Crutchlow Beruntung Bisa Berkarier MotoGP di Era Sekarang
GP Portugal 2020, 14 November lalu, menjadi akhir dari 10 tahun perjalanan Cal Crutchlow di kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor, MotoGP.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Cal Crutchlow mengaku merasa lega setelah menyelesaikan karier sebagai pembalap profesional. Dari 11 kali turun sepanjang MotoGP 2020 lalu – tiga kali tidak start (DNS) – bersama Tim LCR Honda, Crutchlow finis di P18 klasemen akhir dengan 32 poin.
Mulai musim depan, Cal Crutchlow akan menjalani peran baru sebagai pembalap penguji Yamaha. Namun, Crutchlow takkan menggantikan pembalap pengganti Yamaha jika ada yang berhalangan, atau turun sebagai pembalap wild card.
Satu dekade turun di MotoGP, Cal Crutchlow tercatat start di 167 balapan dengan tiga kali menang, enam kali podium kedua, 10 podium ketiga, dan empat kali pole position.
“Selesai sudah buat saya,” kata Cal Crutchlow, sesaat setelah menyelesaikan GP Portugal di Sirkuit Algarve, Portimao. “Saya tidak bisa mendapatkan sesuatu yang di luar kemampuan. Jujur, selama ini determinasilah yang membantu saya menjalani karier sebagai pembalap.”
Cal Crutchlow juga mengaku dirinya bukan termasuk pembalap dengan bakat hebat di MotoGP. Namun, Crutchlow, yang kini berusia 35 tahun, mengaku selalu ingin melakukan lebih setiap turun berlomba.
Pada 2006, Crutchlow memenangi British Supersport Championship. Dua tahun kemudian, Crutchlow finis di posisi ketiga British Superbike Championship 2008 di belakang Shane Byrne dan Leon Haslam.
Crutchlow juga menjadi yang terbaik di Kejuaraan Dunia Supersport (World Supersport) 2009. Setahun kemudian, Crutchlow memenangi tiga balapan di Kejuaraan Dunia Superbike (WorldSBK).
Sukses di berbagai ajang balap motor tersebut mengantar Crutchlow naik ke MotoGP pada 2011 dan langsung menjadi pembalap debutan terbaik (the best rookie) musim tersebut.
Cal Crutchlow merebut hasil terbaik MotoGP bersama tim satelit Monster Yamaha Tech 3. Tampak Crutchlow saat turun di kualifikasi GP San Marino 2013.
Foto oleh: Bridgestone Corporation
Bersama tim satelit yang dibelanya saat debut, Yamaha Tech3, itulah Crutchlow mampu menorehkan peringkat akhir terbaiknya, kelima, di MotoGP 2013. Crutchlow lalu pindah ke tim pabrikan Ducati selama setahun namun gagal bersinar.
Enam tahun terakhir, Crutchlow turun membela LCR Honda. Bersama tim satelit Honda inilah Crutchlow mampu merebut semua kemenangannya di MotoGP, tiga: Rep. Ceko dan Australia 2016 serta Argentina 2018.
“Brno 2016 mungkin menjadi kemenangan terbaik saya karena itu yang pertama,” ucap Crutchlow yang kala itu menjadi pembalap Inggris pertama yang mampu memenangi balapan kelas utama sejak Barry Sheene melakukannya pada 1977 (kelas 500 cc).
“Namun saya kini tidak bisa lagi berada di level seperti itu. Sederhana saja, saya masih cepat. Tetapi, melihat jalannya musim (2020) lalu, saya sadar inilah saatnya untuk beristirahat.”
Cal Crutchlow pun mengaku apa yang sudah dilaluinya di MotoGP banyak yang melebihi ekspektasi. Di antaranya bekerja sama dengan orang-orang dan tim-tim balap hebat.
Cal Crutchlow merebut semua tiga kemenangannya di MotoGP bersama Tim LCR Honda.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
“Sepuluh tahun di MotoGP, saya berkesempatan mengendarai sejumlah motor hebat (Yamaha YZR-M1, Ducati Desmosedici, dan Honda RC213V) dan itu sangat istimewa, sesuatu yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya,” kata Crutchlow.
Cal Crutchlow mengaku juga merasa terhormat bisa memiliki kesempatan turun di salah satu ajang balap bergengsi di dunia seperti MotoGP. Salah satu yang paling diingat Crutchlow adalah pengembangan yang begitu pesat di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami semua yang turun di MotoGP era saat ini bisa dibilang beruntung. Anda bisa lihat betapa kompetitifnya MotoGP, terutama lima tahun terakhir sejak penggunaan sistem kontrol elektronik diseragamkan,” kata Crutchlow.
“Kini, semua pembalap turun dengan (performa) motor yang relatif serupa. Inilah penyebab mengapa banyak pembalap bisa berada di barisan depan.”
Perubahan yang sangat masif di MotoGP hingga awalnya dianggap seperti lelucon. Namun, kini setiap pembalap bisa pada praktiknya mengendarai motor pabrikan sehingga mampu kompetitif.
“Motor-motor MotoGP kini semakin cepat sementara para pembalap kian memahami keuntungan penggunaan sistem elektronik seragam dan bisa menyesuaikannya dengan gaya balap mereka,” kata Cal Crutchlow.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments