Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Formula E Desak FIA Bikin Perubahan Layout London E-Prix

Para pembalap dan tim Formula E menekan FIA untuk membuat perubahan pada London E-Prix London guna menghindari balapan yang diprediksi bakal membosankan.

London E-Prix announcement

Foto oleh: Uncredited Uncredited

Ibu kota Inggris kembali masuk kalender 2021/2022, kali pertama sejak musim 2015/2016 di Battersea Park, dengan rencananya akan digelar double-header di ExCeL Centre di Docklands.

Tetepi, data awal FIA yang dikirim ke tim setelah revisi layout sirkuit yang diusulkan mengungkapkan, bahwa dua lomba itu bakal berlangsung seperti Sprint Race yang datar.

Dengan balapan Formula E konvensional membutuhkan pembalap untuk memulihkan 30 hingga 35 persen energi untuk mencapai finis, simulasi untuk London E-Prix menunjukkan ini bisa turun hingga 5 persen.

Karenanya, banyak yang berpikir tidak adanya strategi dalam perlombaan yang berbeda akan menciptakan jalan buntu dan balapan prosesi.

Sebagai alternatif, jika pembalap tidak perlu menghemat energi sebelum menyalip, beberapa orang memprediksi lomba berpotensi kacau.

“Ini adalah sesuatu yang perlu diwaspadai oleh Formula E karena push lap dan lap hemat energi pada dasarnya hampir sama,” ucap pembalap Mercedes, Stoffel Vandoorne, kepada Motorsport.com.

“Jika itu masalahnya, mobil-mobil ini tidak dibuat untuk itu.

“Tidak ada rem, mereka mungkin terlalu panas, balapan tidak akan bagus karena tidak ada penghematan.

“Akan ada kecelakaan ketika orang mencoba dan menyalip. Ini akan menjadi sangat berantakan jika tidak ada yang berubah.”

Layout London E-Prix

Layout London E-Prix

Foto oleh: Uncredited

Team Principal Audi, Allan McNish, menyamakan skenario London E-Prix dengan musim 2018/2019, sebelum amandemen aturan, yang berarti tidak ada energi yang dikurangi setelah intervensi Safety Car.

Itu memberi waktu bagi pembalap untuk menyimpan energi selama periode netral, yang kemudian menciptakan Sprint Race hingga finis.

“Jelas, sebagai aturan umum, ini adalah kejuaraan di mana kami bekerja pada manajemen energi. Kami tidak pernah merasa cukup,” kata McNish.

“Pada musim kelima, ketika kami tidak memiliki pengurangan setelah Safety Car dan itu membuatnya menjadi balapan yang datar.

"Itu sebenarnya tidak begitu menarik dan itu sedikit meriah. Kami harus belajar dari hal tersebut.”

Baca Juga:

Para pembalap dan tim juga telah meminta FIA melakukan pengurangan energi untuk balapan London E-Prix.

Ditambah, ada ruang lingkup terkait persoalan ini, yang mengacu pada Regulasi Teknis, menyatakan maksimum 52 kWh dalam sebuah perlombaan.

Pasal 7.6 berbunyi: “Jumlah energi yang dapat disalurkan ke MGU oleh RESS dibatasi hingga 52 kWh.”

Vandoorne sendiri menambahkan, bahwa solusi termudah adalah melakukan pengurangan energi untuk memastikan setiap pembalap harus melakukan penghematan energi.

FIA sejauh ini belum menanggapi permintaan komentar Motorsport.com. Namun, salah satu bos tim menggambarkan diskusi dengan pihak ofisial berjalan baik.

“Jika perlu penyesuaian, maka saya yakin kami semua akan bekerja sama untuk menemukan kompromi terbaik guna menciptakan balapan yang hebat. Anda ingin menyalip,” ujar Team Director Jaguar Racing, James Barclay.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya De Vries Minta Mercedes Ratapi Hasil Double Header New York City E-Prix
Artikel berikutnya Frijns Tak Masalah Juara Formula E Tanpa Kemenangan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia