Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

FIA Tunda Restrukturisasi F1 sebagai Buntut Kontroversi GP Abu Dhabi

Federasi Otomotif Internasional (FIA) menunda restrukturisasi dalam organisasi Formula 1 hingga beberapa hari mendatang.

The Safety Car Lewis Hamilton, Mercedes W12, Lando Norris, McLaren MCL35M

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Putaran penutup F1 2021 di Grand Prix Abu Dhabi masih jadi kontroversi. Para penggemar balap jet darat menuntut direktur balap F1, Michael Masi, dilengserkan karena keputusan menarik Safety Car dan melanjutkan lomba.

FIA pun menggelar investigasi dan mengumumkan temuan dalam pertemuan Komisi F1, Senin (14/2/2022), di London. Hanya saja, presiden federasi Mohammed Ben Sulayem, belum memberitahukan langkah untuk menindaklanjuti hal tersebut.

Mereka masih perlu menunggu beberapa waktu lagi dan sangat menantikan masukan dari Komisi F1.

“Presiden FIA memimpin diskusi terkait FIA Formula 1 Grand Prix Abu Dhabi 2021 secara terperinci,” demikian bunyi pernyataan.

Feedback dari Komisi pada masalah yang mencuat akan dimasukkan dalam analisis Presiden dan dia akan secara terbuka menyajikan berita terkait perubahan structural dan rencana aksi dalam beberapa hari mendatang.”

Baca Juga:

Tidak ada detail yang bisa dikabarkan tentang investigasi FIA atau rencana yang dilakukan. Tapi, badan pengatur membuat penyesuaian struktural dari cara race control mengatur balapan F1.

Jika melihat struktur yang dirilis FIA era baru, tidak ada nama Masi. Hal ini menimbulkan spekulasi kalau jabatannya bakal diberikan kepada orang lain.

Kinerja Masi menimbulkan pro dan kontra. Banyak yang meminta agar dia diganti, tapi tak sedikit pula yang mau pria Australia itu dipertahankan.

Menurut yang mendukung pria 44 tahun tersebut, bukan personelnya yang diganti melainkan regulasi dibuat lebih jelas untuk menghindari inkonsistensi.

Selain itu, beban kerja yang dipikulnya terlalu berat sehingga menimbulkan tekanan besar. Di masa lalu, tanggung jawab bisa dibagi dengan staf lain.

Cara Ben Sulayem menuntaskan problem dari GP Abu Dhabi jadi sorotan karena itu adalah aksi besar pertama setelah mengambil alih jabatan sebagai presiden FIA.

Meski peristiwa di GP Abu Dhabi, berlangsung di bawah kepemimpinan pendahulunya, Jean Todt. Respons Ben Sulayem harus hati-hati agar tidak memantik kontroversi baru.

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Formula 1 Meluncurkan Pusat Pengalaman Simulator Baru
Artikel berikutnya Adaptasi Roda 18 Inci, Yuki Tsunoda Andalkan Pengalaman di F2

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia