Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Saat di Ferrari, Schumacher Diam-diam Negosiasi dengan McLaren

Mantan bos Mercedes, Norbert Haug, mengungkapkan sejumlah hal menarik lewat podcast Formula 1, Beyond The Grid. Salah satunya soal rahasia Michael Schumacher.

Michael Schumacher, Mika Hakkinen, Norbert Haug

Foto oleh: XPB Images

Sejak kali pertama resmi digelar pada 1950, gelran Kejuaraan Dunia Formula 1 selalu diwarnai intrik maupun isu yang tidak hanya menarik tetapi juga mengejutkan. Jika semua isu itu menjadi kenyataan, mungkin akan mengubah jalannya musim dan sejarah saat ini.

Sejumlah isu yang tidak menjadi kenyataan di antaranya Fernando Alonso yang bernah berencana pindah ke Red Bull Racing pada 2008, Robert Kubica ke Ferrari pada 2012, hingga Michael Schumacher yang ingin hengkang ke McLaren pada 1999.

Khusus isu terakhir, Norbert Haug tahu benar kronologinya seperti apa. Maklum, saat itu posisinya sangat strategis, Wakil Presiden Mercedes-Benz Motorsport.

Mercedes kala itu menjadi pemasok mesin McLaren (sejak 1995). Per 1998, pabrikan asal Jerman tersebut bahkan memiliki 40 persen saham McLaren. Dengan begitu, Mercedes lewat Haug ikut mengendalikan tim asal Woking, Inggris tersebut.

“Saya kali pertama bertemu Michael Schumacher saat turun di Formula 3 Jerman. Ketika itu saya masih menjadi managing editor di majalah Auto Motor und Sport pada 1989,” kata Haug dalam podcast Formula 1, Beyond The Grid.

Baca Juga:

“Ia turun di Formula 1 jauh sebelum saya. Ketika saya mulai terlibat di F1 bersama McLaren pada 1995, Schumacher sudah empat tahun berlomba sejak debut bersama Jordan di Sirkuit Spa-Francorchamps (1991). Saat itu, ia juga sudah dua kali juara dunia (1994, 1995) bersama Benetton.”

Sejarah mencatat, setahun setelah juara dunia kedua, Schumi – sapaan akrab Michael Schumacher – pindah ke Ferrari. Semua tahu, Schumi baru mampu merebut gelar ketiga pada musim kelimanya bersama Tim Kuda Jingkrak.

Periode antara 1996 sampai 1999, Ferrari memang kalah dibanding Williams dan McLaren. Williams menjadi kampiun pembalap lewat Damon Hill pada 1996 dan Jacques Villeneuve setahun kemudian. McLaren juara pembalap pada 1998 dan 1999 lewat Mika Hakkinen.

Sekira tahun 1998, Haug mulai sering melakukan intervensi kepada Schumi untuk meyakinkannya meninggalkan Maranello (markas Ferrari di Italia) ke Woking.

Saat itu, Haug membandingkan sasis McLaren MP4-13 bermesin Mercedes yang jauh lebih kompetitif daripada Ferrari F300 andalan Schumi.

“Saat itu, kami bertarung sangat sengit di trek tetapi di paddock kami sangat akrab. Saya berulang kali meledek Schumi bahwa satu hari nanti akan turun bersama,” ucap Haug.

“Kenyataannya, kami memang beberapa kali melakukan negosiasi pada 1998 namun tidak pernah terjadi kesepakatan. Meskipun secara teori sebenarnya bisa, namun kepindahan Schumi ke McLaren tidak pernah terjadi.”

Saat itu, McLaren memang memiliki sasis luar biasa bagus hasil karya Adrian Newey (kini Kepala Teknisi Red Bull Racing). Tidak heran jika para pembalap top ingin berada di kokpit mobil-mobil McLaren.

“Michael mungkin bisa lebih cepat memenangi gelar (jika ke McLaren). Memang, ia bisa saja juara pada 1999 jika tidak kecelakaan (patah kaki di Silverstone, Inggris) yang membuatnya absen hingga tujuh balapan.

“Kami mungkin juga mampu juara pada 2000 jika tidak terkendala berbagai masalah teknis. Intinya, era tersebut menjadi periode luar biasa. Lihat saja duel sengit kami dengan Ferrari pada GP Belgia 2000.”

Nico Rosberg, Mercedes GP, Norbert Haug, Mercedes, Motorsport Chief, dan Michael Schumacher, Mercedes, menjelang GP Belgia 2011.

Nico Rosberg, Mercedes GP, Norbert Haug, Mercedes, Motorsport Chief, dan Michael Schumacher, Mercedes, menjelang GP Belgia 2011.

Foto oleh: XPB Images

Di bawah pimpinan Haug, Mercedes membantu McLaren merebut tiga gelar juara dunia pembalap lewat Hakkinen (1998, 1999) dan Lewis Hamilton (2008).

Namun, di era Haug pula McLaren terlibat skandal spy-gate setelah pada 2007, Kepala Desainer McLaren Mike Coughlan kedapatan memiliki hampir 800 halaman data teknis Ferrari yang sangat rahasia.

Di bawah Norbert Haug pula, mesin Mercedes membantu Tim Brawn GP merebut gelar juara dunia pembalap atas nama Jenson Button dan konstruktor pada F1 2009.

Saat Mercedes memutuskan membeli Brawn GP untuk turun sebagai tim independen mulai 2010, praktis status kepemilikan 40 persen saham di McLaren juga dicabut.

Michael Schumacher yang mundur dari F1 pada akhir musim 2006, akhirnya menerima tawaran Mercedes untuk kembali dan mendampingi Nico Rosberg. Tetapi, Mercedes tidak langsung kompetitif.

Sejak turun penuh sebagai tim pada F1 2010, Mercedes hanya mampu sekali menang dalam tiga musim pertama, lewat Rosberg di GP Malaysia 2012.

Merasa gagal memenuhi ekspektasi, Norbert Haug pun memutuskan mundur dari posisinya pada akhir Desember 2012, sekaligus mengakhiri 22 tahun lebih karierya sebagai penanggung jawab balap Mercedes. Posisinya di Tim Mercedes F1 lalu digantikan Toto Wolff.  

    

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Euforia Italia dan Inggris Lolos Final Euro 2020 Menjalar ke F1
Artikel berikutnya FIA Setujui Ban Belakang Baru dari Pirelli

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia