Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Klub Catur F1, Animo Duo Ferrari Paling Tinggi

Ibarat sebuah sekolah, Formula 1 punya ekstrakurikuler bagi para pembalap. Catur merupakan salah satu olahraga yang sedang diminati, setelah golf dan padel.

Carlos Sainz Jr., Charles Leclerc play chess

Foto oleh: Ferrari

The Queen’s Gambit, miniseri yang mengisahkan pecatur wanita sukses, sangat digandrungi. Serial Netflix tersebut bahkan meningkatkan ketertarikan publik terhadap catur.

Penjualan papan catur meningkat pesat dan akses ke laman seputar catur melesat sampai tujuh kali lipat.

Beberapa pilot Formula 1 pun ikut terkena demam itu. Duo Ferrari, Charles Leclerc dan Carlos Sainz, yang paling serius.

Di tengah perjuangan berat mengangkat Ferrari ke peringkat ketiga klasemen konstruktor, mereka melepas jenuh dengan bermain catur. Leclerc dan Sainz juga kerap melakukan kegiatan lain yang sifatnya kompetitif.

“Saya selalu tertarik pada itu, saya selalu suka catur sebagai anak-anak,” ujar pembalap Monako itu terhadap Motorsport.com.

“Saya kira selama hari-hari media di awal tahun, kami tak tahu mau melakukan apa. Saya lalu memainkan catur dan dia melihat saya, lalu berkata, ‘OK, saya mengunduh ini.’

Baca Juga:

“Kami sangat tergila-gila dengan itu pada bagian pertama tahun ini. Kami bermain melawan satu sama lain dan kami tidak pernah berhenti.”

Obsesi baru pembalap Spanyol diketahui mantan rekannya di McLaren, Lando Norris. “Dia sangat menyukai main catur bersama Charles. Saya pikir, saya bisa mengalahkannya pada permainan pertama, lalu saya berhenti!

“Saya mungkin salah, dia bisa saja mengatakan kepada Anda bahwa saya bohong….Dia bisa bertanding selama berjam-jam, mereka berdua. Saya tak tahu kalau dia memainkan catur sebelumnya.”

Selama penerbangan, sebelum dan sesudah balapan, jeda antara sesi latihan, bahkan saat menunggu hujan reda di Grand Prix Belgia lalu, dua pilot Ferrari itu menjelma jadi antisosial.

Leclerc dan Sainz duduk di sudut, lengket dengan ponsel untuk berduel satu sama lain menggunakap aplikasi.

 

 

Dalam video Autosport awal tahun ini, mereka berdebat tentang siapa yang lebih jago main catur dan sering menang.

“Hari ini, kami bermain di pesawat dan itu berakhir 2-2. Dan Anda tidak mau memainkan putaran terakhir. Jika dilakukan…pasti saya yang unggu,” kata Sainz kepada rekan setimnya.

Tanpa pikir panjang, Leclerc langsung menjawab, “Tidak, tidak. Ingat di Spa?” Sainz berkelit, dia kalah karena terlalu fokus pada balapan.

“Dia asngat bagus dalam catur di malam hari, jadi kapan pun ketika pulang dari balapan, mulai jam 21.00 seterusnya, dia sangat bagus,” Leclerc melanjutkan. “Tapi pada pagi hari sampai sore, saya jauh lebih baik.”

 

Sebenarnya, bukan cuma Leclerc dan Sainz yang terlibat terpikat dengan catur tahun ini. Pembalap Haas, Mick Schumacher, memainkannya ketika waktu bebas.

Bedanya, putra legenda F1, Michael Schumacher, lebih suka permainan nyata daripada virtual. Papan catur selalu dibawanya ke mana pun.

Bahkan di paddock, dia punya mitra tanding tetap. Bukan rekan setimnya, Nikita Mazepin, melainkan Kai Schnapka, fisioterapis yang pernah menangani Michael dan lanjut bekerja dengan Mick di kategori junior. Pemuda 22 tahun tersebut pernah bertarung dengan Timo Glock.

Awal mula ketertarikan pada olahraga asah otak itu terjadi secara tidak sengaja.

“Kami punya papan catur di rumah. Kami selalu bermain di sini dan sana, tapi tidak pernah secara serius,” Schumacher mengungkapkan kepada Motorsport.com.

“Kami dulu sangat tergila-gila pada backgammon, Kai dan saya. Kemudian, kami berhenti. Kami melupakan papan backgammon, dan satu-satunya yang kami miliki papan catur, jadi kami mulai memainkannya!

“Kemudian suatu waktu, kami menggabungkan catur dan backgammon. Sekarang, pada dasarnya, kami main catur. Itu menyenangkan, saya mengalahkannya terus!”

Mick Schumacher, Haas F1 Team

Mick Schumacher, Haas F1 Team

Photo by: Haas F1 Team

Schumacher sadar kalau kemampuannya meroket sepanjang tahun ini berkat sering latihan dan bertanding.

“Pada awal musim, saya sering kalah di antara mereka. Kemudian, untuk alasan tertentu, saya mengerti permainan lebih baik dan mulai sebagian besar dari mereka,” ucapnya.

Permainan catur membuat Schumacher rileks dan mengalami perbaikan dari sisi mental.

Dalam wawancara dengan GP Racing, ia menuturkan, “Saya merasa permainan seperti ini mengembalikan fokus, karena Anda selalu harus mengubah dengan pikiran. Pada akhir pekan, saya selalu ingin siap secara mentalitas terhadap setiap tantangan yang datang.”

Musim depan, dengan adanya 23 balapan, mungkin saja ada tambahan anggota baru di tim catur F1.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bernie Ecclestone: Seharusnya Mercedes Hentikan Mobil Bottas
Artikel berikutnya Hierarki Pembalap Ferrari pada F1 2022 Ditentukan di Trek

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia