Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Horner: Sangat Cemas Saat Isu Pelanggaran Budget Cap F1 Bocor

Christian Horner sangat cemas ketika kabar pelanggaran budget cap Formula 1 oleh Red Bull merebak dan melahirkan kecaman dari lawan.

Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Red Bull mencapai penyelesaian dengan FIA atas pelanggaran 1,8 juta pound (sekira Rp31,8 miliar) regulasi budget cap 2021, jelang Grand Prix Meksiko, berdalih bahwa ada salah penafsiran terhadap beberapa pengecualian yang diizinkan.

Tim itu didenda 7 juta dolar dan 10 persen pengurangan dalam pengembangan aerodinamika selama 12 bulan ke depan. Sanksi yang disebut Horner ‘sangat besar’ dan ‘kejam’.

Ini mengakhiri saga cost cap yang mencuat pada akhir pekan Grand Prix Singapura akhir September, saat bisikan pertama muncul bahwa Red Bull melanggar batas anggaran.

Horner membantah tegas ketika tuduhan pertama kali dibuat, serta menyebut pesaingnya menyebar fitnah tanpa informasi resmi dari FIA.

Red Bull baru diberitahu secara resmi bahwa mereka telah melanggar batas pengeluaran pada Minggu, saat Grand Prix Jepang, atau 90 menit usai Max Verstappen meraih juara dunia keduanya. Pemberitahuan kepada publik dirilis satu hari kemudian.

Berkaca pada kasus di Meksiko setelah keputusan FIA, Horner mengharapkan tindak lanjut investigasi kenapa berita pelanggaran Red Bull bocor.

“Tuduhan yang dibuat di Singapura sangat mengecewakan bagi setiap anggota staf, semua mitra kami, semua orang yang terlibat dalam Red Bull,” katanya.

“Tentunya, kebocoran dalam bentuk apa pun sangat mengkhawatirkan. Itu yang kami harap ditindaklanjuti.”

Sebelum Accepted Breach Agreement dibuat antara Red Bull dan FIA, sejumlah tim menyerukan tindakan tegas.

Bos McLaren, Zak Brown, menulis surat kepada presiden FIA Mohammed Ben Sulayem dan presiden F1 Stefano Domenicali. Ia mengatakan bahwa pelanggaran batas pengeluaran yang mungkin terjadi ‘merupakan kecurangan’, sesuatu yang dibalas keras oleh Horner di Austin.

Horner mengatakan setelah keputusan FIA, dia merasa Red Bull “mungkin karena permintaan maaf dari beberapa rival kami atas klaim yang mereka buat,” dan tim akan “tidak meminta maaf atas cara yang kami lakukan, cara kami bertindak.”

Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing, menanggapi hukuman atas pelanggaran budget cap

Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing, menanggapi hukuman atas pelanggaran budget cap

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Horner menambahkan, “Kami percaya bahwa ada pelajaran yang harus dibuat. Kemungkinan kesalahan telah dibuat dalam pengajuan kami, yang dengan manfaat melihat ke belakang dan visi 20/20, setiap orang bisa jadi spesialis.

“Tapi, tidak ada kesengajaan, tak ada ketidakjujuran dan yang pasti tidak ada kecurangan seperti yang dituduhkan di kalangan tertentu. Jadi saya rasa kami tak perlu minta maaf.

“Saya kira ada pelajaran yang telah dipetik. Semua orang dapat belajar dari ini. Kami telah melakukan pukulan kami di depan umum, atas tuduhan yang dibuat tim-tim lain.

“Pembalap kami dicemooh di sirkuit. Kerusakan reputasi yang disebabkan oleh tudingan itu sangat signifikan. Waktunya telah tiba untuk menghentikannya.”

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bagaimana Tim F1 Bereaksi terhadap Ketinggian Meksiko
Artikel berikutnya Sebastian Vettel Ingin Nikmati Masa Pensiun dan Lupakan F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia