Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Cedera Jadi Momok Terbesar Jorge Martin

Pembalap Pramac Ducati, Jorge Martin, mengungkapkan momen sulit bangkit setelah mengalami cedera yang dialaminya di semua kelas.

Jorge Martin, Pramac Racing

Foto oleh: Dorna Sports

Martin memiliki penampilan yang mengesankan pada dua balapan pembuka di Qatar, dengan finis ketiga dan sempat memimpin jalannya perlombaan.

Namun, pada seri ketiga di Portugal, pembalap berstatus rookie itu mengalami kecelakaan. Ia pun dibekap cedera patah tulang di tangan serta kakinya. Akibat luka yang dialaminya pula, Martin terpaksa harus absen balapan cukup lama.

Pembalap asal Spanyol itu baru bisa kembali saat MotoGP menyambangi Catalunya. Sang pembalap berhasil finis ke-14, meski kondisinya belum pulih sepenuhnya.

Setelah jeda musim panas, tepatnya di GP Styria, Martin mulai menemukan kenyamanan di atas Demosedici GP21 miliknya. Ia bahkan sukses meraih kemenangan.

Hal itu diikuti dengan podium ketiga pada balapan kedua di Red Bull Ring dalam kondisi yang rumit, akibat hujan turun saat balapan menyisakan tiga lap.

“Ketika cedera datang, situasinya benar-benar sulit. Bahkan, ada momen di mana saya berpikir harus berhenti dari dunia balap,” kata Martin kepada MotoGP.com.

“Tapi saya terus berjuang dan berpikir, ‘Saya harus kembali meraih kemenangan, dan saya ingin mendapatkan hasil bagus lagi.”

Baca Juga:

Jorge Martin menyadari bahwa mentalitasnya saat ini belum stabil. Karena itulah, ia masih harus bekerja keras pada area tersebut.

Pasalnya, beberapa kali hal tersebut sempat membuatnya berada di fase terburuk. Bahkan sampai dapat menghancurkan kariernya.

“Ketika saya memenangi gelar juara dunia Moto3 pada 2018, dan dipromosikan ke Moto2, ekspektasi saya sangat tinggi,” ujarnya.

“Tetapi, secara mentalitas sangat sulit karena saya merasa mampu memenangi setiap balapan dan nyatanya hanya bisa memperebutkan posisi ke-15 di Moto2.”

Kegagalan meraih hasil terbaik membuat Martin sempat berada di momen terendah. Saat itu, ia mengaku hampir mengakhiri kariernya karena sangat meragukan kemampuannya sendiri.

“Saya masih mengingat saat terus-terusan menangis, terkadang setelah latihan bebas ketiga, karena saya ragu pada diri sendiri,” tuturnya.

“Meski saya seorang juara dunia. Itu sangat sulit, tetapi pada akhirnya, saya satu-satunya yang benar-benar mengenal diri saya sendiri.

“Saya bisa mendapatkan kembali motivasi dan mencoba untuk berjuang kembali. Motivasi yang saya miliki cukup untuk membantu saya kembali ke podium, tapi apa yang saya lewati tidak mudah.”

Jorge Martin, Pramac Racing

Jorge Martin, Pramac Racing

Foto oleh: Dorna

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Maverick Vinales Gagal Emban Tugas Penting di Yamaha
Artikel berikutnya Bos LCR Sebut Honda Tertinggal dari Pabrikan Lain

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia