Ferrari-Red Bull di GP Monako: Duel Traksi versus Presisi

Untuk kali pertama sepanjang Kejuaraan Dunia Formula 1 2022, Charles Leclerc (Ferrari) akan mengejar juara dunia Max Verstappen (Red Bull) di GP Monako.

Setelah tertinggal hingga 46 poin seusai tidak mampu finis di Australia, Verstappen secara luar biasa mampu mengejar defisit tersebut dalam tiga Grand Prix sehingga kini memimpin klasemen dengan unggul enam poin atas Leclerc menjelang GP Monako.

Tahun 2021 lalu, Verstappen untuk kali pertama memenangi balapan di sirkuit jalan raya Monako. Di sisi lain, Leclerc justru belum pernah naik podium utama di Principality, yang notabene merupakan balapan kandangnya.

Leclerc kerap menunjukkan performa bagus di sesi-sesi sebelum lomba. Namun, sejak mulai turun penuh di F1 pada 2018, Leclerc belum pernah mampu merebut poin di GP Monako.

Ia finis P18 pada 2018 saat masih membela Alfa Romeo, retired pada 2019 saat menjalani musim pertamanya bersama Ferrari, dan tidak mampu start pada tahun lalu karena mobilnya rusak parah di kualifikasi.

Pada GP Spanyol di Circuit de Barcelona-Catalunya lalu, Ferrari F1-75 geberan Leclerc menunjukkan lompatan signifikan dari sisi performa. Hal itu tak lepas dari regulasi baru F1 2022 dan upgrade yang dilakukan pada efisiensi aerodinamika demi mengejar top speed ideal.

Hasilnya, Ferrari F1-75 menjadi mobil paling cepat di kualifikasi GP Spanyol lalu. Bahkan di Sektor 3 Sirkuit Catalunya, yang dipenuhi tikungan seperti trek untuk GP Monako, Leclerc mampu lebih cepat 0,3 detik daripada Verstappen.

Mengacu fenomena tersebut, apakah Ferrari bisa menjadi favorit saat melibas 19 tikungan di Circuit de Monaco? Seperti biasa, sangat sulit memprediksi siapa yang akan menguasai GP Monako nanti.

Seperti dikutip La Gazzetta dello Sport, baik Ferrari maupun Red Bull masing-masing memiliki keunggulan yang mampu menjadi penentu kesuksesan di sirkuit paling sempit di F1 tersebut.

Di Barcelona lalu, Ferrari F1-75 mampu menunjukkan performa bagus dari sisi traksi, akselerasi, dan handling. Selain itu, Ferrari F1-75 juga memiliki balans dari sisi aerodinamika. Semua hal teknis ini menjadi faktor yang bakal membuat Ferrari cepat di Principality.

Detail suspensi depan Red Bull Racing RB18.

Foto oleh: Giorgio Piola

Kontribusi dari power unit (PU) Ferrari 066/7 juga tidak kalah penting di Monako nanti, meskipun trek ini tidak terlalu memerlukan mobil bertenaga besar.

Salah satu karakteristik PU Ferrari musim ini adalah kemampuan mengisi ulang power oleh Energy Recovery System (ERS). Ujungnya, tenaga yang dihasilkan membuat power PU terus terisi sepanjang lap.

Monako adalah salah satu sirkuit yang sangat mengandalkan suspensi depan model pull-rod. Red Bull tidak hanya mengaplikasi sistem tersebut tetapi juga downforce impresif milik sasis RB18.

Dengan gaya tekan bagus – bahkan rumornya saat mobil berkecepatan di bawah 200 km/jam sekalipun – plus suspensi depan tepat yang menunjang kinerja front end, Red Bull RB18 selama ini sangat presisi dan cepat saat melibas tikungan.

Suspensi model pull-rod dengan lengan ayun atas monolithic, Red Bull RB18 saat ini menjadi mobil F1 tercepat saat melibas trek yang berubah arah dan mudah dikendalikan di tikungan.