Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Kebangkitan Sekaligus Tensi di Hyundai Bikin WRC Menarik Lagi

Sebelum kebangkitan Hyundai, WRC 2022 sepertinya bakal berakhir lebih cepat dan membosankan dengan dominasi Kalle Rovanpera. Namun, memasuki tahap krusial, skenario kejuaraan berubah dan memanas.

Ott Tanak, Hyundai World Rally Team, Thierry Neuville, Hyundai World Rally Team

Foto oleh: Romain Thuillier / Hyundai Motorsport

Dalam tiga reli terakhir Hyundai Motorsport berhasil menyapu bersih kemenangan. Pada periode yang sama, ada performa kuat bintang Toyota Gazoo Racing Kalle Rovanpera luntur.

Tetapi kebangkitan Hyundai diiringi dengan memburuknya hubungan antara dua pereli andalannya, Ott Tanak dan Thierry Neuville. Setelah masalah mobil mulai membaik, ada situasi baru untuk dikelola oleh Julien Moncet.

Memimpin tim pabrikan Korea Selatan pada 2022, menyusul mundurnya Andrea Adamo, terbukti adalah tantangan. Deputy Team Director berjuang keras untuk mengendalikannya jelang Reli Akropolis Yunani.

Moncet mengatakan bahwa komentar-komentar tertentu harus disimpan internal daripada diungkap ke publik. Ini tentu terkait pertengkaran aneh bintangnya, ketika Neuville menyebut masalah menyinggung transmisi Tanak di tahap akhir Reli Ypres Belgia.

Baca Juga:

Tanak kemudian mengungkapkan suara tidak percaya kepada Moncet, menyebut bahwa dirinya bukan sosok yang tepat untuk mengemban tugas memimpin tim. Belakangan itu dianggap miskomunikasi oleh mereka bertiga.

Namun, singgungan masih terlihat saat Tanak dan Neuville tiga pekan kemudian di Yunani. Setiap sudut pandang dapat dipahami jika mempertimbangkan konteks pribadi setiap driver.

Neuville telah bekerja keras menjaga kans untuk bisa menang, jadi mengapa harus menyerah hanya agar Tanak dapat tambahan poin kejuaraan, terutama ketika rekannya telah memenangi dua reli beruntun dan ia belum finis P1 lagi sejak Oktober 2021.

Sementara Tanak berpikir mengapa Hyundai tidak menukar posisi mereka. Itu solusi tepat menurutnya karena hasilnya sama untuk klasemen konstruktor, tetapi meningkatkan peluangnya juara di saat kans Neuville lebih kecil. Selisih wajar, tetapi cara keduanya menghadapi situasi yang membuat ini menarik.

Neuville frustrasi dengan hal itu dan enggan melakukan team order untuk juara WRC 2019. Sedangkan Tanak menyinggung bahwa jika sang rekan berada di belakangnya, tim akan memberi perintah berbeda.

Ott Tanak, Martin Jarveoja, Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1

Ott Tanak, Martin Jarveoja, Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1

Foto oleh: Fabien Dufour / Hyundai Motorsport

Di Belgia percikan terjadi, namun api mulai menyala di Yunani. Hyundai tentu mencoba mengendalikan kobarannya dengan narasi yang terkontrol usai Reli Akropolis, merayakan hasil bersejarah 1-2-3 mereka.

Pertengkaran Tanak dan Neuville kemungkinan bakal berlanjut. Sebenarnya, perselisihan rekan setim bukan hal baru dalam WRC. Dua yang paling terkenal terjadi pada tahun 1995 dan 2011.     

Pada 1995, tensi dua pereli Subaru, Carlos Sainz dan Colin McRae bersaing meraih gelar. Tim kemudian memerintahkan McRae finis di belakang rekan dalam Reli Spanyol. Itu sulit diterimanya.

Akhirnya, McRae yang memenangi perang. Ia berhasil mengklaim titel dengan keunggulan hanya lima poin atas Sainz. Hal tersebut lantas menjadi pemicu kepindahan Spaniard ke kubu Ford.

Musim 2011, Citroen mempromosikan Sebastien Ogier untuk bertandem dengan seniornya sekaligus bintang WRC Sebastien Loeb. Duet yang seharusnya berjalan ideal itu justru menjadi mimpi buruk.

Thierry Neuville, Martijn Wydaeghe, Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1

Thierry Neuville, Martijn Wydaeghe, Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1

Foto oleh: McKlein / Motorsport Images

Ogier tidak tertarik memainkan peran sebagai pendukung bagi Loeb. Seiring waktu, dia menegaskan itu lewat sikap dan penampilannya ketika memenangi reli. Tensi memuncak di Jerman, ketika Ogier mencuri kemenangan Loeb.

Setelah itu, mereka nyaris tidak berbicara satu sama lain. Citroen cenderung berpihak kepada Loeb, yang tengah memburu titel kedelapannya musim tersebut. Ogier memilih meninggalkan tim dan bergabung dengan Volkswagen.   

Perselisihan di Hyundai belum sampai mencapai level McRae vs Sainz dan Loeb vs Ogier. Tetapi jadi jelas bahwa kesabaran Tanak, terutama, sedang diuji. Karena kini ia berada di depan Neuville. Dan ia masih harus berjuang mengejar Rovanpera di sisa tiga reli.

Jika keduanya terus berseteru, ini kabar yang bagus untuk Toyota dan M-Sport, yang bisa memanfaatkan ketidakharmonisan skuad Hyundai. Bagi fans, ini tentu membuat WRC musim ini menjadi lebih menarik.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ott Tanak Berambisi Terus Tekan Kalle Rovanpera
Artikel berikutnya Pierre-Louis Loubet Ingin Tampil Minimal 10 Reli Tahun Depan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia