Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Darryn Binder: Saya Tak Mau Dikenal sebagai Pembalap Berbahaya

Darryn Binder rupanya gerah dengan stigma sebagai ‘bad boy’ di MotoGP gegara gaya balap yang berbahaya.

Darryn Binder, RNF MotoGP Racing

Foto oleh: Xaveria Yunita

Pembalap WithU RNF Racing tersebut disebut mengendarai motor seperti monyet oleh Remy Gardner, usai MotoGP Qatar. Alih-alih marah, ia menganggap itu sebuah teguran yang mesti didengarkan.

Berikut wawancara eksklusif dengan pemuda Afrika Selatan tersebut dengan Motorsport.com Indonesia.

Sejauh ini, bagaimana pengalaman Anda di MotoGP?

Sejauh ini cukup baik. Saya harus belajar dari Moto3 ke MotoGP adalah sebuah langkah besar. Saya beruntung tim ini sangat membantu. Semua tenang dan mereka membantu saya belajar dan memahami bagaimana semua berjalan. Itu yang paling penting. Setiap kali saya berkendara, saya berkembang.

Setelah balapan pertama, saya belajar banyak melakoni balapan secara penuh. Saya harap di Mandalika bisa melangkah lebih maju. Melihat segalanya dan memahami balapan. Saya harap bisa lebih kencang.

Bagaimana pendapat Anda tentang pengaspalan ulang?

Ya, saya sudah melihat tikungan terakhir sampai antara Tikungan 5 dan 6. Sayangnya, saat tes pramusim sangat kotor, kami juga punya masalah dengan batu. Sekarang sudah bersih, pengaspalan ulang sepertinya bagus. Tapi, saya harus melihat bagaimana kondisi ban bekerja di permukaan itu.

Apa Anda berdiskusi dengan Brad Binder tentang bagaimana seharusnya berkendara di MotoGP?

Ya, saya bicara dengan Brad setiap saat. Kami bicara tentang balapan dan lain-lain. Dia berbicara kepada saya setelah start bagus, ‘Anda jangan terlalu mengebut, tetap tenang’. Kendarai motor seperi biasa.

Itu adalah sesuatu yang harus Anda pelajari untuk diri sendiri. Saya jelas menerima saran itu dan menerapkannya, tapi saya juga harus belajar semua sendiri.

Apa ekspektasi Anda untuk Minggu?

Saya tidak tahu apa ekspektasi saya. Kami pernah berada di sirkuit ini dan lumayan dekat dengan pembalap lain. Saya ingin berada di antara lima rookie. Seandainya, saya berada di posisi terbaik di antara mereka akan lebih baik.

Kalau finis di zona poin akan sangat bagus. Saya akan melakukan yang terbaik.

Bagaimana pendapat Anda tentang parade pembalap MotoGP di Jakarta?

Ya, parade itu sangat keren. Dukungan penggemar MotoGP di Indonesia sangat besar. Senang melihat para penggemar dari Indonesia dan berbuat sesuatu untuk fan, di mana sejak adanya pandemi Covid-19, kami tidak bisa melakukan itu. Sungguh menyenangkan bertemu presiden. Presiden Anda super cool!

Apa Anda belajar sesuatu dari Andrea Dovizioso?

Dovizioso dalam garasi sangat keren. Dia punya banyak pengalaman, sangat menyenangkan. Dia sangat membantu. Sayangnya, dia tidak berada di posisi yang diinginkannya sekarang. Tapi, pada balapan-balapan selanjutnya, dia bisa berada di jalan yang diinginkan.

Sungguh menyenangkan mengetahui apa yang dikerjakannya dengan banyak pabrikan dan berbagai motor. Sungguh bagus berbagi garasi dengannya.

Apakah Anda juga bisa mengakses datanya?

Ya, tentu saja. Saya bisa mengintip datanya dan data para pembalap pabrikan (Yamaha Factory Racing). Sangat penting mengakses data. Pasti Anda melihat sesuatu di sana. Jadi saya bisa bertanya banyak hal kepadanya.

Siapa pembalap yang perlu Anda waspadai?

Sulit mengatakan siapa yang bagus, apalagi kami baru turun sekali dalam balapan. Marco Bezzecchi bagus di Qatar, tapi sayangnya mengalami crash. Sedangkan empat yang lain, bersama-sama. Itu menyenangkan setidaknya ada lima rookie yang bertarung.

Setiap balapan, kami pastinya belajar sehingga bisa maju dan tampil makin kencang. Mungkin akhir pekan ini, seseorang mengambil langkah besar. Bisa jadi pada balapan selanjutnya, saya yang lebih maju.

Yang penting belajar dan memahami, karena sekali Anda mengerti maka bisa melangkah maju. Sekarang, hanya fokus melangkah satu persatu dan tidak berusaha melakukan sesuatu yang gila.

Gaya balap Anda menuai kritik, bagaimana Anda mengatasi itu?

Saya punya reputasi kurang bagus di Moto3. Sayangnya, media memberi saya cap buruk. Apa yang terjadi di Qatar, meledak di luar proporsi, saya sudah bicara dengan Remy Gardner. Saya paham apa yang dikatakannya. Itu bagus. Sekarang kesalahpahaman telah diluruskan.

Media membesar-besarkan. Mulai dari sekarang, saya mempertimbangkan kata-katanya. Saya mengerti apa yang dia coba katakan kepada saya. Saya tidak mau dikenal sebagai pembalap yang berbahaya atau kotor. Saya ingin bersih.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Hasil FP3 MotoGP Indonesia: Meski Tercepat, Marquez Gagal Otomatis ke Q2
Artikel berikutnya Hasil FP4 MotoGP Indonesia: Morbidelli Menggebrak, Motor Rins Kebakaran

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia