Kans Juara Tipis, Vinales Kesal dengan Yamaha
Maverick Vinales geram dengan buruknya performa mesin Yamaha. Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP itu kini berharap keajaiban terkait peluang jadi juara dunia edisi 2020.
Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing
Gold and Goose / Motorsport Images
Jumat (6/11/2020), ia dihukum memulai MotoGP Eropa dari pit lane Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, akibat penggunaan mesin keenam. Ini sudah melebihi jatah lima mesin yang diizinkan.
Kabar buruk tersebut datang beberapa jam setelah pengumuman Federasi Balap Motor Internasional (FIM) bahwa nilai timnya dikurangi 20 bersama dengan poin konstruktor Yamaha (50) dan Petronas Yamaha SRT (37).
Beragam problem yang muncul pekan ini, sontak membuat suasana hati sang rider Spanyol memburuk. Ia pun mulai pesimistis menatap akhir musim 2020.
“Mungkin saya bakal melakoni balapan spesial dengan perasaan khusus, saya tidak pernah membatasi diri. Para pesaing kami dapat melakukan kesalahan, bisa turun hujan, sehingga ada bendera merah…,” ucapnya dikutip dari motogp.com.
“Saya tidak mau kehilangan motivasi. Kami kecewa, tentu saja, karena tidak membalap dalam kondisi yang sama dengan lainnya, tapi ini problem kami. Masalah satu-satunya adalah sulit menyalip dengan motor ini.”
Vinales bertengger di peringkat ketiga klasemen sementara MotoGP dengan 118 poin. Ia tertinggal 19 angka dari kandidat juara, Joan Mir, dan 5 poin dari runner-up Fabio Quartararo.
Penunggang motor nomor 12 itu sebenarnya punya jatah tiga mesin sejak MotoGP Andalusia, setelah unit kedua bermasalah. Kemudian dua mesin lain dianggap tidak sah oleh FIM, jadi ia mesti pandai mengelola jarak tempuh dari satu-satunya unit yang tersisa agar bisa dipacu dalam di tiga putaran terakhir.
“Masalahnya di Jerez, mereka mengetahui masalah setelah kami menutup mesin ketiga. Karena kalau tidak, saya masih punya empat mesin, satu lagi, masalah kami memasang mesin baru untuk balapan pertama. Dari Aragon, saya kehabisan mesin, jadi berusaha mengatasinya dan di balapan kedua, saya hanya memiliki satu mesin dengan jarak tempuh jauh,” Maverick Vinales menjelaskan.
“Masalahnya kami tidak ada di level (terbaik), tidak tahu kenapa tapi sejak dari Misano, kami kehilangan segalanya dan kami tak bisa menemukan grip. Sulit mengendarai motor ini.”
Ia pun menilai berbahaya kalau memaksakan bertarung dengan mesin lain yang ada. Oli bisa tercecer di lintasan dan membuat para pembalap tergelincir.
Dalam kondisi mendesak, pabrikan garpu tala terpaksa membuka segel mesin keenam meski pada akhirnya, pembalap 25 tahun tersebut terkena penalti. Langkah yang ditempuh untuk mengantisipasi habisnya stok engine sudah didiskusikan sisi positif dan negatif.
“Kemarin kami membahas apakah berisiko menggunakan mesin nomor lima untuk beberapa lap dalam latihan dan kemungkinan buruk dalam balapan dan kami berharap motor tidak mogok. Tapi menurut saya itu terlalu berisiko. Jika Anda di peringkat satu dengan 20 poin, Anda bisa melakukannya,”ujarnya.
“Tapi masalahnya, kami tidak punya pengaturan, motor tidak bekerja dan kemudian kami akan menghadapi (balapan) dengan mesin lama. Jadi tak ada gunanya. Kami harus memasang yang baru. Memang benar kami harus memulai dari pit lane, saya tak bisa berbuat apa-apa. Opsinya ini membuat gelar juara sedikit sulit, tapi semua bisa terjadi.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments