Fogarty Butuh 10 Tahun untuk Menyukai Balapan Lagi
Legenda Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK), Carl Fogarty, mengungkapkan betapa sulitnya ia melewati masa sulit seusai gantung helm.
Stoffel Vandoorne, Lord March, Carl Fogarty
Dave Dyer
Carl Fogarty tidak lagi turun di lintasan sejak mengalami cedera serius pada race 2 WSBK Phillip Island, Australia, pada 2000. Setelah naik podium ketiga di race 1, Fogarty mengalami kecelakaan hebat pada race 2 saat membuntuti Robert Ulm.
Fogarty yang saat itu 35 tahun, mengalami retak tulang di beberapa bagian tubuhnya. Terparah di bahu hingga membuatnya divonis tidak bisa lagi turun di trek.
Dengan menyandang status juara dunia WSBK empat kali – 1994, 1995, 1998, 1999, semua bersama Ducati – Fogarty seharusnya tidak pusing memikirkan masa depan.
Dari sisi materi mungkin benar. Namun, tidak banyak yang tahu jika mantan pembalap asal Inggris itu butuh waktu sekitar satu dekade untuk bisa melepaskan masa-masa sulit setelah gantung helm. Saat itu, ia sulit percaya bila kariernya sudah selesai.
“Setelah mundur, saya memang merindukan balapan selama beberapa tahun. Sulit bagi saya untuk menyaksikan balapan,” kata Fogarty, 55 tahun.
“Mungkin sejak 2010 barulah saya mulai suka lagi menonton balap. Saya mengikuti MotoGP, WSBK, dan seri Superbike Inggris (BSB). Saya juga sudah tidak lagi merindukan untuk ikut balap. Tapi rasanya mungkin beda jika mencoba ke Donington Park.”
Turun di WSBK antara 1988-2000, Carl Fogarty mampu 59 kali memenangi lomba, 109 podium, dan 21 pole dalam 220 lomba bersama Ducati dan Honda. Ia juga sempat delapan kali turun di kelas 500 cc (kini MotoGP) Kejuaraan Dunia Balap Motor antara 1990-1993.
Kini, Carl Fogarty menikmati masa pensiunnya dengan menjadi brand ambassador beberapa produk. Terakhir, ia menjadi brand ambassador jam tangan asal Inggris, Forzo.
Sebelumnya, Fogarty menjadi brand ambassador sekaligus konsultan produk motor asal Inggris, CCM, sejak 2018. Seperti Forzo, CCM juga membuat produk spesial edisi terbatas dengan embel-embel Carl Fogarty.
Fogarty sendiri memiliki koleksi beberapa motor di rumahnya. “Saya memiliki motor yang saya gunakan untuk memenangi gelar juara dunia,” katanya.
“Namun koleksi saya tidak banyak. Sebagian besar pembalap pasti memiliki banyak koleksi motor. Tapi, saya hanya mengoleksi motor yang bisa saya pakai.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments