Brawn Memprediksi Red Bull dan Mercedes Bisa Tumbang di Era Baru
Perubahan regulasi radikal Formula 1 2022 diperkirakan bisa meruntuhkan hegemoni dua skuad raksasa, Red Bull Racing dan Mercedes. Prediksi itu disampaikan direktur olahraga F1, Ross Brawn.
Foto oleh: Erik Junius
Kedua tim menjadi penguasa F1 sejak era V6 turbo hibrida. Dengan dukungan dana besar, mereka tentu lebih mudah membuat mobil kompetitif dan merekrut pembalap jempolan.
Namun, dengan adanya budget cap dan regulasi teknik anyar, gerak Red Bull dan Mercedes terbatas dalam menciptakan mobil dengan teknologi paling mutakhir yang memerlukan biaya besar.
Musim lalu, meski ada pembatasan anggaran, teknologi yang diterapkan masih belum diatur sangat ketat. Oleh karena itu, keduanya berlomba menciptakan amunisi jempolan untuk memastikan gelar sebelum menyambut era baru.
Gelar juara dunia pembalap dibawa pulang Max Verstappen. Sementara, Mercedes yang merengkuh titel konstruktor kedelapan beruntun.
“Kedua tim berpegang pada 2021, jadi transisi ke aturan baru dapat berimbas kepada mereka. Sebagian anggaran dapat dialokasikan dari satu tahun ke tahun berikutnya, jadi mereka dapat membuat beberapa pengeluaran tahun ini di mana sudah direncanakan untuk 2021, tapi ternyata tidak dipakai,” ujar Brawn.
“Ada berbagai hal yang membantu mereka dalam hal ini, tapi yang paling penting, semua orang telah mendedikasikan diri mereka untuk berjuang dalam kejuaraan yang sangat intens.”
Mantan bos Brawn GP itu mengingat deretan pertarungan dua raksasa di masa lalu, termasuk kejutan yang disuguhkan timnya.
“Ada duel besar antara dua tim raksasa pada 2008, dan pada 2009, mereka jatuh jungkir balik. Saya tidak mengharapkan hal seperti itu terjadi musim ini, tapi bagus juga mengingat masa lalu,” katanya.
“Kami mungkin akan menghadapi situasi ini lagi di masa depan, jika tidak sekarang, karena pembatasan anggaran, Anda harus menyeimbangkan kondisi keuangan setiap musim dibandingkan musim depan.”
Kejatuhan tim besar pastinya pernah terjadi sepanjang sejarah F1. Pada 2008, McLaren dan Ferrari berebut gelar juara dunia pembalap.
Duel tersebut sangat sengit karena Felipe Massa berstatus juara dunia selama 28 detik setelah melewati garis finis Grand Prix Brasil. Namun, Hamilton menghancurkan segalanya.
Kala itu, pilot Inggris yang tergolong anak baru tersebut, berhasil melewati Timo Glock di tikungan akhir lap pamungkas. Ia menghuni peringkat kelima dan tambahan poinnya sangat cukup untuk merenggut mahkota juara.
Brawn GP mengerahkan segala daya upaya untuk mengubah musim 2009. Inovasi diffuser dua lapis membuat mereka jadi pemuncak klasemen musim baru.
Tim yang sebelumnya bernama Honda itu unggul daripada Red Bull, McLaren dan Ferrari.
Lewis Hamilton, Mercedes W13
Foto oleh: Mercedes AMG
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments