Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Andrea Dovizioso: Kasus Casey Stoner Tunjukkan Sisi Lain Olahraga

Andrea Dovizioso mengatakan kehidupan atlet elite, termasuk pembalap MotoGP, tak selalu sebaik yang dipikirkan banyak orang karena tekanan kompetisi, seperti rasa cemas yang dialami Casey Stoner.

Andrea Dovizioso, RNF MotoGP Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Awal pekan lalu, juara dunia dua kali MotoGP (2007-2011) Casey Stoner mengungkapkan di podcast ‘Gypsy Tales’ bahwa dirinya menderita kecemasan sepanjang karier sebagai pembalap. Baru-baru ini, ia secara resmi didiagnosa dengan masalah tersebut.

Stoner mengakui bahwa pada sebagian besar waktunya aktif membalap, "makin banyak sukses yang diraih, makin dirinya ingin mati". Bahwa rasa gelisahnya memang sangat memengaruhi mantan pembalap Ducati dan Honda itu.

Problem kecemasan tersebut akhirnya mengalahkan Stoner, membuatnya memutuskan pensiun setelah musim 2012. Kala itu usianya baru 27 tahun atau periode matang bagi pembalap. Sang juara dunia hanya bersaing di kelas utama selama tujuh musim.

Andrea Dovizioso, yang adalah rekan setim Casey Stoner dalam Tim Repsol Honda pada 2011, mengatakan dirinya tidak terlalu kaget mengetahui keadaan pria Australia tersebut. Karena, itu merupakan masalah yang telah memengaruhi banyak pembalap.  

Baca Juga:

“Ya, tak ada yang tahu apa yang sebenarnya dirasakan oleh setiap rider, dan semua orang menjalani balapan dengan cara yang sama sekali berbeda, karena berbagai alasan. Saya tidak terlalu terkejut sebab jika Anda mengikuti kisah banyak atlet top di dunia, banyak dari mereka memiliki masalah karena hal yang berbeda,” ujar Dovizioso pada Jumat (4/2/2022).

“Tetapi ini adalah tekanan yang datang dari olahraga level atas atau konsekuensi dari hal-hal yang sudah biasa. Semua ada di ujung tanduk, jadi setiap atlet punya banyak tekanan dan menjalani situasi ini hampir sepanjang waktu, tidak sebaik yang pikirkan semua orang.

“Jadi tidak, saya tidak terkejut (dengan masalah Stoner). Setiap cerita berbeda, tetapi saya mengikuti banyak olahraga dan banyak pembalap motocross. Banyak dari mereka pensiun sebelum usia 30 tahun meskipun telah balapan selama 20 tahun dan berhasil memenangi segalanya.”

“Mengelola tekanan setiap tahun makin buruk untuk tipikal atlet seperti itu. Ini agak aneh, tetapi sering terjadi. Jadi itu salah satu alasan mengapa atlet pensiun bahkan ketika mereka masih sangat kompetitif dan memiliki kontrak, tetapi inilah faktanya.”

 

Saat ditanya oleh Motorsport.com tentang seberapa besar pengaruh media sosial terhadap tekanan yang dirasakan para pembalap, bintang WithU Yamaha RNF MotoGP itu mengatakan hal tersebut juga turut berperan besar.

“Yang pasti media sosial kini lebih banyak memengaruhi daripada di masa lalu. Saya tidak berpikir ketika Casey (Stoner) mengalami masalah itu, media sosial sepenting seperti yang kita ketahui saat ini,” kata runner-up tiga kali (2017-2019) MotoGP tersebut.

“Tetapi ini tentang seberapa penting kejuaraan itu sendiri, berapa banyak orang yang mengikutinya dan semuanya terkait dengan tekanan. Saya kira ketika Anda memenangi banyak hal dan Anda menunjukkan seberapa kuata Anda, itu menciptakan situasi aneh di mana Anda harus berada dalam suasana hati yang baik setiap kali balapan.

“Dan itu menurut saya, untuk tipe atlet seperti itu, menjadi sulit. Hampir tidak mungkin untuk bertahan di level tersebut dalam waktu yang lama, dan ketika Anda terbiasa menang, semuanya mulai menjadi sedikit lebih sulit, tak mudah untuk diatur. Saya pikir, itulah alasan mengapa (rasa khawatir) ini terjadi,” Dovizioso menyimpulkan.

Andrea Dovizioso, RNF MotoGP Racing

Andrea Dovizioso, RNF MotoGP Racing

Foto oleh: Dorna

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Aerodinamika, Sasis, dan Mesin Jadi Catatan Suzuki GSX-RR 2022
Artikel berikutnya Tes Perdana MotoGP di Sepang, Luca Marini Mengaku Stres

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia