Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

James Key Pantas Dampingi Adrian Newey

Setelah kesulitan beberapa tahun sebelumnya, Tim McLaren F1 akhirnya menempati peringkat ketiga klasemen akhir konstruktor Kejuaraan Dunia Formula 1 2020 lalu. James Key menjadi sosok penting di balik sukses tersebut.

James Key, Technical Director, McLaren

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Hasil McLaren pada F1 2020 itu merupakan posisi terbaik setelah 2012, juga di peringkat ketiga. Di antara sejumlah sosok di balik sukses tim asal Woking, Inggris, tersebut, James Key bisa dibilang tepat menempati posisi teratas.

Mulai bergabung ke McLaren pada 25 Maret 2019 sebagai direktur teknis menggatikan Tim Gross yang pergi sejak pertengahan 2018, Key dibantu Andrea Stella sebagai direktur balap dan Piers Thynne sebagai direktur produksi.

Di bawah komando teknisi jebokan teknik mesin University of Nottingham dengan sponsor Lotus Engineering, McLaren mampu berprogres secara bertahap. Mereka finis di P4 pada akhir 2019 atau dua tingkat lebih baik dibanding setahun sebelumnya.

Tahun lalu, Lando Norris mampu naik podium ketiga di GP Austria sedangkan Carlos Sainz Jr – kini ke Tim Scuderia Ferrari – finis di posisi kedua GP Prancis.

Sasis McLaren MCL35 yang bermesin Renault E-Tech 20 1.6 V6 t tersebut memang hanya dua kali naik podium musim lalu tanpa pernah menang. Namun performa sasis tersebut terbilang konsisten di zona poin (10 besar).

Dari 17 balapan Norris hanya empat kali tidak mampu merebut poin, termasuk satu retirement. Sainz Jr cuma lima kali yang dua di antaranya retirement dan sekali tidak start.

Desain mobil yang sesuai dengan karakter mesin dan teknik sang pembalap menjadi salah satu kunci keberhasilan performa stabil McLaen MCL35. Kini, Key akan mendapatkan tantangan dalam mendesain mobil karena McLaren berganti pemasok mesin ke Mercedes.

Christijan Albers yang pernah bekerja sama dengan James Key saat keduanya di tim Spyker dan Midland mengungkapkan Key sudah pantas memperkuat tim hebat di F1.

Baca Juga:

“Key bukan tipe teknisi yang keras kepala. Ia kadang butuh pengarahan,” ujar Albers yang pernah memperkuat tim Minardi F1, Midland, dan Spyker, antara 2005-2007 yang terakhir turun di Kejuaraan Dunia Balap Mobil Ketahanan (WEC) pada 2012 bersama Lotus.

“Tetapi, yang membuatnya berbeda adalah kepiawaiannya mendesain mobil. Saya rasa itu memang sudah bakatnya, benar-benar genius. Posisinya juga sangat cepat naik hingga kini menjadi direktur teknis.”

Albers menambahkan, Key pernah mendesain mobil kompetitif di Scuderia Toro Rosso (kini AlphaTauri) dan Sauber. Kini, Key terlihat nyaman dan dalam posisi yang tepat di McLaren.

“Jika tidak mendapatkan tawaran lebih baik dari tim-tim elite seperti Ferrari, saya rasa ia akan tetap di McLaren,” tutur Albers.

Namun begitu, karena kepandaian dan pengalamannya, Albers ingin sekali meliha James Key memperkuat salah satu dari tiga tim kaya di Formula 1. “Saya sangat ingin tahu apa yang dilakukan Key dengan bujet hampir tak terbatas. Saya kira akan fantastis,” katanya.

Lantas, apakah Red Bull Racing merupakan salah satu tim dengan bujet besar yang dimaksud Albers?

“Adrian Newey (Kepala Tim Teknis Red Bull) sudah melakukan banyak hal bagus. Jika bergabung ke Red Bull, Key dan Newey akan membangun masa depan bagus. Saya melihat Key sebagai Newey baru,” kata Albers.

Newey adalah salah satu desainer mobil F1 terbaik yang masih aktif. Tidak kurang 10 mobil hasil desainnya mampu menjadi juara dunia konstruktor sejak awal era 1990-an.

Kesepuluh mobil tersebut adalah Williams FW14B (1992), Williams FW15C (1993), Williams FW16 (1994), Williams FW18 (1996), dan Williams FW19 (1997); McLaren MP4/13 (1998); serta Red Bull RB6 (2010), Red Bull RB7 (2011), Red Bull RB8 (2012), dan Red Bull RB9 (2013).

James Key sendiri memulai karier F1 pada 1998 dengan menjadi teknisi pengolah data Tim Jordan F1 lalu menjadi race engineer pembalap asal Jepang, Takuma Sato. Ia lalu menjadi teknisi di wind tunnel, departemen riset dinamika mobil hingga mengepalai divisi tersebut.

Pada 2005, Key bergabung ke Midland sekaligus menjadi salah satu direktur teknis termuda di F1, 33 tahun, sama dengan usia Sam Michael saat saat menempati posisi tersebut di Tim Williams Racing pada musim 2004.

Key menjadi direktur teknis Midland hingga tim tersebut mengalami transisi dari Spyker ke Force India F1. Pada 2010, Key meninggalkan Force India untuk bergabung ke Sauber menggantikan Willi Rampf sebagai direktur teknis.

Pada Februari 2012, James Key mundur dari Sauber. Ia kemudian bergabung ke Toro Rosso sebagai direktur teknis menggantikan Giorgio Ascanelli pada September tahun itu hingga akhirnya diumumkan pindah ke McLaren pada Juli 2018 dan mulai bekerja pada akhir Maret 2019.      

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Wolff Klaim Publik akan Terkejut dengan Perubahan W12
Artikel berikutnya Bos Mercedes Tak Ragukan Komitmen Hamilton di F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia