Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Diagnosa Awal Red Bull soal Problem RB18 Max Verstappen

Prinsipal Tim Red Bull Racing Christian Horner memberikan diagnosa awal mengenai masalah reliabilitas mobil Max Verstappen, yang membuatnya gagal menyelesaikan balapan F1 GP Australia di Sirkuit Albert Park.

Max Verstappen, Red Bull Racing, retires from the race and a marshal assists with a fire

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Red Bull mengakhiri Grand Prix Australia dengan hanya satu mobil yang dapat finis. Sergio Perez sukses meraih podium kedua, tetapi rekan setimnya, Max Verstappen, frustrasi karena terpaksa harus mundur.

Juara dunia bertahan Formula 1 itu menghentikan mobil RB18 miliknya di tikungan pertama Albert Park pada Lap 39 akibat problem reliabilitas. Ini kali kedua dalam tiga race Verstappen mengalami isu serupa.

Hal tersebut mulai memunculkan pertanyaan tentang power unit Honda. Christian Horner pun segera angkat bicara mengenai apa yang terjadi setelah melakukan penyelidikan awal pada RB18 Verstappen.

“Sepertinya masalah sistem bahan bakar, berbeda dengan tangki, yang menjadi penyebabnya. Kami telah mengarantina (mobil) itu, suku cadang dikirim kembali ke Jepang dan kami akan coba memahami masalahnya secepat mungkin,” kata Horner membagi diagnosa awal.

Baca Juga:

“Saya kira tidak ada hubungannya dengan itu (DNF Verstappen di GP Bahrain). Tetapi, seperti yang saya katakan, ini masih terlalu awal. Saya mau (kumpulkan) semua fakta dulu. Saya lebih suka memperbaiki mobil cepat daripada membuat mobil lambat yang dapat diandalkan.

“Kami tentu saja harus waspada, kami tidak bisa lagi menerima banyak kemunduran, namun kami harus memahami apa masalah yang sebenarnya terlebih dulu untuk bisa menyelesaikannya,” tambah Horner.

Saat balapan berlangsung, Max Verstappen melaporkan lewat radio tim bahwa ia mencium sesuatu yang mencurigakan. Itu adalah petunjuk pertama tentang apa yang pada akhirnya membuat DNF, meski jika bisa lanjut, tetap mustahil baginya mengejar Charles Leclerc (Ferrari).

Para marshal membantu Max Verstappen, Red Bull Racing, setelah mundur dari balapan F1 GP Australia 2022

Para marshal membantu Max Verstappen, Red Bull Racing, setelah mundur dari balapan F1 GP Australia 2022

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

“Seperti yang dikatakan Max (Verstappen), kami tak memiliki kecepatan untuk bersaing dengan Charles (Leclerc) di Australia. Mereka (Ferrari) berada di liganya sendiri. Tetapi yang membuat frustrasi adalah tidak mendapatkan poin,” tutur Horner.

Mengenai progres race di Sirkuit Albert Park, sang prinsipal mengakui dan mengapresiasi kerja keras pilot Red Bull lain, Sergio Perez, yang akhirnya dapat mengamankan posisi kedua ‘warisan’ Verstappen.   

“Saya memberikan semua kredit untuk Checo (Perez), dia kehilangan banyak karena (periode) Safety Car, tetapi dia mampu menyalip Lewis (Hamilton) dengan manuver besar dari luar dan kemudian juga George (Russell),” tutur Horner.  

“Kami tidak memiliki kecepatan untuk mengalahkan Charles, mobil itu (F1-75) dengan ban dan aspal di sini, sama sekali tidak dapat disentuh, sesuatu yang kami lihat pada hari Jumat dan terulang dalam race.

Sergio Perez, Red Bull Racing RB18, tampil impresif dalam F1 GP Australia 2022

Sergio Perez, Red Bull Racing RB18, tampil impresif dalam F1 GP Australia 2022

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

“Max tidak senang dengan (kinerja) mobil akhir pekan di Melbourne. Anda dapat melihat ban depan cepat aus dalam balapan dan itu jadi pertanda kendaraan tidak berada dalam keseimbangan yang tepat.

“Tingkat keausan Charles rendah, dia tak menderita seperti kami dan itu dipertegas dengan kemunduran Max. Ada beberapa hal yang bisa membantu kami, namun kami harus kembali ke Eropa dan melupakan ini, menyelidiki dan lalu bangkit.”   

Christian Horner tahu tidak akan mudah untuk Red Bull mengulang pencapaian musim lalu, ketika Max Verstappen jadi juara dunia. Meski begitu, pria Inggris tersebut optimistis pembalapnya akan comeback.

“Dalam dua balapan pertama, dengan Max, kami telah kehilangan 36 poin dan sebagai tim, 50 angka terlepas dari kami. Jika melihat, baik klasemen konstruktor dan pembalap akan sangat berbeda. Masih ada kans besar, namun kami harus menyelesaikan masalah dengan cepat.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pembalap F1 Keberatan dengan Penertiban Baju Dalam
Artikel berikutnya Max Verstappen: Safety Car Aston Martin seperti Kura-kura

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia