Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Komentar

Honda harus bersiap dengan rivalitas Marquez-Lorenzo

Insiden saat MotoGP Aragon yang menyulut kemarahan Jorge Lorenzo menggambarkan jelas bagaimana atmosfer tegang bisa menyelimuti garasi Honda pada 2019.

Jorge Lorenzo, Ducati Team, Aragon GP Tata Communications feature

Foto oleh: Tata Communications

Lorenzo meluapkan emosi kepada Marc Marquez atas kecelakaan highside yang dialaminya di Tikungan 1, Minggu (23/9). Pro dan kontra pun bermunculan, tetapi sebenarnya – cepat atau lambat – konflik bakal meletup di antara kedua juara dunia ini.

Jika Honda berpikir Marquez-Lorenzo akan berbagi garasi tanpa ketegangan atau kemarahan, maka akhir pekan lalu merupakan bukti bahwa rivalitas mereka rentan terjadi.

Namun misi pabrikan berlogo sayap tunggal dan Team Manager, Alberto Puig, adalah menciptakan tim terbaik – bahkan jika itu berarti menimbulkan sakit kepala ketika tiba waktunya untuk menangani situasi tertentu.

Beruntung bagi Honda, Lorenzo masih pembalap Ducati; jadi bukan urusan mereka untuk mencoba meredakan kemarahan yang dilontarkan X-Fuera setelah insiden Aragon.

Sepanjang konferensi pers, Lorenzo mengancam Race Direction (dan secara tidak langsung rival lainnya), jika tidak ada yang mengambil tindakan demi menghindari insiden semacam itu di masa depan, maka ia akan bertindak.

Manuver yang dilakukan Marquez bukanlah pelanggaran – jadi kita hanya bisa menebak apa yang akan direncanakan Lorenzo.

Cara Marquez memasuki tikungan pertama memang agresif; tapi tidak melanggar peraturan. Bahkan, antara Honda dan Ducati tidak pernah ada kontak sama sekali; rekaman gambar menunjukkan ada margin di antara kedua pembalap lebih dari setengah meter.

Baca Juga:

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah apakah aksi menyalip sang juara dunia bertahan – mendorong lawan ke bagian kotor dari lintasan – dianggap tepat, dan apakah itu melanggar ‘gentlemen's agreement’ yang dirujuk Lorenzo.

Dalam hal apa pun, Lorenzo sadar jika ingin bersaing dengan Marquez pada motor yang sama musim depan, maka ia harus menggunakan cara balapan yang membuat calon rekan setimnya itu benar-benar merasa nyaman.

“Para pembalap yang lain sudah tahu bahwa dia akan membuat mereka naik ke level itu; jadi jika mereka ingin menang, mereka harus mencapai sejauh itu,” ucap track engineer Marquez, Santi Hernandez kepada Motorsport.com.

“Ketika Anda turun ke lintasan, semua orang tahu ada risiko kalah,” imbuhnya.

Setelah apa yang terjadi di Aragon, masih harus dilihat apakah Lorenzo akan meningkatkan permainannya agar sesuai dengan level determinasi Marquez yang kuat (tapi sepenuhnya legal).

Bagaimana pun, kami menyarankan kepada para penonton agar mempersiapkan popcorn dan duduk tenang sambil menikmati sajian yang akan ditawarkan MotoGP 2019.

Jorge Lorenzo, Ducati Team crash at the start

Jorge Lorenzo, Ducati Team crash at the start

Photo by: Gold and Goose / LAT Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Vinales tanpa motivasi dan harapan menuju Asia
Artikel berikutnya Petik hasil positif, Espargaro: Aprilia harus tetap berbenah

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia