Jarvis: Rossi tak lagi masa depan Yamaha
Team Principal Yamaha, Lin Jarvis, mengakui bahwa Valentino Rossi tidak lagi menjadi masa depan skuat Iwata di MotoGP. Pertanda fokus beralih pada Maverick Vinales?
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Walau terikat kontrak sampai akhir 2020, performa The Doctor jauh dari kata menggembirakan. Dua tahun tanpa kemenangan, bahkan tiga kali kegagalan finis beruntun musim ini – membuatnya digusur Vinales dari lima besar klasemen sementara.
Selain performa yang buruk, Rossi bahkan kini tertutup bayang-bayang Fabio Quartararo. Sang rookie Petronas Yamaha SRT tampil begitu mengesankan. Tak hanya mengklaim tiga kali pole position, namun juga berhasil mengoleksi dua podium.
“Hingga 2010, Valentino telah mempersembahkan empat titel – 2004, 2005, 2008 dan 2009 – jadi ketika dia meninggalkan kami (hijrah ke Ducati) itu berdampak besar. Akan seperti (Marc) Marquez meninggalkan Honda sekarang,” ujar Jarvis dalam wawancara eksklusif kepada Motorsport.com.
“Sekarang dia berada pada tahap yang berbeda dalam hidupnya, tahap yang berbeda dalam kariernya, dan dengan segala hormat dia tidak lagi masa depan dari partisipasi kami di MotoGP.
“Dia masih bisa berada di sini untuk satu tahun, dua tahun atau tiga tahun lagi – kami harus melihat berapa lama dia tetap kompetitif. Namun sekarang ini hubungannya berbeda, ketergantungan yang berbeda padanya.
“Bukannya dia tidak penting. Dia penting. Peran dan fungsinya akan berbeda, tetapi saya harap dia tetap sebagai brand ambassador dan partner (kami) saat dia semakin tua.”
Jarvis lalu mengatakan, Yamaha bakal memainkan peran dalam menentukan kapan Rossi akhirnya memutuskan pensiun. Pun demikian, ia berharap The Doctor dapat memberikan sinyal saat mendekati akhir kariernya.
Ditanya apakah keputusan Rossi untuk gantung helm datang dari sang pembalap sendiri atau melibatkan Yamaha, Jarvis menjawab: “Pastinya akan menjadi keputusan kedua belah pihak.
“Saya pikir dia pasti akan menjadi orang pertama yang memutuskan kapan dia merasa tidak mampu kompetitif seperti yang diinginkan, atau motivasinya mulai berkurang. Tanda-tanda pertama pasti akan datang dari sisinya.
“Namun bagi saya, saya sama sekali tidak mengharapkan konflik. Saya kira, kami akan tiba pada pemikiran yang sama pada saat yang sama.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments