Kesuksesan Max Verstappen berkat Mentalitas Red Bull

Super Max sukses menghentikan dominasi Mercedes dalam era turbo hybrid, ketika meraih titel setelah menaklukkan Lewis Hamilton pada lap terakhir di Grand Prix Abu Dhabi akhir tahun lalu.

Itu menandai puncak dari keyakinan bertahun-tahun yang diusung Red Bull perihal talenta Verstappen. Sejak awal, tim yakin sepenuhnya bahwa sang pembalap memiliki bakat yang dibutuhkan untuk menjadi juara.

Dan dengan persaingan antara Red Bull dengan Mercedes untuk menggaet Verstappen dalam karier juniornya, Helmut Marko menyebut langkah berbeda diambil oleh skuad perusahaan minuman berenergi itu terhadap situasi tersebut.

Marko kemudian mengatakan, Red Bull telah melakukan pendekatan dengan cara yang tidak bisa dilakukan Mercedes. Hal ini terungkap dalam buku berjudul Formula Max yang diterbitkan Motorsport.com edisi Belanda.

“Tentu saja kami tahu Max juga berbicara dengan Mercedes. Tetapi dengan Mercedes, dia tidak akan datang ke Formula 1 begitu cepat,” tutur Marko.

“Mereka tidak mengambil risiko dengan pendatang baru. Rencana saya untuk mengontraknya dan langsung memasukkannya ke Formula 1 bukan untuk mengalahkan Mercedes. Itu hanya karena saya melihat dia siap untuk Formula 1 dan ternyata memang begitu.

“Saya akan katakan secara umum. Red Bull berbeda dibandingkan dengan Mercedes. Kami memiliki lebih banyak mentalitas tak ada risiko dan tidak menyenangkan.”

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Photo by: Erik Junius

Saat mempromosikan Verstappen ke F1, ketika sang pembalap berusia 17 tahun, menuai banyak kritikan. Marko menegaskan, kala itu, Red Bull tidak pernah ragu sekalipun telah membuat keputusan yang tepat.

“(Kami) sudah mengantisipasi kritikan. Tetapi sejujurnya itu adalah risiko yang diperhitungkan. Kami memberi Max semua tes yang sesuai di Toro Rosso sesuai regulasi,” ucapnya.

“Dia mencatatkan penampilan FP1 pertamanya di salah satu sirkuit paling sulit dalam kalender, yaitu Suzuka. Dan itu adalah tempat yang bagus untuk melihat bagaimana dia akan menghadapi trek yang sulit.

“Secara keseluruhan itu adalah persiapan yang sangat baik untuk musim F1 pertamanya. Tentu saja, itu selalu berisiko karena pembalap yang sukses di kategori junior belum tentu sukses di Formula 1.

“Tetapi selama percakapan yang saya lakukan dengannya, saya yakin bahwa dia berada di depan waktunya. Baik secara fisik maupun mental dia cukup kuat untuk F1. Kami tidak pernah meragukan keputusan kami.

“Max memiliki rekan setim yang lebih berpengalaman di Toro Rosso dengan Carlos Sainz. Dia banyak berpengalaman di ajang junior, tetapi Max langsung memulai pada level yang sama.”

Progres yang dicapai Verstappen di F1 terbilang cepat. Marko lalu menyebut, pembalap Belanda itu merupakan sosok yang sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun awalnya bersama Toro Rosso dan Red Bull.

“Dia sudah dewasa,” ucapnya.

“Perbedaannya adalah, misalnya, jika kami memiliki masalah dalam latihan bebas tahun ini (2021), dia tetap tenang.

“Pada tahun-tahun sebelumnya, dia akan meledak atau mengoceh di garasi. Sekarang dia tahu, bahwa dia tidak dapat mengubahnya dan para engineer juga tidak dapat mengubahnya. Jadi, dia jauh lebih berkonsentrasi pada sesi atau kesempatan berikutnya.

“Ketidaksabaran yang dia miliki sebelumnya juga terlihat dalam balapan dari waktu ke waktu. Misalnya, ketika mobil yang di-overlap tidak menyingkir. Dia telah belajar dari waktu ke waktu.”