Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Hamilton Akhiri Perdebatan Mobil Vs Pembalap

Lewis Hamilton sukses merebut gelar juara Formula 1 ketujuh adalah pembuktian akan kesuksesan pada talenta mengemudi dan bukan mobil. Hal ini ditegaskan mantan bos teknis Mercedes, Paddy Lowe.

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1, 1st position, and the Mercedes team celebrate championship victory

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1, 1st position, and the Mercedes team celebrate championship victory

Charles Coates / Motorsport Images

Kemenangan di GP Turki mengokokohkan status Hamilton sebagai pembalap F1 tersukses. Bagaimana tidak. Dia menyamai tujuh titel dunia yang dipegang legenda Michael Schumacher.

Selain itu, Hamilton juga mengoleksi jumlah kemenangan, serta pole position, lebih banyak daripada siapa pun dalam sejarah balap mobil jet darat.

Namun, dominasi Hamilton-Mercedes telah membuat beberapa orang berpikir, bahwa kemenangan demi kemenangan yang diraih lebih karena sang pembalap mengemudikan mobil terbaik.

Lowe rupanya tak sependapat. Skala pencapaian Hamilton telah membuktikan, tanpa keraguan, kesuksesannya berkat talenta yang dimiliki.

Meski pengaruh pembalap versus mobil dapat berfluktuasi pada balapan individu, maka satu-satunya cara tepat untuk menilainya adalah dengan melihat karier Hamilton secara keseluruhan.

“Menghadapi balapan (Turki), cukup jelas dia membuat perbedaan dengan mobil itu (Mercedes),” kata Lowe secara eksklusif kepada Motorsport.com.

"Ya, itu mobil yang bagus. Tetapi jika Anda membandingkannya dengan rekan setimnya, dan Anda membandingkannya dengan kesalahan dari banyak pembalap hebat lainnya dalam balapan itu, maka dia menunjukkan performa sempurna.

“Jadi, bagi saya, jika tidak 100 persen dia dalam balapan individu, maka itu pasti pada 90-an.

“Tapi jika Anda melihat seluruh kariernya sejauh ini, dan tujuh kejuaraan dunia, maka Anda harus rata-rata memberikan kontribusi besar tim dalam membuat mobil hebat.

“Namun jika Anda memiliki pembalap terkemuka seperti Lewis yang, selama 14 musim, umumnya pada salah satu mobil terkemuka, telah mengantarkan tujuh kejuaraan, maka itu tergantung pada (kemampuan) mengemudinya.

“Anda dapat memilih kejuaraan individu dan berkata, 'Baiklah, yang itu mudah baginya'. Tetapi tidak semuanya mudah. Dan faktor lain ikut bermain, seperti ketahanan, konsistensi.

“Ada banyak pembalap hebat yang mungkin Anda katakan telah memberikan kontribusi besar dengan talenta mereka sendiri, dan mereka telah memenangi kejuaraan, kejuaraan tunggal. Namun, untuk memenangi tujuh gelar membutuhkan konsistensi dan ketahanan yang sangat istimewa,” ujarnya.

Baca Juga:

Lowe kemudian mengatakan, Hamilton punya keunggulan atas para rivalnya, yakni etos kerja. Juga fakta bahwa dia tidak pernah berdiam diri dan berharap kemajuan akan terjadi.

Disinggung soal mantan pembalap yang pernah bekerja sama, mulai dari Ayrton Senna, Mika Hakkinen, Damon Hill, serta Nigel Mansell, Lowe menyebut Hamilton sebagai sosok menonjol.

"Tidak ada dari mereka yang memiliki ketekunan untuk bertahan di sana dan terus bekerja tahun demi tahun untuk memenangi banyak kejuaraan. Dan itulah yang membedakan Lewis,” tutur Lowe.

“Dia membuat pengorbanan yang hebat untuk melakukan itu. Pengorbanan pribadi dalam hal pilihan hidup, untuk benar-benar mendedikasikan dirinya demi karier F1-nya. Dan konsistensi untuk tetap berada dalam tim.

“Orang-orang berkata dia memenangi semua balapan karena Mercedes, dan dalam karier F1 selama 14 tahun, dia hanya memperkuat dua tim. Analisa lah itu dengan baik. Ada sebuah cerita di sana tentang konsistensi, kesetiaan, dan manajemen hubungan.

“Jika Anda tetap dalam tim yang sama dan membangun kinerja bersama, begitulah hasilnya. Dan itu mengharuskan Anda untuk memelihara hubungan, seperti yang lainnya. Jadi, itu lagi-lagi bagian dari paket untuk memberikan begitu banyak kesuksesan jangka panjang,” ucapnya.

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1, melintasi garis finis untuk memenangi GP Turki dan merengkuh gelar F1 ketujuh

Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1, melintasi garis finis untuk memenangi GP Turki dan merengkuh gelar F1 ketujuh

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tes Pramusim Diperpendek, Sainz Akui Akan Sulit Adaptasi dengan Ferrari
Artikel berikutnya Klausul Khusus Kontrak Baru Hamilton dan Mercedes

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia