Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Komentar

Ini yang Bisa Diberikan Button kepada Williams

Jenson Button kembali ke Williams Formula 1 setelah hampir 21 tahun pergi dari Grove. Mantan pembalap tim tersebut kini menduduki salah satu pos penting, penasihat senior. Lalu apa yang bisa diberikannya?

Jenson Button, merayakan titel juara dunia dengan Brawn Grand Prix di parc ferme

Foto oleh: Sutton Images

Berbeda dengan olahraga lain, seperti sepak bola atau rugby, di mana para atlet bisa naik ke level manajemen setelah pensiun, di F1 tampak mustahil. Mantan pilot jet darat kebanyakan bertarung di ajang lain atau jadi komentator televisi.

Seandainya terlibat di F1, mereka jadi race stewards. Cuma segelintir yang beruntung bisa jadi sosok berpengaruh dalam tim. Misalnya, Christian Horner yang bertarung di Formula 3000 pada akhir era ’90-an, sebelum mengalihkan perhatian ke manajemen Red Bull. Di sana juga ada, Helmut Marko selaku penasihat, yang membalap sembilan kali di F1 dengan BRM awal ’70-an.

Kini Button mengikuti jejak mereka berbekal pengalaman mengemudi dengan beberapa tim balap di berbagai ajang. Lepas dari Williams setelah berdebut pada 2000, pria Inggris tersebut membela Beneton, Renault, BAR, Honda, Brawn GP dan McLaren.

Ia menjadi juara dunia F1 2009 bersama Brawn GP, runner-up F1 2011 di McLaren dan peringkat ketiga edisi 2004 untuk BAR Honda.

Setelah gantung setir, Button beralih ke Super GT dengan tim Mugen pada 2017. Ia jadi juara tahun berikutnya bersama Kunimitsu. Pria 41 tahun tersebut mencicipi 24 Hours Le Mans dengan SMP Racing, tim yang mempromosikan ke FIA WEC 2018-2019.

Baca Juga:

Button berpartisipasi di Deutsche Tourenwagen Masters (DTM) dengan tim Kunimitsu. Pemenang F1 15 kali itu ikut jadi pemilik Jenson Team Rocket RJN yang berpartisipasi di British GT Championship 2020.

Deretan pengalaman ini jadi pertimbangan Dorilton Capital selaku pemilik baru Williams untuk melantik Button. Ia akan lebih banyak bekerja dengan George Russell dan Nicholas Latifi, memberi saran untuk meningkatkan performa di trek secara konsisten.

Kepada Motorsport.com, selepas British GT tahun lalu, Button menjelaskan, “Saya tentu tidak duduk saja dan mendiskusikan finansial. Kami bicara tentang itu, tapi bagi saya, yang terpenting mendengar apa yang ingin dikatakan para pembalap karena itu kelebihan saya.

Nicholas Latifi, Williams FW43

Nicholas Latifi, Williams FW43

Photo by: Steven Tee / Motorsport Images

“Saya telah terlibat dengan tim-tim di seluruh dunia dalam bentuk olahraga motor berbeda selama beberapa tahun. Saya memahami hubungan pembalap-engineer sangat penting, jadi saya selalu melakukan pengarahan pada para pembalap.

“Kami semua menggunakan panggilan Zoom, semua ada di sana untuk briefing, sangat bagus mendengar apa yang mereka katakan ketika baru dan mendiskusikan apa yang salah, apa yang bisa lebih baik dalam hal mobil, tim tapi juga karena mereka merasa bahwa dapat lebih baik untuk dirinya sendiri.”

Ini merupakan input yang bisa diberikan Button. Dia tahu seperti apa terperosok di belakang grid dan bertarung untuk kejuaraan. Ini merupakan pengalaman yang hanya bisa ditawarkan sedikit orang.

Jenson Button, Williams BMW FW22

Jenson Button, Williams BMW FW22

Photo by: Sutton Images

Russell dan Latifi saat ini sedang bertarung untuk bangkit dari keterpurukan. Pembalap Inggris tersebut baru dapat poin setelah diminta menggantikan Lewis Hamilton di kokpit Mercedes pada GP Sakhir.

Selain itu, ada nilai marketing natural. Setelah pengumuman pada Jumat, para penggemar heboh. Ini bukti bahwa nama eks driver tersebut masih jadi magnet.

Button pernah bilang kecintaan terhadap F1 memudar di akhir karier, tapi dia kini tampak antusias. Ia siap ambil bagian dalam tantangan tersebut.

“Saya akan melakukan bagian saya untuk membantu tim ini kembali ke depan. Saya tak sabar kembali ke Grove, untuk menghabiskan waktu dengan para pembalap dan lebih banyak dengan staf. Ada banyak hal yang harus dilalui sebelum musim pertama bekerja bersama,” ucapnya lewat video.

Sama seperti 2000, penandatanganan Jenson Button dapat jadi strategi bisnis yang cerdik dari Williams.

Jenson Button bertemu Frank Williams

Jenson Button bertemu Frank Williams

Foto oleh: Sutton Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Button: Williams Tak Takut Lakukan Perubahan Besar
Artikel berikutnya Racing Point Kehilangan Kans Ukir Hasil Bagus

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia