Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Ini Alasan Performa Impresif Aprilia Tidak Mengejutkan

Kehebatan para teknisi perancang Aprilia RS-GP dan kesabaran Grup Piaggio mulai membuahkan hasil bagi pabrikan asal Noale, Italia, itu di MotoGP.

Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Performa Aprilia pada Kejuaraan Dunia MotoGP musim 2022 ini sangat kontras dibanding fase yang sama pada tahun lalu.

Sampai pertengahan musim atau 11 balapan yang sudah digelar, Aprilia bertengger di P1 klasemen tim. Mereka juga berada di peringkat ketiga klasemen konstruktor di belakang Ducati dan Yamaha tetapi di atas sejumlah pabrikan raksasa seperti KTM, Suzuki, dan Honda.

Tidak sampai di situ, Aprilia juga mampu menempatkan Aleix Espargaro di peringkat kedua klasemen sementara pembalap. Pembalap veteran Spanyol itu hanya tertinggal 21 poin dari penghuni P1 yang juga juara dunia Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP).  

Torehan Aprilia di MotoGP musim ini merupakan buah dari kerja keras sekaligus kesabaran dan dedikasi Piaggio Group – perusahaan induk Aprilia – selama bertahun-tahun.

“Jangan bilang (sukses Aprilia) ini sebuah keajaiban. Anda bisa melihat tahun lalu Aprilia sudah pantas mendapatkan hasil kerja keras mereka,” ujar Claudio Lombardi, salah satu insinyur perancang mesin V4 Aprilia yang mendominasi World Superbike (WSBK) pada era 2010-an.

Lombardi menjelaskan, hal pertama di balik kunci sukses Aprilia sejauh musim ini di MotoGP adalah CEO Piaggio & C. S.p.A. Roberto Colaninno dan seluruh jajaran atas manajemennya yang selalu percaya dengan kemampuan para teknisi dan staf.

Baca Juga:

Colannino dan jajarannya mau bersabar menanti teknisi dan staf yang bekerja tanpa kenal lelah dan sangat percaya dengan semua yang mereka kerjakan.

“Keputusan mendatangkan Massimo Rivola (Direktur Sport Aprilia MotoGP) juga sangat tepat. Segudang pengalaman di Ferrari membuatnya mampu meningkatkan kualitas seluruh organisasi tim secara signifikan,” tutur Lombardi.

“Selain itu, proyek teknis di MotoGP ini merupakan pengembangan dari program di Superbike yang terbukti sukses,” kata insinyur yang bekerja untuk Aprilia antara 2000 sampai 2010 tersebut.

Aprilia turun di WSBK dalam tiga periode, yakni 1999-2003, 2009-2018, dan 2020 (terakhir tidak resmi sebagai tim pabrikan). Mereka berhasil memenangi empat gelar juara dunia pabrikan (2010, 2012, 2013, 2014) plus tiga pembalap.

Max Biaggi menjadi juara dunia pada 2010 dan mengulanginya pada 2012 di atas Aprilia RSV4 1000. Gelar ketiga direbut Sylvain Guintoli pada 2014.

Maverick Vinales, Aprilia Racing Team

Maverick Vinales, Aprilia Racing Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Seperti Ducati, untuk MotoGP, para insinyur di Noale mengadopsi mesin Aprilia Racing V4 “stretto” (bersudut sempit, hanya 75°) 1.000cc 4-langkah DOHC 4 katup dengan diameter silinder 81 mm, counter-rotating crankshaft, serta berpendingin cairan.   

“Dengan memilih mesin dan setting model ini, Anda memang akan kehilangan beberapa tenaga kuda saat start. Namun, itu akan ditutup oleh rangka yang kecil namun efisien,” ujar Lombardi.

“Sebagai tambahan, distribusi pneumatis juga sudah menjadi proyek lama Aprilia dan kini tinggal menyempurnakan setelannya saja,” ucap Lombardi tentang mesin yang dipakai untuk Aprilia RS-GP geberan Espargaro dan Maverick Vinales

Pada GP Belanda, 26 Juni lalu, Fabio Quartararo terjatuh karena rusaknya sensor pengatur kontrol traksi pada Yamaha YZR M1. Menurut Lombardi, saat ini para pembalap MotoGP tidak mampu mengontrol power motor tanpa bantuan sistem elektronik.

Lombardi pun menyarankan agar para pembalap itu tidak terlalu mengandalkan sistem elektronik saat mengendalikan motor.

“Jika sistem elektronik tidak ada, seorang pembalap akan belajar bagaimana memperkirakan atau mengatur power motor. Tetapi jika mereka tidak bisa, pasti akan sangat bergantung pada sistem elektronik atau berisiko terjatuh,” kata Lombardi.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Fabio Quartararo Tegaskan Tak Ubah Pendekatan
Artikel berikutnya Tiket MotoGP Thailand 2022 Mulai Dijual

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia