Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Espargaro Marah Saat Kualifikasi Rampas Kans Podium di Portimao

Pembalap Aprilia, Aleix Espargaro, masih kesal dengan hasil kualifikasi MotoGP Portugal, Sabtu (21/11/2020). Peluangnya naik podium sekaligus mengerek peringkat di klasemen melayang akibat harus start di grid kelima.

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Tech 3 Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team Gresini

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Tech 3 Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team Gresini

Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap Aprilia Racing Team Gresini itu yakin naik podium untuk pertama kali seandainya tak berada di posisi ke-14 saat memulai balapan.

Pendapat itu diutarakan setelah mengomparasi waktu tiap lap Jack Miller (Pramac Ducati) dan Franco Morbidelli (Petronas SRT), yang finis di urutan kedua dan ketiga lomba di Portimao.

Karena awal yang buruk, maka Espargaro maksimal menuntaskan balapan di posisi kedelapan dengan catatan waktu selisih lebih 13 detik dari kedua pesaingnya.

Kakak rider Red Bull KTM, Pol Espargaro, itu mengutarakan penyesalan. Seandainya sepanjang musim 2020, ia membalap seperti di Sirkuit Algarve, pasti dapat mendekati atau bahkan tembus 10 besar.

“Jujur, saya puas dengan balapan. Namun, saya sangat marah dengan kualifikasi karena saya merasa cukup cepat untuk bertarung… Saya tahu terlalu muluk mengatakan podium, tapi mudah bagi saya menjaga lebih rendah dari 1 menit 40 detik sepanjang balapan, terutama di dua lap terakhir,” ia menuturkan.

“Saya sangat menikmati naik motor ini. Ketika saya mengatakan tahun ini Aprilia RS-GP berkembang dan saya merasa kuat. Saya ingin membuktikannya dalam balapan. Jadi, saya puas tapi di saat bersamaan, saya marah, karena mengharapkan sepanjang musim bisa seperti ini.”

Baca Juga:

Aleix Espargaro memberi tribute untuk Cal Crutchlow yang mengakhiri karier sebagai pembalap MotoGP, akhir pekan lalu. Keduanya bertukar helm.

“Sebuah kebahagiaan bisa membalap selama bertahun-tahun dengan Cal Crutchlow. Dia pembalap, yang cukup dekat, saya suka gayanya dan pendekatan terhadap kehidupan membalap, di dalam dan luar lapangan,” tuturnya.

“Saya ingin mengatakan kepada semuanya bahwa itu balapan terakhir seorang pembalap unik dan itu sebuah kehormatan. Mengenai balapan, itu sedikit sulit karena saya mendahuluinya dengan agresif di bagian akhir dan saya tidak mau menyentuhnya!”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bahu Bagnaia Geser Gegara Ulah Mir di MotoGP Portugal
Artikel berikutnya Rangkuman 10 Momen Penting MotoGP 2020

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia