Hamilton Tentukan Waktu Ideal Pensiun dari F1
Meski masih punya hasrat besar memperpanjang dominasi di Formula 1, Lewis Hamilton mulai menatap masa pensiun. Juara dunia tujuh kali tersebut bahkan sudah menetapkan tolok ukur yang akan membuatnya mundur dari kompetisi elite itu.
Foto oleh: JEP / Motorsport Images
Wajar kalau pembalap yang kini tak punya tim tersebut berpikir untuk berhenti. Sebab usianya kini menginjak 36 tahun dan ia telah memborong banyak penghargaan di ajang tersebut.
Seandainya kontrak Hamilton diperpanjang Mercedes, ia jadi pembalap F1 tertua ketiga yang turun di lintasan musim 202, setelah Kimi Raikkonen (41 tahun) dan Fernando Alonso (39 tahun).
Hingga sekarang, pilot Inggris tersebut masih menemukan motivasi untuk melaju di trek. Ia bakal berhenti ketika tak bisa lagi mendapatkan kesenangan dari ajang tersebut.
“Anda mesti menemukan apa yang menarik minat Anda dan apa yang suka Anda lakukan dan secara personal, dalam perjalanan saya, ada poin di mana itu menjadi terlalu serius,” ia mengungkapkan dalam podcast Formula for Success.
“Kita hanya memiliki satu kehidupan. Anda harus menikmati apa yang Anda lakukan. Anda harus menemukan kebahagiaan setiap hari dalam apa yang Anda lakukan. Saya kira itu sangat penting bagi kami untuk bisa hidup saat ini.
“Ya, saya berada dalam ruang kompetitif, tapi ketika saya masuk ke mobil itu dan menurunkan pelindung (di helm), tim menyalakan mobil dan saya meninggalkan garasi, saya tersenyum paling lebar. Meski hari ini, setelah semua tahun-tahun balapan.
“Jika hari seperti itu tak terjadi, saya tidak memiliki senyum itu, saya tahu bahwa semua telah berakhir dan saya harus pindah ke bidang lain.”
Pembalap tersebut menegaskan kalau ambisinya untuk menang masih seperti di awal petualangan dalam Formula 1.
“Saya kira saya selalu menjadi seseorang yang benci kalah, tapi bagaimanapun, saya tak bisa menjelaskan bagaimana saya bisa menemukan diri saya di sisi lain. Saya suka mengakhiri balapan itu lebih dulu dan kebahagiaan akan berlangsung sangat lama dari sebelumnya,” tuturnya.
Saat ini, Hamilton tidak fokus pada balapan saja. Ia memiliki aktivitas lain di luar balapan yang cukup penting dan berdampak positif secara luas pada masyarakat. Pilot senior tersebut menyuarakan isu-isu sosial, termasuk kampanye anti rasialisme.
“Bukan berarati karena Anda bagus dalam satu hal dan sukses di hal lain, bukan berarti Anda tidak bisa mendapatkan hal lain untuk menambah itu. Jadi saya mencoba menemukan hal-hal lain yang saya sukai,” ia menambahkan.
Berkat prestasi gemilang dan sikap positif di luar lintasan, Hamilton banyak diidolakan para pembalap muda. Situasi tersebut tentu membuatnya senang dan tergerak untuk terus memberi contoh baik bagi mereka.
Lewis Hamilton, Yamaha MotoGP YZR-M1, Valentino Rossi, Mercedes-AMG F1 W08
Foto oleh: Monster Energy
Ia pernah berada dalam posisi yang sama ketika menonton legenda F1 masa lalu, seperti Michael Schumacher atau Ayrton Senna.
“Sepanjang karier, saya tak pernah berpikir orang-orang mengikuti saya. Saya sadar pentingnya apa yang saya lakukan terhadap orang lain. Ya, saya suka bangkit dan bekerja dengan tim menuju target umum,” katanya.
“Anda tahu, menjadi bagian dari tim, menjadi sentuhan akhir atau katalis untuk meraih sukses bersama tim, itu sungguh luar biasa. Tapi ide di mana mungkin ada anak yang menonton saya, itu sangat menyenangkan."
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments