Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Jomplangnya Kinerja Sainz-Leclerc, Kabar Buruk untuk Red Bull

Carlos Sainz Jr tertinggal dari rekan setimnya di Ferrari, Charles Leclerc. Menurut konsultan motorsport Red Bull, Helmut Marko, fakta itu justru jadi kabar buruk untuk tim Austria tersebut.

Carlos Sainz Jr., Ferrari F1-75

Carlos Sainz Jr., Ferrari F1-75

Ferrari

Musim lalu, level performa Sainz dan Leclerc hanya berbeda sedikit. Jadi seolah terjadi perebutan poin antara mereka sendiri karena para pembalap Mercedes dan Red Bull sulit dikejar. Ditambah lagi kinerja mobil balap SF-21 belum sepadan dengan RB16B dan W12.

Musim ini, pembalap Monako berhasil memperbaiki gaya balap sehingga dapat memaksimalkan potensi Ferrari F1-75. Sebaliknya, Sainz belum mampu menyejajari rekannya.

Meski begitu, penampilan putra pereli tenar Carlos Sainz Sr. tetap dipandang sebagai ancaman oleh Red Bull.

“Saya sungguh terkejut tahun lalu bahwa Sainz memiliki level sama dengan Leclerc. Saya harap itu akan terjadi tahun ini,” ujar Marko kepada Formel1.de.

“Anda bisa melihat dalam tes dan juga dalam balapab, bahwa ia kalah hingga 0,3-0,4 detik. Ini justru merupakan kerugian bagi kami karena kami sebelumnya yakin keduanya akan saling mencuri poin satu sama lain. Bukan itu kasus saat ini.

Baca Juga:

“Tapi, Sainz seorang pembalap pintar, sangat kencang. Saya berasumsi bahwa dia akan berusaha mengatasi itu dan ingin mendapat lonjakan.”

Dalam dua balapan awal musim, Ferrari mampu menantang Red Bull. Pada F1 GP Arab Saudi, giliran pembalap Die Roten Bullen yang bersinar.

Sergio Perez, pole sitter, gagal mengunci kemenangan karena safety car. Wajah timnya diselamatkan oleh Max Verstappen usai berduel sengit dengan Leclerc.

Sergio Perez, Red Bull Racing RB18 pimpin start

Sergio Perez, Red Bull Racing RB18 pimpin start

Foto oleh: Red Bull Content Pool

Menurut Marko, itu membuktikan kalau tidak ada team order dalam timnya. “Sudah dijelaskan sebelum balapan di Arab Saudi, itu masih tahap awal, ketika poin keduanya nol, tak ada team order atau apa pun,” katanya.

“Timbul teori bahwa Ferrari memaksa kami membuat pit stop lebih cepat, tapi bukan itu kasusnya. Itu hanya konsumsi ban Perez jauh lebih tinggi daripada Max.

“Mungkin itu juga berkat kecepatan awal, karena dia unggul tiga detik kala itu dan kami seharusnya memasukkan dia lebih cepat. Juga pada ban keras, kecepatan Max sangat tinggi daripada Perez, jadi saya kira itu akan berhasil dengan sendirinya.”

Marko menilai jarak antara pembalap satu sama lain kian dekat kecuali Ferrari. Perez pun mulai menemukan kenyamanan mengemudi RB18 dan mulai kompetitif.

“Saya kira dengan Perez, ada dua faktor. Pertama, mobil lebih cocok dengannya, jadi dia merasa cukup nyaman. Kedua, tim makin mengenalnya. Race engineer-nya juga berkembang dengan tugas, jadi lebih banyak kepercayaan diri, lebih pada tahu bagaimana. Secara umum, kami sangat gembira dengan perkembangan yang terjadi,” ia menjelaskan.

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Beberapa Pembalap Formula 1 Akan Kendarai Mobil Supercars
Artikel berikutnya Toto Wolff: Mercedes Tidak Punya Senjata Ajaib

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia