Hulkenberg Cari Lowongan untuk F1 2022
Nico Hulkenberg mencari lowongan untuk menjadi pembalap utama Formula 1 2022. Keinginannya itu tampaknya sulit terwujud jika melihat sepak terjangnya dalam dua musim ini.
Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images
Setelah dilepas Renault pada 2019, pembalap Jerman itu menerima tawaran Racing Point sebagai cadangan daripada menganggur.
Hulkenberg menepi ketika kontraknya tak diperpanjang tim yang namanya berganti jadi Aston Martin tersebut. Hingga kini, belum ada proposal yang cocok dengan misinya.
“Setelah bertahun-tahun saya di Formula 1, sebuah kesempatan besar menghabiskan sepanjang musim di sisi lintasan. Itu seperti membuka lembaran baru dalam hidup saya. Secara pribadi, saya memang menginginkan rehat ini. Saya puas dengan cara saya mengatasi situasi sulit karena pandemi,” ujarnya kepada majalah GQ.
“Memang belum ada tawaran. Ada pembicaraan tapi tak ada yang cocok dengan saya. Lalu saya katakan kepada diri saya, ‘Jangan mencoba melanjutkan dengan cara apa pun, meski ada risiko tidak bisa kembali.’
“Setelah 10 tahun di sana, saya bukan seseorang yang ingin berkompetisi dengan tim lemah. Jadi dengan sengaja, saya bilang ‘tidak’ dan sekarang datang tepat ketika saya membutuhkannya.”
Terkait dengan rumor ia akan ditampung Aston Martin, ia menjawab, “Saya ingin berada di sekitar Formula 1 dan menemukan kokpit permanen untuk 2022. Siapa tahu apa yang akan terjadi tahun ini.”
Musim lalu, ia tampil dalam dua Grand Prix, meraih peringkat ketujuh dari GP 70Anniversary dan peringkat kedelapan GP Eiffel. Hulkenberg menggantikan Sergio Perez dan Lance Stroll saat mereka dinyatakan positif Covid-19.
Pembalap 33 tahun itu mengaku sempat kehilangan kepercayaan diri karena terlalu lama jadi penonton.
“Pada awalnya, banyak yang berpikir bahwa saya mesti terima. Tapi saya juga tahu bahwa itu berisiko. Apa yang terjadi kalau saya kalah karena melakukan ini? Lagi pula, kalau saya gagal, saya akan membakar diri saya dan kesempatan untuk kembali musim 2021 jauh lebih buruk,” ia menuturkan.
“Tapi kalau Anda tidak ambil risiko, Anda tidak akan memenangi apa pun. Saya tak punya waktu untuk berpikir secar detail. Saya bilang kepada diri sendiri, ‘Ayo, percaya diri Anda dan kemampuan Anda.’
“Juga tahun lalu, Racing Point diketahuo sebagai mobil yang bagus. Pada akhirnya, saya adalah pembalap berdarah murni. Balapan adalah hasrat saya dan karya seni saya. Kepercayaan diri adalah faktor yang menentukan keputusan saya.
“Tentu saja, ketika Anda kembali, sistem dalam kondisi terguncang. Saya punya kesempatan untuk berlatih sedikit lagi sebelum lap kualifikasi dan balapan. Meskipun lap-lap awal sulit, itu tetap membantu saya. Saya meraih akselerasi cepat dan mengembangkan perasaan untuk mobil. Saya seharusnya tak berpikir terlalu banyak dan Anda seharusnya tak meragukan diri sendir. Anda harus melakukan pekerjaan Anda. Saya suka tantangan tak biasa dan saya suka membuat yang mustahil jadi mungkin.”
Ketika Hulkeberg menerima tawaran Racing Point, dia mengaku tidak dalam kondisi bugar karena kurang latihan fisik. Energinya langsung terkuras dan mengalami kelelahan berhari-hari.
“Bobot saya tidak naik, tapi saya juga tak bugar seperti biasa. Pada dasarnya, saya kurang bugar untuk balapan. Tetap saja, tak cukup latihan di sasana untuk bersiap, Anda akan memenangi ini dengan mengemudi mobil,” katanya.
“Karena beban badan Anda berbeda ketika balapan. Anda tidak bisa merasakan itu saat latihan. Meski otot saya telah terbiasa melakukannya selama 10 tahun, saya sangat lelah beberapa hari usai balapan.
Hulkenberg akan fokus pada misi menemukan tim terbaik di masa depan. Ia menilai tepat memilih mundur sejenak karena banyak tim bermasalah.
“Perlu dibedakan antara tim terbaik dan sisanya yang ada di grid. Di grup tengah dan belakang, aspek politik dan finansial sering memainkan peran penting. Secara pribadi, saya pernah mengalaminya juga. Secara langsung setelah musim pertama pada 2010, Williams mengeluarkan saya karena masalah finansial dan tempat saya cukup bagus,” ia mengungkapkan.
“Maldonado datang, membawa banyak uang. Tentu itu menyakitkan dan mengganggu. Saya masih tak bisa mengontrolnya. Saya hanya bisa membalap seperti yang saya mau. Saya melihat ke dedpan, fokus pada masa depan dan apa yang ingin saya kontrol. Sedangkan sisanya hanya membuang waktu dan energi. Ini adalah situasi kalau kami melihat musim depan. Saya berada dalam situasi ini dalam waktu lama dan tak membiarkan hal itu membuat saya sedih.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments