George Russell Pindah, Nicholas Latifi Kehilangan Acuan
Nicholas Latifi bakal merindukan rekan setimnya George Russell yang musim depan hengkang dari Williams dan kembali ke Mercedes F1.
Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images
Kedua pembalap tersebut baru bekerja sama dalam tim Formula 1 pada 2020, setelah bersaing di ajang Formula 2. Kendati demikian, relasi mereka terjalin dengan sangat baik meski belum berhasil sepenuhnya mengangkat prestasi Williams.
Sejak akhir musim lalu, Russell sudah menunjukkan geliat prestasi. Ia mendulang poin perdana F1 saat diminta Mercedes menggantikan Lewis Hamilton dalam GP Sakhir.
Raihan tiga poin cukup untuk membuat pembalap muda Inggris tersebut lebih yakin dengan kemampuannya. Dia sudah berhasil masuk ke zona poin beberapa kali.
Tak heran kalau Latifi menjadikannya acuan untuk mengerek prestasi lebih baik. Pembalap Kanada itu berhasil mendulang tujuh poin atau separuh dari koleksi Russell.
Ketika mendengar bahwa Russell bakal direkrut Mercedes untuk mendampingi Lewis Hamilton, Latifi merasa sedih.
Ia akan berpisah paddock dengan rekan sekaligus kehilangan persaingan internal yang jadi acuan penting. Mulai musim depan, putra pengusaha ternama Kanada, Michael, tersebut bakal bermitra dengan Alex Albon.
“Tentu saja, menurut saya, George adalah referensi yang bagus. Dia adalah seseorang yang Anda kenal sembilan kali dari 10 atau mungkin 9,5 kali dari 10. Dia selalu mampu mengeluarkan yang terbaik dari mobil dalam banyak sesi, terutama kualifikasi,” ucapnya.
“Bukan maksud saya ingin berkata bahwa rekan baru saya tidak akan mampu melakukan hal serupa.”
Latifi menjelaskan bahwa dia telah mencuri banyak ilmu dari Russell. “Saya kira referensi darinya sangat kuat. Jelas bahwa sangat berguna bagi saya belajar darinya, terutama karena saya masih dalam tahap awal karier, seperti dia,” ia menambahkan.
Ketika Russell hengkang, Latifi bisa keluar dari bayang-bayang. Ia akan jadi pemimpin baru Williams karena sudah jauh lebih dulu duduk di kursinya daripada Albon.
“Tentu saja, sangat bagus ketika Anda mendorongnya dan lebih bagus darinya. Ketika yang terjadi sebaliknya, Anda hanya tinggal belajar dan mempercepat kurva belajar Anda,” katanya.
Latifi menelan kegagalan dalam GP Turki. Mobilnya melintir sehingga kesulitan bersaing dengan pembalap papan tengah, saat kembali ke trek.
“Saya kira performa ada di sana ketika kualifikasi dan pace balpan juga sangat kuat. Saya akan lebih mudah berada di Q2 kalau kami bisa menuntaskan setiap lap dalam tiga menit. Meski hasil berkata lain, performa dan momentum masih ada di sana. Itu yang harus saya perhatikan,” ia menandaskan.
Nicholas Latifi, Williams tiba di trek
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments