisa menjalani balapan perpisahan lantaran kecelakaan di GP Bahrain yang mengakibatkan punggung tangannya mengalami luka bakar. Keinginan pilot Prancis itu menunggangi mobil F1 untuk terakhir kali pun tak diluluskan oleh Haas.

Baca Juga:

Jika ukurannya adalah prestasi, tim Amerika Serikat itu tak pernah mendapatkan podium sekali pun dari pria 34 tahun.

Saat ditanya apakah Grosjean kurang diberi pujian, Steiner mengakuinya. “Ya. Dia dulu sangat, sangat cepat. Romain pernah jadi salah satu pembalap terhebat di Formula 1,” ujarnya kepada Motorsport.com.

“Tapi kadang dia mendorong dan sedikit berlebihan. Lalu Anda melihat kesalahan-kesalahan itu. Dia kemudian melewati batas dan Anda membuat kesalahan.”

Grosjean menjadi partner Kevin Magnussen selama empat tahun di Haas. Pembalap Denmark tersebut juga mengutarakan pendapat senada dengan Steiner.

“Dia membuat beberapa kesalahan besar seperti di Baku (pada 2018), di mana dia mengalami insiden di belakang safety car,” ucapnya.

“Itu mencuri banyak perhatian, tapi luar biasa posisinya saat itu. Saya kira dia berada di urutan keempat atau seperti itu. Tak ada yang membicarakan itu.

“Seandainya tidak crash, dia bisa mengukir hasil bagus di sana. Itu mengurangi fakta bahwa dia adalah pembalap hebat. Selama beberapa tahun terakhir, sangat sulit baginya menunjukkan diri, tapi lebih karena mobil kurang kompetitif.”

Grosjean melanjutkan, “Orang-orang lupa apa yang diperlihatkannya pada 2012 dan 2013. Dia sering ada di podium saat itu. Dia beberapa kali sial sehingga tidak menang balapan. Tapi itu cara kerjanya. Sebagai rekan setim, saya sangat mengapresiasi talentanya.”

Romain Grosjean, Haas F1, bicara kepada Helmut Marko, Konsultan, Red Bull Racing

Romain Grosjean, Haas F1, bicara kepada Helmut Marko, Konsultan, Red Bull Racing

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ocon Sebut Masa Depan Alpine Berada di Tangan yang Baik
Artikel berikutnya Ocon Akui Sulit Berpisah dengan Abiteboul

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia