Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

GP Belgia 2021 Pimpin Rekor Balapan Terpendek di F1

Balapan Formula 1 Grand Prix Belgia pada Minggu (29/8/2021) lalu tidak hanya kontroversial tetapi juga mencetak rekor yang tidak diinginkan.

Wet weather

Wet weather

Erik Junius

Hujan lebat yang mengguyur Sirkuit Spa-Francorchamps hingga lebih dari tiga jam tersebut benar-benar mengacaukan jalannya balapan ke-12 Kejuaraan Dunia Formula 1 2021.

Race Director F1 Michael Masi pun akhirnya ‘memaksakan’ balapan digelar meskipun secara de facto hanya bisa berlangsung satu lap. Belakangan, Masi mengakui telah salah dalam mengambil keputusan.

GP Belgia pun berhasil ‘merebut rekor’ balapan terpendek dalam sejarah Formula 1 menggeser posisi GP Australia 1991. Berikut lima balapan terpendek dalam sejarah Formula 1.

GP Belgia 2021: 6,88 Km

Safety Car, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B di F1 GP Belgia 2021.

Safety Car, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B di F1 GP Belgia 2021.

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Hujan lebat yang di Sirkuit Spa membuat balapan yang seharusnya dgelar pukul 15:00 waktu setempat, ditunda selama 25 menit.

Namun, setelah melibas dua formation lap di belakang Safety Car, bendera merah (red flag) muncul usai kecelakaan yang dialami Sergio Perez (Red Bull Racing). Seluruh pembalap pun masuk pit dan menunggu di sana hingga lebih dari tiga jam.

Sekira pukul 18:17 waktu setempat, mereka kembali mencoba start di belakang Safety Car. Masi berniat menggelar balapan minimal dua lap untuk mengesahkan balapan. Tetapi, saat baru melibas satu lap, lomba dihentikan karena cuaca tidak membaik.

GP Belgia pun dihentikan dan posisi podium ditentukan dengan Max Verstappen (Red Bull Racing) sebagai pemenang, George Russell (Williams) di P2 dan Lewis Hamilton (Mercedes) di P3.

GP Belgia pun tidak hanya menjadi balapan dengan jarak terpendek, hanya 6,88 km tetapi juga waktu tersingkat, yakni 3 menit 27 detik!

GP Australia 1991: 52,92 Km

Ayrton Senna, McLaren MP4/6, saat berlomba di GP Australia 1991.

Ayrton Senna, McLaren MP4/6, saat berlomba di GP Australia 1991.

Foto oleh: Sutton Images

Meskipun badai yang sangat kuat turun beberapa jam di Sirkuit Adelaide, trek untuk GP Australia 1991 itu masih dinyatakan dalam kondisi batas yang dapat diterima. Namun, cipratan air dari ban akibat hujan yang kian lebat, menyebabkan terjadinya banyak kecelakaan.

Aspal lintasan pun mulai dipenuhi dengan puing-puing dan mobil yang rusak. Karenanya, setelah tiga pembalap terdepan, yakni duet McLaren, Ayrton Senna-Gerhard Berger, serta Nigel Mansell (Williams), start, steward pun berpikir keras kapan sebaiknya menghentikan lomba.

Balapan akhirnya dihentikan pada lap 17 dari rencana 81. Pasalnya, kondisi tidak membaik selama bender merah muncul. Sebagian besar pembalap pun keberatan jika lomba dilanjutkan.

Tetapi, balapan yang valid diputuskan hanya 14 lap. Senna dinyatakan sebagai pemenang diikuti Mansell dan Berger di tiga besar. Senna menang hanya dengan meibas 52,92 km dari rencana 306,18 km dengan waktu hanya 24 menit dan 34 detik.

GP Monako 1984: 102,672 Km

Alain Prost, McLaren MP4/2, memimpin usai start F1 GP Monako 1984.

Alain Prost, McLaren MP4/2, memimpin usai start F1 GP Monako 1984.

Foto oleh: Sutton Images

Setelah menunda start sekira 20 menit karena hujan, balapan GP Monako akhirnya dimulai. Tapi itu tidak berlangsung lama. Setelah 24 lap, hanya tersisa sembilan pembalap di trek.

Alain Prost (McLaren-TAG) memimpin, tetapi hujan semakin deras dan jarak pandang kian menurun. Di belakang pembalap Prancis itu, dua pembalap mampu tampil sensasional: Ayrton Senna di atas Toleman-Hart dan Stefan Bellof dengan Tyrrell-Ford.

Senna sebelumnya sudah memperkirakan balapan tidak akan bisa penuh 76 lap. Tetapi, pembalap Brasil itu tidak pernah melaporkannya kepada tim kondisi terakhir lintasan melainkan justru mendekati Prost dengan cepat.

Kondisi sirkuit jalan raya Monte Carlo yang semakin buruk membuat Prost meminta balapan dihentikan. Race Director F1 saat itu, Jacky Ickx, lalu memutuskan red flag untuk kemudian mengeluarkan bendera kotak-kotak (chequered flag) pada lap 32.

Senna berhasil melewati Prost dan yakin menang. Tetapi, Race Director memutuskan hasil lomba adalah lap terakhir sebelum interupsi dari Prost. Akhirnya, Senna yang saat itu membela Toleman pun harus puas di P2 diikuti Rene Arnoux di podium ketiga.

Pada loba GP Monaco 1984 yang hanya berdurasi 32 lap tersebut, waktu yang dibutuhkan ternyata cukup lama, yakni 1 jam 01 menit dan 07 detik.

GP Spanyol 1975: 109,91 Km

Bagian dari sasis Hill GH1 milik Rolf Stommelen, berada di sisi luar lintasan usai mengalami kecelakaan hebat di F1 GP Spanyol 1975.

Bagian dari sasis Hill GH1 milik Rolf Stommelen, berada di sisi luar lintasan usai mengalami kecelakaan hebat di F1 GP Spanyol 1975.

Foto oleh: Sutton Images

Seri keempat F1 1975 tersebut memang unik. Para pembalap memutuskan mogok sebelum sesi latihan bebas pertama digelar karena menilai dinding pembatas Sirkuit Montjuic, Spanyol, sangatlah buruk.

Setelah perbaikan darurat yang sebagian besar dilakukan oleh kru tim dan ancaman penyitaan dari pihak berwenang, sebagian besar pembalap akhirnya memenuhi kewajiban mereka.

Pada Minggu, 27 April 1975, meskipun lintasan masih berbahaya, balapan tetap digelar. Tetapi, penonton antusias menyaksikan ketatnya persaingan para pembalap. Termasuk kecelakaan yang dialami Niki Lauda di lap pertama hingga Ferrari 312B3-74 miliknya hancur.

Pada lap 26, Rolf Stommelen (Embassy Hill) berhasil memimpin balapan. Dua lap berselang, sayap belakang mobil Stommelen rusak dan menghantam dinding pembatas. Ironisnya, salah satu mekaik Stommelen tertabrak di situ saat sedang bekerja.

Setelah menghantam dinding, mobil Stommelen terlempar ke arah penonton hingga mengakibatkan empat orang tewas. Stommelen sendiri mengalami cedera patah kaki, pergelangan tangan, dan dua rusuk retak.

Race director kemudian masih mengizinkan balapan dilanjutkan tiga lap lagi untuk kemudian disetop pada lap 29 dari rencana 75 lap. Jochen Mass (McLaren), Jacky Ickx (Lotus), dan Carlos Reutemann (Brabham) finis di tiga besar.

Lomba berdurasi hanya 42 menit dan 53 detik menjadi yang terakhir F1 di Montjuic karena berikutnya trek sepanjang 3,790 di Barcelona tersebut tidak pernah lagi masuk kalender Formula 1.

GP Austria 1975: 171,419 Km

Bagian depan March 751 geberan Vittorio Brambilla tampak rusak setelah ia menabrak pembatas lintasan usai memasttikan kemenangan di F1 GP Austria 1975.

Bagian depan March 751 geberan Vittorio Brambilla tampak rusak setelah ia menabrak pembatas lintasan usai memasttikan kemenangan di F1 GP Austria 1975.

Foto oleh: Sutton Images

Setelah badai dahsyat menghantam Sirkuit Spielberg (kini Red Bull Ring) menunda lomba selama 45 menit, GP Austria 1975 pun dimulai. Menariknya, sebagian besar mobil turun dengan mobil yang tidak di-set-up untuk lintasan basah.

Niki Lauda (Ferrari) memang start paling depan. Tetapi, Vittorio Brambilla (March) yang paling impresif. Ia tidak hanya mampu tampi agresif tetapi juga sangat efisien.

Pada lap 18, ia sudah berada terdepan dengan dibuntuti James Hunt (Hesketh). Tujuh lap kemudian, Brambilla sudah unggul hingga 20 detik dari pembalap asal Inggris tersebut.

Namun, hujan deras kemudian turun lagi. Situasi dan kondisi lomba cukup mencekam sehingga para pembalap yang sudah mundur meminta Race Direction untuk menghentikan lomba. Balapan pun dihentikan pada lap 29 dari rencana 54 lap.

Brambilla, Hunt, dan Tom Pryce (Shadow) menempati posisi tiga besar. Saking senangnya, Brambilla lepas kendali atas mobilnya sehingga menghantam dinding pembatas. Akibatnya, ia melakukan victory lap dengan bagian depan mobil yang hancur.

Baca Juga:

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kimi Raikkonen Resmi Umumkan Pensiun dari Formula 1
Artikel berikutnya Kimi Raikkonen Gantung Helm, Alfa Romeo Diyakini Line Up Baru

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia