Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Brown: McLaren F1 seperti Darth Vader

Zak Brown menemukan McLaren yang hampir runtuh ketika menerima jabatan sebagai direktur eksekutif. Semua aspek negatif muncul secara berurutan dan membuat tim F1 itu seperti ‘Darth Vader’.

Zak Brown, Executive Director, McLaren arrives

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

McLaren yang musim lalu finis di peringkat ketiga klasemen konstruktor pernah mengalami periode kegelapan.

Kerja sama dengan Mercedes kolaps yang membuat mereka kehilangan pendukung utama. Pergantian mesin ke Honda pada 2015, memperburuk situasi.

Tim yang bermarkas di Woking terlempar ke peringkat kesembilan musim itu. Para sponsor angkat kaki sehingga menempatkan dalam kesulitan keuangan.

Atmosfer di paddock maupun kantor pusat kian dingin, sehingga CEO Ron Dennis meletakkan jabatannya setahun kemudian. Brawn pun masuk sebagai direktur eksekutif sebelum dilantik mengisi posisi Dennis.

“Saat melangkah ke dalam tim, mereka mengalami kemunduran di segala aspek,” ujarnya kepada Motorsport.com.

Ia mengenang kekacauan dalam masa kelam tersebut. “Sponsor saat itu, Vodafone, Johnnie Walker, GSK dan ExxonMobil mundur menyisakan mobil yang hampir kosong. Hasil balapan, kami berada di peringkat kesembilan. Itu termanifestasikan dalam ketidakbahagiaan para pekerja, jadi ketika Anda berjalan di sekitar workshop, kepala mereka tertunduk, bukan mendongak.

“Saya kira itu bukan salah perseorangan. Tidak ada permainan menyalahkan di sini. Tapi Anda harus punya pintu putar kepemimpinan, mulai di atas. Anda memiliki dokumentasi dan sudah mempublikasikan pertarungan pemegang saham.”

Baca Juga:

Brown melakukan perombakan dari sisi organisasi dan meremajakan staf. Berangsur-angsur situasi berubah yang berimbas pada membaiknya prestasi.

“Itu menunjukkan lingkungan yang sangat tidak sehat. Apa yang saya coba lakukan adalah menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat, menyederhanakan organisasi, fokus pada organisasi dan mencoba menghangatkan organisasi,” katanya.

Pria 49 tahun itu merupakan penggemar berat Dennis dan menganggapnya sebagai legenda olahraga. Kendati demikian, ia berani mengkritik buruknya performa manajemen,

Menurut Brown, McLaren perlu lebih menerima apa yang diinginkan publik dari tim dan merek.

“Saya selalu merasa McLaren adalah Star Wars, tapi kami menjadi sedikit Darth Vader. Saya kira kami butuh lebih Luke Skywalker,” ia menjelaskan.

“Keren, Star Wars, tapi kami mencoba untuk memutar perhatian tim dan mereka pada apa yang diinginkan orang dari McLaren? (Seperti) mengubah mobil jadi papaya, karena itu yang diinginkan fan.

“Dengan menempatkan orang di tempat yang tepat, fokus pada organisasi dan membawa beberapa energi dan berubah, kami sekarang mulai melihat semua itu bekerja.”

Kehadiran mantan bos Porsche LMP1, Andreas Seidl, sebagai prinsipal tim dan eks kepala teknik Toro Rosso, James Key, pada 2019, membuat tim bangkit.

Investasi dari konsorsium Amerika Serikat telah menyehatkan kas mereka, sehingga bisa digunakan untuk membeli mesin Mercedes lagi.

McLaren juga meningkatkan fasilitas di Woking, membangun terowongan udara baru, lalu merekrut Daniel Ricciardo sebagai tandem Lando Norris, musim depan.

“Kami punya segala yang dibutuhkan sekarang, seperti para pembalap itu, prinsipal tim, direktur teknik, power unit, sponsor, investor, sumber daya, Capek (proyek), tapi akan butuh waktu untuk bekerja,” katanya.

“Kalau Anda melihat dua dominasi terbaru, Mercedes, mereka butuh waktu untuk membangun momentum agar sampai ke sana, kemudian sekali mereka sampai ke sana, sulit dijatuhkan dari puncak gunung.

“Sebelum itu, ada Red Bull. Mereka juga butuh waktu untuk sampai ke sana. Jadi ini adalah momentum bisnis, saya kira kami punya momentum yang bagus. Jalan kami masih panjang.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bukan Reverse Grid, F1 Pertimbangkan Sprint Race
Artikel berikutnya Ralf Schumacher Sayangkan Sikap Hamilton

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia