Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Helmut Marko Ingin Berat RB18 Dipangkas agar Lebih Kompetitif

Konsultan motorsport Red Bull F1, Helmut Marko, menegaskan tim perlu memangkas bobot RB18 kalau mau bertarung di depan lagi.

Sergio Perez, Red Bull Racing RB18, Charles Leclerc, Ferrari F1-75, Max Verstappen, Red Bull Racing RB18, Carlos Sainz Jr., Ferrari F1-75

Sergio Perez, Red Bull Racing RB18, Charles Leclerc, Ferrari F1-75, Max Verstappen, Red Bull Racing RB18, Carlos Sainz Jr., Ferrari F1-75

Steven Tee / Motorsport Images

Syarat tersebut tak bisa ditawar jika melihat betapa RB18 obesitas, walaupun Formula 1 telah menaikkan batas berat dari 752kg ke 795kg. Peningkatan itu disebabkan berat ban 18 inci dan perbaikan perangkat keselamatan di sasis.

Hal ini disadari setelah Max Verstappen diasapi pembalap Ferrari, Charles Leclerc, di Formula 1. F1-75 jelas lebih ramping dan gesit.

Selain itu, timbul komentar Prinsipal Mercedes Toto Wolff, yang menyebut bahwa W13 dan RB18 yang paling berat di antara penghuni grid. Marko pun membenarkan klaim tersebut.

Ini jadi tantangan mereka karena mengurangi berat akan berbenturan dengan budget cap maksimal 140 juta dolar AS (sekitar Rp2 triliun). Oleh karena itu, fokus Red Bull terbatas pada area tertentu.

“Lebih sulit untuk mengurangi berat karena pembatasan biaya. Anda harus mengalkulasi dengan lebih presisi di mana kemajuan teknik, di mana pengurangan berat dan reliabilitas (dapat ditemukan), contohnya pada tiga komponen ini. Kemudian, Anda mesti menemukan kompromi terbaik,” ujarnya dalam wawancara kepada Formel1.de.

“Tapi satu hal yang jelas, Anda tidak bisa mengemudi di bagian depan musim ini kalau Anda kelebihan berat.”

Baca Juga:

Setidaknya, ada sinyal positif yang didapat Red Bull setelah menempatkan Verstappen ke puncak podium Grand Prix Arab Saudi. Namun, mereka masih harus memikirkan pengembangan yang biasanya menelan dana besar.

Kondisi RB18 itu bertolak belakang dengan mobil tim satelit Ferrari, Alfa Romeo. C42 menjadi yang beratnya paling ideal dan sesuai regulasi F1 2022.

Ini jadi salah satu kunci keberhasilan untuk dua pembalapnya, Valtteri Bottas dan Zhou Guanyu, finis 10 besar di Sirkuit Sakhir, Bahrain.

Terkait dengan berat C42, Marko menuturkan, “Dari informasi yang kami miliki dan terutama bagaimana kerasnya mereka menentang penambahan berat, sungguh aman diasumsikan kalau mereka berhasil.

“Seharusnya mereka juga memiliki wheelbase lebih pendek. Saya tidak bisa menghakimi. Tapi bersama dengan mesin Ferrari, itu menjelaskan performa yang mereka miliki sekarang.”

Adrian Newey, Chief Technology Officer, Red Bull Racing, Max Verstappen, Red Bull Racing, Helmut Marko, Konsultan, Red Bull Racing, Christian Horner, Prinsipal Tim, Red Bull Racing, Sergio Perez, Red Bull Racing, bersama tim merayakan kemenangan

Adrian Newey, Chief Technology Officer, Red Bull Racing, Max Verstappen, Red Bull Racing, Helmut Marko, Konsultan, Red Bull Racing, Christian Horner, Prinsipal Tim, Red Bull Racing, Sergio Perez, Red Bull Racing, bersama tim merayakan kemenangan

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Klausul Pergi di Kontrak Max Verstappen, Plus-Minus bagi Red Bull
Artikel berikutnya Newey Lihat Faktor Pembeda dalam Rivalitas Baru Ferrari-Red Bull

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia