Honda Jelaskan Tantangan Rumit di Baku
Setelah hasil bagus di Formula 1 Grand Prix Monako, Honda selaku pemasok mesin Red Bull Racing dan AlphaTauri akan menghadapi tantangan baru di trek jalan raya Baku.
Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images
Kemenangan Max Verstappen dan finis P4 yang ditorehkan Sergio Perez di GP Monako, 23 Mei lalu, tidak hanya membuat Red Bull Racing untuk kali pertama dalam 13 tahun mampu berada di puncak klasemen konstruktor F1.
Sukses Red Bull di Circuit de Monaco tersebut juga tidak bisa dilupakan oleh Honda. Untuk kali pertama dalam 30 tahun, sebuah tim yang memakai mesin Honda mampu memimpin klasemen di Kejuaraan Dunia Formula 1.
Podium utama yang direbut Verstappen di Monako merupakan kemenangan kedua bagi Red Bull dan Honda tahun ini.
Kini, saat Red Bull difavoritkan pada lomba berikutnya, Honda akan membantu tim asal Milton Keynes, Inggris, tersebut dalam memburu kemenangan ketiga saat digelarnya GP Azerbaijan, akhir pekan ini (4-6/6/2021).
Toyoharu Tanabe, F1 Technical Director, Honda
Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images
Kendati begitu, menang di Baku City Circuit tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sirkuit jalan raya di ibukota Azerbaijan tersebut akan memberikan tantangan bagi setiap pemasok mesin di F1, tidak terkecuali Honda.
Baku memiliki trek lurus terpanjang dalam kalender Formula 1, yakni 2,2 km. Dengan jarak sejauh itu, top speed mobil F1 bisa menembus lebih dari 350 km/jam.
Rekor top speed tidak resmi F1 juga dibuat di trek ini saat Valtteri Bottas mampu melesat hingga 378 km/jam di atas Williams-Mercedes FW38 di sesi kualifikasi GP Eropa 2016, saat Baku kali pertama menjadi tuan rumah F1.
Melihat kondisi di Baku, jelas dibutuhkan mesin bertenaga besar. Meskipun demikian, beberapa sektor di Baku juga sangat teknis seperti di Monako. Karenanya, keseimbangan dalam set-up mesin akan sangat esensial untuk menentukan kemenangan di Azerbaijan.
“Sangat penting menemukan set-up yang balans pada mobil untuk melibaas sejumlah tikungan lambat dan trek lurus yang panjang,” ucap Toyoharu Tanabe, Direktur Teknis Honda Racing.
“Power unit harus mampu bekerja bagus di tikungan-tikungan lambat. Di sisi lain, energy management juga memegang peran penting untuk akselerasi di lintasan lurus.”
Pembalap Scuderia AlphaTauri-Honda, Pierre Gasly, merebut hasil terbaiknya sejauh musim ini berjalan dengan finis P6 di Monako lalu, baik di kualifikasi maupun balapan. Kini, ia menanti tantangan yang lebih berat di Baku.
“Bisa saya bilang, Baku itu sirkuit yang sangat tidak biasa. Anda harus menentukan set-up mobil yang agak berbeda daripada biasanya,” ujar pembalap asal Prancis yang sudah mengoleksi 16 poin untuk berada di P9 klasemen itu.
Pierre Gasly, AlphaTauri AT02
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Gasly menjelaskan, suhu rem dan ban bisa turun cukup signifikan saat melibas trek lurus di Baku. Itulah yang kian menyulitkan tim-tim balap menemukan setelan mobil yang tepat di Azerbaijan.
Tahun lalu, GP Azerbaijan ditiadakan karena pandemi Covid-19. Praktis, Honda hanya akan mengandalkan data lama sirkuit jalan raya Baku.
“Kami akan menggunakan data sepanjang musim ini, plus dari GP Azerbaijan 2019 (foto utama), sebagai dasar menentukan setting,” kata Tanabe.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments